Aturan ini konyol dan ngaco. Yang namanya Kebun Binatang itu yang menikmati ingin tahu jenis-jenis atau nama-nama hewan adalah anak-anak yang usianya dibawah 12 tahun.
Vaksin covid sekarang menjadi syarat wajib dengan aplikasi PeduliLindungi. Instansi perkantoran, mall, tempat wisata dll mewajibkan orang menunjukkan sudah divaksin dengan aplikasi PeduliLindungi.
Mungkin niat pemerintah baik. Supaya masyarakat mau divaksin dan bisa untuk mencengah atau mengendalikan penyebaran covid.
Namun harusnya syarat itu tidak perlu wajib atau dipaksakan. Kecuali 80% masyarakat sudah divaksin ke-dua di seluruh Indonesia. Sedangkan distribusi vaksin di pulau Jawa dan luar Jawa saja sangat timpang. Dan minat masyarakat untuk divaksin sangat tinggi.
Baru-baru ini Kebun Binatang atau Gembira Loka Zoo Jogjakarta menolak ratusan pengunjung yang ingin berlibur bersama keluarga.
Pihak Gembira Loka Zoo tidak membolehkan anak-anak dibawah 12 tahun masuk untuk menikmati di Kebun Binatang tersebut. Dan ini sebagai syarat atau aturan di Gembira Loka Zoo.
Aturan ini konyol dan ngaco. Yang namanya Kebun Binatang itu yang menikmati ingin tahu jenis-jenis atau nama-nama hewan adalah anak-anak yang usianya dibawah 12 tahun. Dan biasanya acara keluarga atau orang tua dengan anak-anak.
Lha kalau anak-anak dibawah 12 tahun dilarang masuk dan hanya usia remaja atau dewasa, terus mau ngapain masuk Kebun Binatang? Mau pacaran di Kebon Binatang?
Hampir jarang bandot tua atau remaja masuk Kebun Binatang sekedar ingin tahu jenis-jenis binatang atau hewan. Tujuan anak-anak ke Kebun Binatang selain rekreasi juga sebagai edukasi.
Aturan di atas ternyata bukan hanya di Gembira Loka Zoo saja. Tempat lain juga hampir sama, seperti Jatim Park.
"ono-ono wae". Waspada wajib, tetapi ketakutan yang berlebihan juga tidak baik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews