Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pendidikan Krisatani terus berkembang seiring dengan perkembangan dan kreativitas serta inovatif dalam lini pengembangan pendidikan.

Senin, 26 Juli 2021 | 06:59 WIB
0
330
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pemeluk Kristen (Foto: alif.id)

Pendahuluan

Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di Tengah Pandemi Covid-19. Dunia pendidikan mengalami dampak positif dan dampak buruk, antara percaya dan tidak, tetapi itulah realita dan dinamika kelompok pendidikan di tengah resesi ekonomi, politik, dan wabah virus pandemi covid-19 belum berakhir.

Anak-anak harus tetap belajar dari rumah, dengan aplikasi zoom dan WhatsApp grup untuk meningkatkan skill anak-anak dengan ragam bahan ajar dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran mengajar.

A. Hakekat Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Pendidikan Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermanfaat, bermakna da memiliki nilai-nilai subtansial, damai, dan bermartabat. Menyadari pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan manusia terbagi menjadi tiga, yaitu

Pendidikan yang di tempuh melalui pendidikan 1. (Keluarga). 2. (Sekolah). 3. ( Masyarakat/Organisasi).

Pendidikan Agama yang dimaksud adalah untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, Budi pekerti, moral sebagai wujud dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual, pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan yang multikultural, serta pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut dalam kehidupan individu maupun kolektif masyarakat. Peningkatan potensi spritual tersebut bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabat sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Penerapan standar kompetensi dan kompetensi dasar dasar di bidang pendidikan Agama Kristen, sangat tepat dalam rangka mewujudkan model Pendidikan Agama Kristen yang bertujuan untuk mencapai tranformasi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar memberikan ruang yang sama kepada setiap peserta didik dengan keunikan yang berbeda untuk mengembangkan pemahaman iman kristiani sesuai dengan pemahaman, tingkat kemampuan serta daya kreativitas dan inovatif masing-masing.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pendidikan Agama Kristen bukanlah "standar moral" Kristen yang ditetapkan untuk meningkatkan peserta didik, melainkan pendampingan dan bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan perjumpaan dengan Tuhan Allah untuk mengekpresikan hasil perjumpaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar memahami, mengenal dan bergaul dengan Tuhan Allah secara akrab karena sesungguhnya Tuhan Allah itu ada dan berkarya dalam kehidupan anak-anak. Dia adalah sahabat dalam kehidupan mereka.

Hakikat pendidikan agama Kristen seperti yang tercantum dalam hasil karya pada strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia pada tahun 1999 adalah: usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinyu dalam rangka pengembangan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat membantu, memahami dan menghayati kasih sayang Tuhan Allah dalam yang dinyatakan kedalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidup lainnya sebagai manusia yang "homogene" homogene terdiri dari jenis, sifat, watak, dengan demikian setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas.

Pada dasarnya proses Pendidikan Agama Kristen yang dimaksud untuk menyampaikan kabar baik/ kabar kemenangan dalam terjemahan bahasa Yunani "euangelion" yang disajikan dalam dua aspek, aspek Allah Tritunggal (Allah Bapak, Allah Anak, Allah Roh Kudus dan Karya-Nya adalah satu. Aspek Nilai-Nilai Kristiani secara holistik dengan pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada dogma Allah Tritunggal dan Karya-Nya. Pemahaman terhadap Allah Tritunggal dan Karya-Nya harus memberikan dampak nilai-nilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta didik.

Berdasarkan pemahaman tersebut maka rumusan Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen di sekolah dibatasi hanya pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan peserta didik terutama dalam pengamalan Pancasila serta nilai-nilai Iman Kristiani. Dogma yang lebih spesifik dan mendalam yang diajarkan dalam gereja dan organisasi keagamaan lain.

Fokus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berpusat pada kehidupan manusia "life centered" artinya, pembahasan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar didasarkan pada kehidupan manusia, dan iman Kristiani berfungsi sebagai cahaya yang menerangi setiap sudut kehidupan manusia. Pembahasan materi pelajaran sebagai wahana untuk mencapai kompetensi, dimulai dari lingkup individu, keluarga dan kelompok sebagai wujud dari ciptaan Allah.

B. Tujuan dan Fungsi

1. Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen tingkat dasar dan menengah atas bertujuan:

a. Memperkenalkan Allah Bapak, Anak dan Roh Kudus serta karya-karya-Nya agar peserta didik bertumbuh iman dan kepercayaan menjadi contoh dan teladan dalam kehidupannya.

b. Menanamkan pemahaman tentang Allah dan Karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayati makna ajaran Kristen.

c. Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati pengamalan Pancasila dan nilai-nilai Agama yang multikultural sehingga bertanggung jawab mempertahankan iman, berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik.

2. Fungsi

a. Mampukan peserta didik memahami kasih sayang dan karya Allah dalam kehidupan sehari-hari.

b. Membantu peserta didik mentransmisikan nilai-nilai krisatani dalam kehidupan sehari-hari.

C. Ruang Lingkup 

Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 

1. Allah Tritunggal (Allah Bapak, Allah Anak dan Roh Kudus dan karya keselamatan dengan pengorbanan.

2. Nilai-nilai Kristiani.

Karena jenjang pendidikan dasar-menengah atas merupakan jenjang pendidikan awal dan terakhir dalam pendidikan dasar dan menengah serta persiapan memasuki perguruan tinggi, maka sebagai klimaks dari standar kompetensi lulusan di jenjang SD-SMA, peserta didik dibimbing untuk mampu memberitakan kabar baik dan menjadi pembawa damai sejahtera dalam kehidupan pribadi, keluarga, gereja, organisasi, masyarakat dan bangsa

D. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar meliputi:

A. Standar Kompetensi

Nilai Nilai Kristiani

1. Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan menunjukkan bahwa balita-remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan indentitas.

2. Merespon nilai-nilai Kristiani yang diperhadapkan dengan modal dan gaya hidup modern serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjelaskan cara mewujudkan dalam kehidupan sehari.

3. Bertanggung jawab sebagai seorang Kristiani dalam perannya sebagai warga gereja dalam mewujudkan nilai-nilai demokrasi dan HAM, khususnya dalam tindakan sebagai pembawa kabar damai sejahtera.

4. Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan mewujudkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi yang tidak kehilangan identitas.

B. Kompetensi Dasar

1. 1 Mengalami proses pertumbuhan sebagai pribadi yang dewasa dan memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek.

1. 2 Mengidentifikasi berbagai pergumulan dalam keluarga dalam kaitannya dengan pengaruh modernisasi.

2. 1 Mengidentifikasikan dan mewujudkan nilai-nilai Kristiani.

2. 2 Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan sosial.

3. 1 Mewujudkan nilai-nilai Kristiani di dalam menghadapi gaya hidup modern

3. 2 Memahami dan bersikap kritis terhadap perkembangan budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. 1 Mengidentifikasikan berbagai pergumulan dalam keluarga serta keikutsertaan dengan pengaruh modernisasi.

4. 2 Menjelaskan makna kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas.

5. 1 Bersikap kritis terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM dalam hidupnya.

5. 2 Mewujudkan perannya sebagai pembawa berita kabar baik dan damai sejahtera secara pribadi dan komunitas.

6. 1 menjelaskan gereja dan perannya sebagai institusi sosial dan persekutuan orang percaya di tengah tangan kehidupan masa kini.

6. 2 Bersikap kritis terhadap peran agama dalam masyarakat. 

Pendidikan Krisatani terus berkembang seiring dengan perkembangan dan kreativitas serta inovatif dalam lini pengembangan pendidikan. 

***