Fiksasi mengacu pada keadaan di mana seorang individu enggan untuk maju melampaui tahap tertentu dan sering terobsesi dengan keterikatan seksual.
Pengembangan kepribadian mengacu pada peningkatan kepribadian seseorang agar dia bisa berbeda dari yang lain dan membuat ciri khas sendiri. Seorang individu dengan kepribadian yang menyenangkan dihormati dan dihargai oleh semua orang.
Teori Psikoanalitik Freud tentang Pengembangan Kepribadian
Menurut teori psikoanalitik Freud tentang pengembangan kepribadian, ada dua faktor dasar yang mendorong seseorang dan membantu membentuk kepribadiannya. Dua pendorong dasar ini adalah cinta dan agresi yang memiliki dampak langsung pada apa yang dilakukan dan dipikirkan seseorang. Menurut Freud, cinta dan agresi memiliki kendali langsung pada pikiran kita.
Freud menyebut Cinta dan Agresi masing-masing sebagai "Eros" dan "Thanatos".
"Eros" mengacu pada cinta yang intim dan penuh gairah antara dua pasangan. Ini sering didefinisikan sebagai semacam kegilaan yang dialami oleh pasangannya.
"Thanatos" adalah sosok dalam mitologi Yunani, meskipun ia tidak pernah benar-benar ada sebagai pribadi. Thanatos melambangkan kematian.
Freud percaya bahwa Eros mewakili naluri individu untuk bertahan hidup. Eros mengacu pada tekad individu untuk hidup, di mana seks adalah kekuatan pendorong utama.
Thanatos di sisi lain mewakili agresi yang pada akhirnya mengarah pada kematian.
Struktur Kepribadian
Menurut Freud, pikiran seseorang memiliki keinginan tetap terhadap aktivitas seksual, yang sering disebut sebagai libido. Tidak ada dua orang yang memiliki keinginan yang sama untuk aktivitas seksual dan hal yang sama akan bervariasi sesuai situasi dan keadaan individu.
Kepribadian orang dewasa umumnya memiliki tiga faktor penentu: Id, Ego dan Super Ego
Hasil dari kombinasi dari ketiga faktor penentu membentuk kepribadian orang dewasa. Freud percaya bahwa kepribadian seseorang memiliki tiga bagian dan karenanya sering disebut sebagai kepribadian tripartit.
1. Id
2. Ego
3. Superego
Id - mengacu pada kebutuhan dan tuntutan irasional, sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan situasi. Freud percaya bahwa Individu mencari kesenangan segera untuk memenuhi kebutuhan biologis dan fisiologis mereka tanpa mempertimbangkan kenyataan. Id memberikan kesenangan langsung kepada individu dan seringkali tidak rasional.
Ego - Ego berkembang ketika individu mulai berinteraksi dengan orang-orang di sekitar. Ego membantu dalam pemenuhan id, dengan mempertimbangkan realitas situasi.
Super Ego - Super ego seringkali merupakan tahap ketiga yang mencakup batasan moral yang dikenakan pada seseorang oleh orang tua atau keluarganya.
Mekanisme Pertahanan
Menurut teori Freud, represi adalah salah satu mekanisme pertahanan paling kuat yang mendorong impuls irasional ke pikiran bawah sadar. Mekanisme pertahanan memainkan peran penting dalam mendorong pemikiran yang tidak realistis keluar dari kesadaran. Pikiran stres yang mengancam kelangsungan hidup seseorang harus didorong ke pikiran bawah sadar untuk mengurangi kecemasan melalui represi.
Tahapan Psikoseksual
Freud percaya bahwa satu organ atau bagian tubuh lebih sensitif terhadap rangsangan seksual pada tahap tertentu dalam siklus perkembangan lengkap anak. Organ-organ ini sering disebut sebagai zona erogen termasuk mulut, daerah genital dan anus. Hasrat seksual seseorang bergantung pada zona sensitif seksual untuk usia tertentu.
Kadang-kadang seorang anak mendapati dirinya terlalu asyik dalam kesenangan seksual pada usia tertentu dan enggan tumbuh melampaui tahap itu. Frustrasi muncul ketika kebutuhan seksual tidak terpenuhi. Terlalu banyak makan dan frustrasi kadang menyebabkan fiksasi. Fiksasi mengacu pada keadaan di mana seorang individu enggan untuk maju melampaui tahap tertentu dan sering terobsesi dengan keterikatan seksual.
***
Solo, Rabu, 5 Februari 2020. 11:16 am
'salam sukses penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews