PPKM, Disiplin Prokes dan Vaksinasi Efektif Turunkan Kasus Covid-19

Memperketat protokol kesehatan adalah harga mati demi mewujudkan herd immunity, di sisi lain vaksinasi juga harus tetap digenjot demi mengakhiri pandemi Covid-19.

Kamis, 2 September 2021 | 00:03 WIB
0
81
PPKM, Disiplin Prokes dan Vaksinasi Efektif Turunkan Kasus Covid-19
Solidaritas pandemi (Foto: tempo.co)

Tren penurunan kasus aktif Covid-19 terus terjadi pasca diberlakukannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun demikian, masyarakat diminta untuk selalu taat Prokes dan mengikuti vaksinasi agar kasus ledakan Covid-19 tidak kembali terulang.

Presiden RI Ir. Joko Widodo bersyukur atas membaiknya kondisi kesehatan masyarakat di Tanah Air dalam beberapa hari terakhir.

Perbaikan situasi tercermin dari angka kasus harian dan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang terus melandai.
Pemerintah mencatat, pada hari Rabu tanggal 25 Agustus 2021, tambahan kasus harian sebesar 18.671. Angka tersebut sudah turun drastis dari puncak krisis pada 15 Juli silam yang mencapai angka 56 ribu kasus.

BOR nasional per hari ini juga mencatat hanya sebesar 29%. Padahal, pada pertengahan Juli, tingkat keterisian tempat tidur mencapai lebih dari 80% angka tersebut diperparah dengan kelangkaan oksigen dalam tabung. Hasil baik tersebut bisa terwujud karena pemerintah dalam menerapkan kebijakan, selalu bersandar pada data dan fakta yang ada di lapangan serta masukan-masukan dari pada ahli di bidang kesehatan.

Dalam momen pembukaan Sarasehan Ekonom Indonesia, Jokowi mengatakan bahwa tim epidemiolog telah menyampaikan bahwa kita harus hati-hati. Jika tidak segera ditangani ini bisa naik sampai 80.000, kemudian naik menjadi 160.000, bahkan sampai di atas 400.000. Tapi alhamdulollah, perkembangan kasus sudah semakin membaik, sudah terjadi penurunan.

Kendati telah mengalami penurunan, Jokowi juga meminta kepada seluruh elemen bangsa untuk tetap waspada. Para mengeri juga harus berhati-hati dalam memutuskan setiap kebijakan. Jokowi juga mengajak kepada semua pihak untuk terus bekerja secara extraordinary sebelum krisis multidimensi yang dihadapi saat ini berakhir.

Sementara itu, beberapa wilayah di Indonesia masih mencatat tingginya tambahan kasus positif. Seperti di wilayah Jawa Timur, terdapat tambahan sampai 1.310 kasus menjadi 372.392 kasus. Kemudian Jawa Barat 1.192 kasus menjadi 669.102 kasus.

Selanjutnya adalah Sumatera Utara yang bertambah 1.002 menjadi 89.068 kasus, Jawa Tengah 822 kasus menjadi 462.179 kasus dan terakhir DKI Jakarta bertambah 702 kasus menjadi 845.931 kasus.

Adapun secara total, konfirrmasi kasus positif di seluruh Indonesia telah mencapai 3.979.456 kasus. Kasus aktif turun 12.898 kasus menjadi 306.760 kasus. Ada 148.410 spesimen dengan suspek sebanyak 262.664 orang.

Tercatat kesembuhan sebanyak 3.546.324 orang atau bertambah 24.276 dalam sehari. Sayangnya, kasus meninggal juga bertambah, ada 1.030 orang menjadi 126.372 kasus.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan bahwa penularan virus corona semakin menurun. Perkembangan yang membaik bisa dilihat dari tingkat keterisian tempat tidur atau BOR yang terus menurun.

Di Jakarta, BOR untuk tempat isolasi pasien covid-19 kini terisi 22 persen. Sebanyak 140 Rumah Sakit yang merawat pasien Covid-19 menyediakan 8.745 tempat tidur dan terisi 1.896 tempat tidur. Dari 1.468 tempat tidur ruang Intensive care Unit (ICU) di Jakarta, kini terisi 586 tempat tidur atau 40% dari kapasitas tempat tidur rumah sakit.

Ia juga mengatakan, pasien yang tengah mendapatkan perawatan tidak seluruhnya warga Jakarta. Ada 24-30 warga dari luar Jakarta yang dirawat di Ibu kota. Pada kesempatan berbeda, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, bahwa saat ini hanya ada satu wilayah rt di Jakarta masih berstatus zona merah penularan Covid-19.

Di samping itu, pemerintah melalui berbagai kebijakan terus dilakukan seperti penerapan PPKM, optimalisasi posko dan pengaturan pelaku perjalanan untuk mencegah penularan di tengah-tengah masyarakat. Serta mencegah importasi kasus yang dapat memperburuk kondisi Covid-19 di Indonesia.

Protokol Kesehatan (prokes) adalah elemen yang sangat penting selama masih ada pandemi Covid-19. Prokes tetap jalan terus meski program vaksinasi sudah berjalan seperti saat ini. Sudah lebih dari satu tahun masyarakat menjalankan prokes selama pandemi. Harapannya, masyarakat sudah lebih memahami pentingnya prokes sebagai cara agar tidak menambah kasus Covid-19.

Kewaspadaan mutlak diperlukan, karena meski telah mendapatkan vaksin, Indonesia masih jauh dari target herd immunity, sehingga protokol kesehatan harus tetap ditegakkan demi keamanan diri dan keamanan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Memperketat protokol kesehatan adalah harga mati demi mewujudkan herd immunity, di sisi lain vaksinasi juga harus tetap digenjot demi mengakhiri pandemi Covid-19. (Jimi Aditya)

***