Yang Perlu Kamu Ketahui tentang Seksualitas

Seks bukan untuk dijual, dikomersialkan. Seks sebenarnya adalah rahasia pribadi suami isteri dan hanya diijinkan setelah orang menikah dengan sah atas dasar cinta kasih yang suci.

Selasa, 16 Juli 2019 | 09:59 WIB
2
518
Yang Perlu Kamu Ketahui tentang Seksualitas
ilustr: pustakadigitalkristiani.blogspot.com

Dalam hal seksualitas kamu mungkin tidak banyak menerima pengetahuan dari orang tua kamu. Hal ini terjadi karena dua kemungkinan: kamu yang malu menanyakan atau orang tua kamu yang segan memberitahu. Kemudian karena desakan keingintahuan kamu dan gairah masa muda kamu, kamu mencari tahu pada orang yang sebaya, teman-teman kamu.

Mereka juga sedang mengalami hal yang sama dengan apa yang kamu alami.  Kalau begitu sama saja “orang buta menuntun orang buta”, ya akhirnya nanti sama-sama jatuh. Informasinya pasti hanya setengah-setengah, tidak seimbang (hanya melihat segi syuuuurnya saja), dan mungkin sekali menyimpang.

Masalah seksualitas adalah masalah yang sangat kompleks (rumit, saling berjalinan) dan menyangkut banyak hal. Para pakar membahasnya sampai menghasilkan buku-buku yang tebal. Belum lagi bahasanya para ahli sering njlimet, memakai istilah-istilah asing yang aneh-aneh. Sebaiknya sekarang kita melihat masalah-masalah yang langsung berkaitan dengan kamu saja, yang masih seger-segernya tumbuh menjadi matang dan dewasa itu. Kita berpegang pada prinsipnya dan selanjutnya terserah kamu.

Pertama, masalah ini peka sekali bagi kamu-kamu. Jujur saja, kalau kamu mendengar kata “seks”, pasti telinga kamu langsung terangkat, mata terbuka lebar, lalu deg-degan, ingin dengar lebih lanjut, ingin dapat info banyak-banyak.  Itu hal yang wajar terjadi.

Kamu dalam masa muda kamu ini sedang dalam keadaan greng, karena hormon-hormon seksualmu (yang khususnya berada di otak, testis untuk cowok dan indung telur untuk cewek) sedang giat bekerja untuk mematangkan kamu. Lalu kamu mulai tergetar kalau melihat Eugenia yang manis atau Antonio yang macho. Deg-degan kalau melihat lawan jenis, kelewat “peka” akan kehadiran mereka.

Seperti semut yang membaui gula-gula. Dampak lain dari bekerjanya hormon-hormonmu itu adalah kamu mengalami mens untuk cewek dan mimpi basah untuk cowok. Organ-organ seksualmu jadi dewasa dan matang. Lalu yang sering merepotkanmu adalah gairah seksualmu berkobar-kobar, mendesak untuk disalurkan.

Kemudian karena terdesak, ada diantara kamu yang menyalurkannya dengan cara yang sebenarnya tidak boleh, yakni masturbasi atau onani. Tetapi sekali lagi prinsipnya sebenarnya tidak boleh dan tidak perlu bagi kamu.

Nah, ini semua harus kamu sadari sebaik-baiknya. Sadar bahwa “aku sedang dilanda gairah” akan membantu kamu untuk mengendalikan hasrat seksualmu itu dan menyalurkannya ke hal-hal yang positif dan membangun, misalnya: olah raga, teater, musik, melukis, menari, otomotif dan sebagainya. Sadar bahwa kamu sedang dilanda gairah akan membuatmu tenang.

Artinya, tanpa perasaan bingung, gelisah, risih, jijik, dan dosa kamu dapat berkata: “Thanks God, aku normal, aku tumbuh dengan sehat. Bantu aku untuk mengendalikan hasratku ini”. Dan kamu dapat menanggapi keadaan kamu itu dengan positif. Pikiran yang negatif malah mempermudah gairahmu membara panas.

Kedua, seksualitas itu bukan melulu seks. Seks artinya alat kelamin. Melulu seks hanya dimiliki oleh para penghuni hutan, animals. Mereka berseks karena terdorong oleh naluri, misalnya: bau-bauan tertentu yang dikeluarkan oleh yang betina. Yang dimiliki manusia adalah seksualitas. Artinya, segala sesuatu yang menyangkut kepriaan (kebapakan, sikap melindungi, sikap memberi, gentleman) atau kewanitaan (keibuan, sikap memelihara, sikap menerima, sikap memperhatikan pernik-pernik), termasuk di dalamnya juga peran alat kelamin dengan dasar cinta suci.

Nah, kamu-kamu pasti seringkali menyamakan begitu saja antara seks dan seksualitas yang sebenarnya tidak sama persis. Sekali lagi, yang dimiliki manusia itu seksualitas, bukan melulu seks. Atau bahasa agak kasarnya: manusia itu tidak sama dengan hewan. Human being is human being. Akibat yang mengerikan karena kurang pahamnya kamu tentang masalah seksualitas ini adalah banyaknya kaum remaja yang sudah hamil ketika masih di bangku sekolah menengah dan di luar pernikahan.

Ketiga, seksualitas manusia itu sifatnya pribadi. Artinya, seksualitas itu digunakan untuk menghargai pribadi si Eugenia atau si Antonio dalam ungkapan komunikasi cinta yang mendalam dan ada lembaga yang melindungi sifat pribadi seksualitas itu yakni perkawinan yang sah. Singkatnya begini: seks itu bukan barang tontonan macam di film-film biru.

Seks bukan untuk dijual, dikomersialkan. Seks sebenarnya adalah rahasia pribadi suami isteri dan hanya diijinkan setelah orang menikah dengan sah atas dasar cinta kasih yang suci. Jadi tidak ada istilah coba-coba. Selanjutnya seks yang free sangat mungkin menjadi akar dari berbagai masalah sosial dan sumber kisruhnya masyarakat.

Kaum muda, hayatilah seksualitas kamu dengan sehat. Carilah pengetahuan yang cukup dan bermutu dari orang yang bermutu pula. Sekali lagi, jangan pernah coba-coba, sekali mencoba akibatnya terasa seumur hidup. Beberapa detik kenikmatan akan menyengat seumur hidup kamu.

Inilah prinsip-prinsip yang bisa kamu pegang. Nuansanya masih banyak, tetapi sementara mungkin tulisan singkat ini cukup. Tetap taqwa kepada Tuhan juga merupakan kunci sukses menghayati seksualitasmu secara sehat. Jalanilah masa mudamu dengan suci murni dan jadilah dewasa dengan penuh kebahagiaan. Semoga.

***
Solo, Selasa, 16 Juli 2019. 9:40 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko