Semoga pemerintah mendengar. Katanya punya dana triliunan untuk tangani Covid-19 tapi kalau salah prioritas, korban akan terus berjatuhan.
Setiap negara punya kebijakan menghadapi Covid-19. Seperti yg pernah saya bilang, kebijakan akan diambil di sebuah titik di antara: Terlalu Responsif dan Terlalu Abai.
Semua keputusan yang dipilih sebuah pemerintahan bisa benar dan bisa salah. Tidak ada yang tahu pasti. Setiap negara kebijakannya berbeda-beda.
Keputusan di gambar yang saya sertakan ini adalah kebijakan yang diambil Jokowi secara luas. Dan baru kita tahu apakah itu kebijakan yang benar atau salah mungkin beberapa bulan lagi karena ini bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tapi ketika ada data (headline Jawa Pos hari ini 4/4) mengatakan bahwa negara baru menguji 50.000 orang dalam sebulan terakhir, maka jelas sekali itu sebuah kabar yang menyedihkan.
Harusnya negara sudah menguji kepada lebih banyak orang di banyak kota di seluruh negeri. Itu tindakan prioritas.
Lalu saat ada kabar bahwa ada 14 dokter yang gugur di garis depan penanganan Covid-19, itu juga menunjukkan tak ada tindakan serius melindungi dokter. Ingat, kita sedang perang dan dokter adalah tentara yang paling utama karena setiap dokter bisa melindungi nyawa ratusan orang di sekitarnya.
Jadi, apapun kebijakan yang pemerintah ambil, prioritas yang seharusnya bisa dijalankan adalah:
1. Menguji lebih banyak orang lagi sehingga data pasien postif Covid-19 di seluruh Indonesia lebih akurat.
2. Lindungi dokter dan tenaga medis lainnya dengan memastikan ketersediaan APD di seluruh RS termasuk RS swasta (non-rujukan).
3. Tindakan nyata memberikan prioritas penanganan jika ada dokter yang positif Covid-19. Melindungi dokter berarti menyelamatkan lebih banyak pasien.
Semoga pemerintah mendengar. Katanya punya dana triliunan untuk tangani Covid-19 tapi kalau salah prioritas, korban akan terus berjatuhan.
Semoga tak ada lagi berita dokter dan juga tenaga medis lainnya gugur karena Covid-19.
Apapun kebijakan yang diambil secara luas, tolong punya kebijakan prioritas yang jelas di lapangan. Meski mungkin tak sama dengan usulan di tulisan ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews