Beribadah Butuh Ilmu

Betapa banyak pekerjaan sia sia yang dilakukan manusia terus menerus secara rutin, karena hidupnya misorientasi, terbawa arus, terombang ambing. Lupa hitung hitungan.

Jumat, 27 Desember 2019 | 07:08 WIB
0
354
Beribadah Butuh Ilmu
Ilustrasi masjid (Foto: Facebook/Teungku Z. Usman)

Cara yang paling sederhana dalam menghargai hidup adalah dengan mengisi kehidupan dengan banyak kebaikan.

Bahwa hidup ini tidak sekedar hidup dengan siapa, di mana, bergaul dengan siapa dan berada di lingkungan mana.

Akan lebih baik kalau pilihan hidup kita adalah pilihan untuk bermanfaat bagi manusia, dimana saja.

Lebih dari itu juga, kalau kita bisa bermanfaat lebih luas kenapa harus beramal sempit, kalau bisa mempengaruhi banyak kepala kenapa harus kamu layani satu dua manusia keras kepala, kalau kaki kita bisa menyentuh langit kenapa puas terus menginjak bumi?

Kalau kita memikirkan hanya sebuah ormas, kita mungkin akan lelah, kalau kita memikirkan sebuah partai, mungkin kita akan capek. Tapi kalau kita memikirkan nilai, nasib generasi terutama nasib rakyat, hidup kita akan lebih bermakna.

Kalau kita membela tokoh, maka tokoh akan mati, kalau yang kita perjuangkan adalah oknum, maka oknum itu fana, usia nya terbatas. Tapi kalau kita beramal atas nama nilai, maka nilai itu akan kekal.

Itulah mengapa untuk beribadah butuh ilmu, untuk beramal butuh ilmu, untuk bergaul butuh ilmu, dan untuk semua hal kita butuh ilmu. Biar kita tidak salah orientasi.

Kalau kita lambat dalam membaca zaman, zaman akan memotong kita, kalau kita lambat dalam membaca waktu, waktu akan menyalip kita. Ini era serba cepat.

Betapa banyak pekerjaan sia sia yang dilakukan manusia terus menerus secara rutin, karena hidupnya misorientasi, terbawa arus, terombang ambing. Lupa hitung hitungan.

Lupa hitung bilangan umur, lupa hitung amal, lupa jalan, lupa bilangan langkah yang sudah dia langkah dst dst.

Akhirnya saat usia senja, atau semakin senja, baru sadar belum punya bekal apa apa, dunia terlebih akhirat.

Inilah rahasianya Allah menyebut usia 40 tahun sebagai peringatan, inilah hikmah Rasul memberitahu umatnya bahwa usia rata rata umatnya hanya kisaran 60-70thn. Hanya yang cerdas yang ngeh.

Maka hargailah hidupmu setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, dst dst. Agar semua itu bisa berguna bagi manusia, berguna untuk dunia akhirat. Berguna lebih luas.

Al Quran sangat jelas mengatakan, bahwa kita dilarang ikut ikutan sesuatu yang kita tidak punya ilmu disana. Karena setiap detik di dunia ini akan ada pertanggungjawabannya kelak dihadapannya.

Jumuah Mubarokah. Al Kahfi Time.

***