Pemimpin yang baik adalah mereka yang menyadari sifat kepribadian mereka dan juga pengikut mereka.
Tanpa strategi kepemimpinan yang efektif, diyakini, bahwa strategi organisasi tidak berfungsi. Pemain terbaik dalam tim tidak menjamin kesuksesan tanpa pelatih yang hebat, demikian pula, tim kerja mungkin tidak berfungsi secara efektif jika pemimpin tidak mengikuti strategi kepemimpinan yang tepat.
Untuk memahami gaya kepemimpinan, berikut ini ada tiga skenario:
Skenario 1 - Seorang Guru memberikan pertanyaan kepada kelas yang penuh dengan siswa, namun, menyelesaikannya untuk mereka;
Skenario 2 - Seorang Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan mengamati bagaimana siswa menyelesaikannya;
Skenario 3 - Seorang Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan bergerak di sekitar kelas, mengamati siswa, dan membantu di mana pun diperlukan.
Skenario 1 adalah "Gaya kepemimpinan dari Depan", Skenario 2 adalah "Gaya Kepemimpinan yang Mendukung", dan Skenario 3 adalah "Gaya Kepemimpinan Interaktif". Selain itu gaya / strategi kepemimpinan dapat didasarkan pada ciri-ciri kepribadian seperti Kepemimpinan Direktif, Kepemimpinan Terstruktur, Kepemimpinan Intuitif, atau Kepemimpinan yang Didorong oleh Proses.
Di bawah ini adalah beberapa tips saat memilih strategi/gaya kepemimpinan:
Sering dikatakan bahwa pemimpin yang baik dilahirkan dan tidak diciptakan; namun, pemimpin yang baik adalah mereka yang menyadari sifat kepribadian mereka dan juga pengikut mereka. Mereka tahu gaya kepemimpinan mana yang harus diadopsi dalam situasi tertentu. Setelah ini selesai, ada sedikit tantangan yang tersisa bagi seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang "baik/hebat".
***
Solo, Jumat, 24 Mei 2019. 8:59
'salam sukses penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews