Era adaptasi baru yang dimulai sejak pasca lebaran membuat kita harus optimis dalam menata masa depan. Pandemi covid-19 memang belum usai, namun bukan berarti kita bersikap skeptis dan malah takut akan terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Justru dalam keadaan ini kita dituntut untuk beradaptasi dan lebih produktif lagi, agar makin sukses.
Bayang-bayang ketakutan akan pandemi covid-19 yang entah kapan berakhir kadang membuat orang jadi galau dan lelah karena keadaan ekonominya sedang anjlok. Memang di masa pandemi, ada banyak karyawan yang dirumahkan. Begitu juga dengan pebisnis yang jualannya jadi sepi. Semua orang sedang berhemat karena memprioritaskan untuk beli sembako.
Namun keadaan ini jangan dibuat alasan untuk murung dan pesimis akan keadaan tahun depan. Ketika terdesak ekonomi, maka kita justru bisa berpikir kreatif dan optimis dalam menghadapi pandemi covid-19. Karena kondisi ini tidak selamanya terjadi, suatu saat pandemi akan berakhir. Jadi kita perlu meningkatkan produktivitas dan semangat dalam berkarya.
Sesuai dengan namanya yakni era adaptasi kebiasaan baru, kita tidak hanya beradaptasi dalam menjaga kesehatan dengan rajin cuci tangan dan pakai masker. Adaptasi juga bisa dilakukan dalam dunia bisnis. Ketika jualan sepi, maka coba untuk ganti barang dagangan dengan menjual masker, hand sanitizer, atau barang lain yang banyak dibutuhkan orang.
Begitu juga dengan usaha konveksi. Saat ini anak sekolah untuk sementara belajar di rumah, sehingga orderan seragam menurun. Hal ini bisa diakali dengan ganti memproduksi baju hazmat (APD) karena sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Bisnis tetap jalan dan sekaligus menolong nakes. Pengusaha yang produktif akan merasa bahagia.
Optimisme juga perlu dilakukan saat jualan masih sepi. Jangan malah marah dan menyalahkan corona. Namun pelajari teknik lain dalam marketing, misalnya dengan merambah digital marketing. Anda bisa jualan di marketplace, media sosial, atau via status WA. Perasaan optimis dan semangat mempelajari hal baru akan membuat jualan jadi menyenangkan.
Efeknya, Anda jadi ramah dalam menghadapi pembeli dan jualan jadi laris manis. Siapa bilang bahwa corona membuat kita merana? Yang penting tahu cara menghadapinya dan tetap optimis dan kreatif dalam berusaha. Serta berdoa agar pandemi ini cepat selesai.
Begitu juga dengan karyawan. Banyak yang rela gajinya dipotong, bahkan sampai 50%, karena kondisi perusahaan sedang oleng. Seorang pegawai bisa tetap optimis dalam mencari uang tambahan, dengan berjualan apa saja ketika pulang kerja, yang penting halal. Kalau tidak punya modal, bisa jadi reseller produk yang biasanya tidak ada syarat membayar.
Jika tak ingin berjualan barang, maka seorang pegawai juga bisa menawarkan jasa. Misalnya Anda punya skill membetulkan barang elektronik, maka tawarkan jasa servis ke teman-teman. Anda juga bisa menawarkan jasa pengetikan, penerjemahan, atau yang lain. Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Semua dijalani dengan ikhlas, tawakkal, dan optimis.
Kita sebenarnya masih beruntung karena kondisi saat pandemi tidak separah saat krisis ekonomi 1998 lampau. Kalaupun pendapatan menurun, tapi sembako masih tersedia di pasaran. Bandingkan dengan dulu, ketika beras dan minyak sempat langka dan hanya bisa didapatkan saat ada operasi pasar dari pemerintah. Jadi, tetaplah sabar dalam menghadapi pandemi.
Keadaan saat pandemi covid-19 memang membuat kondisi finansial menurun. Namun kita harus tetap optimis bahwa situasi ini akan berakhir. Tetaplah bekerja keras dan terus produktif dalam berkarya. Kita bisa kreatif dan mencari banyak cara lain dalam mencari uang. Semoga pandemi segera berakhir dan keadaan ekonomi Indonesia kembali stabil.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews