Psikologi [12] Otak Manusia, Neuron dan Perilaku

Seorang psikolog dapat menyelidiki atau mempelajari berbagai neurotransmiter untuk memahami efeknya pada perilaku manusia.

Senin, 19 Agustus 2019 | 21:51 WIB
0
1328
Psikologi [12] Otak Manusia, Neuron dan Perilaku
ilustr: BioMed Central

Beberapa tahun penelitian telah membuat kemajuan penting dalam menjelaskan fungsi otak manusia dan menjelaskan bagaimana proses biologis dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku manusia. Untuk memahami biopsikologi, penting untuk memahami tiga komponen fisiologis yang paling penting dari anatomi manusia, yaitu otak, neurotransmiter, dan sistem saraf.

Sistem Saraf dan Otak

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat memiliki dua bagian penting: Otak dan Tulang Belakang. Komunikasi dalam sistem Saraf Pusat terjadi dengan bantuan Neuron. Otak dan sumsum tulang belakang sangat diperlukan dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia; oleh karena itu, mereka dikelilingi dan dilindungi oleh berbagai pelindung seperti tulang (tulang belakang dan tengkorak) dan meninges atau jaringan membran. Selain itu, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh cairan serebrospinal. Sistem Saraf Pusat bertanggung jawab atas setiap pikiran yang kita alami atau semua jenis sensasi.

Korteks serebral adalah bagian terluar otak, yang bertanggung jawab untuk kognisi, emosi, sensasi, gerakan motorik, dll. Bagian otak ini bertanggung jawab untuk membuat manusia unik dengan ciri-ciri dan kemampuan manusia yang khas. Otak terdiri dari empat lobus:

  1. Frontal Lobe: Ini terletak di bagian depan otak dan bertanggung jawab atas penalaran, kemampuan kognitif tingkat yang lebih tinggi, ekspresi bahasa, dan keterampilan motorik. Lobus frontal menerima informasi dari sisa lobus lain otak dan memanfaatkan informasi ini untuk pergerakan tubuh. Kerusakan pada lobus ini dapat mengakibatkan perubahan dalam berbagai kebiasaan, memengaruhi perhatian dan kemampuan bersosialisasi.
  2. The Occipital Lobe: Lobus ini menafsirkan rangsangan visual dan terletak di bagian belakang otak. Kerusakan lobus oksipital berarti buta warna, berbagai gangguan penglihatan dan kesulitan dalam mengenali objek dan kata-kata.
  3. Parietal Lobe: Lobus ini terletak di pusat otak dan bertanggung jawab untuk memproses informasi sensorik sentuhan seperti sentuhan, rasa sakit dan tekanan. Somatosensory cortex terletak di lobus parietal, bertanggung jawab untuk memproses informasi sensorik.
  4. Temporal Lobe: Temporal lobe terletak di sisi bawah otak dan korteks pendengaran primer terletak di lobus temporal. Korteks pendengaran primer membantu dalam menafsirkan bahasa dan suara yang kita dengar. Lobus temporal sama-sama bertanggung jawab untuk pembentukan memori karena kehadiran Hippocampus. Kerusakan pada lobus temporal akan menyebabkan masalah ingatan, masalah bicara dan bahasa.

Sistem Saraf Periferal

Sistem saraf tepi terdiri dari saraf atau jaringan saraf yang sebenarnya dibundel sebagai akson, yang terletak di luar sistem saraf pusat. Ini dibagi menjadi dua bagian:

  1. Divisi eferen (motor): Divisi eferen (motor) bertanggung jawab untuk menghubungkan sistem saraf pusat dengan kelenjar dan otot.
  2. Divisi aferen (sensorik): Divisi aferen (sensorik) bertanggung jawab untuk mentransmisikan semua jenis informasi sensorik ke sistem saraf pusat.

Sistem Saraf Otonom

Proses fungsi otomatis atau fungsi tubuh yang tidak disengaja seperti pernapasan, denyut jantung dan tekanan darah diatur oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom juga terkait dengan respons emosional seperti berkeringat atau menangis.

Sistem saraf otonom memiliki dua bagian:

  1. Sistem Saraf Simpatis: Bagian ini mempersiapkan tubuh untuk tindakan refleks untuk merespons bahaya atau ancaman lingkungan, yang ditunjukkan sebagai respons pelarian atau perlawanan. Sistem ini mempersiapkan tubuh untuk merespons terhadap keadaan darurat dan ketika sistem ini badan aktif menunjukkan berbagai indikasi. Detak jantung meningkat, laju pernapasan meningkat, pupil membesar, pencernaan melambat atau berhenti dan keringat berlebih terjadi.
  2. Sistem Saraf Parasimpatis: Sistem saraf ini membuat tubuh dalam keadaan istirahat setelah bahaya atau ancaman tidak ada lagi atau telah berlalu dan mengatur proses pencernaan.

Neuron dan Neurotransmitter - Peran yang Dimainkan oleh Mereka dalam Sistem Saraf

Neuron dianggap sebagai blok pembangun dasar dalam sistem saraf anatomi manusia. Ini adalah sel-sel saraf khusus atau kompleks yang bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi ke tubuh dalam bentuk sinyal listrik dan kimia. Tubuh manusia memiliki banyak jenis neuron yang masing-masing bertanggung jawab untuk melakukan fungsi yang berbeda. Ini adalah neuron sensorik, neuron motorik dan interneuron

Struktur Neuron: Neuron seperti sel-sel lain dari tubuh memiliki nukleus yang menyimpan informasi tentang gen. Neuron dilindungi oleh membran yang mengelilingi sel dan tubuh sel ini mengandung organel yang mendukung kehidupan.

Neuron dapat dibagi menjadi 3 bagian:

  1.  Akson
  2. Dendrit
  3. Tubuh Sel

Akson dan dendrit bertanggung jawab atas transmisi dan penerimaan informasi dari sel lain dan dari satu neuron ke neuron lainnya. Dendrit menerima informasi dari neuron atau reseptor sensorik dan meneruskannya ke tubuh sel dan ke akson. Informasi yang diterima dalam akson kemudian ditransmisikan lebih lanjut ke seluruh panjang akson sebagai sinyal listrik yang dikenal sebagai potensial aksi.

Setelah informasi mencapai seluruh panjang akson, informasi tersebut kemudian ditransmisikan melalui sinapsis ke dendrit neuron lain. Neurotransmitter adalah pembawa pesan kimia yang dilepaskan di terminal akson melintasi sinapsis dan memenuhi situs reseptor neuron lain. Neurotransmitter membawa pesan listrik antara berbagai bagian tubuh ke otak dan sebaliknya. Neurotransmitter dapat dari berbagai jenis yang mempengaruhi fungsi tubuh dengan berbagai cara.

Seorang psikolog dapat menyelidiki atau mempelajari berbagai neurotransmiter untuk memahami efeknya pada perilaku manusia. Contoh, dopamin yang merupakan salah satu jenis neurotransmitter dikaitkan dengan pembelajaran dan pergerakan. Kelebihan dopamin neurotransmitter dapat menyebabkan kondisi mental seperti skizofrenia, atau defisitnya dapat menyebabkan penyakit Parkinson.

Demikian pula, jenis neurotransmitter lain adalah Acetylcholine, yang terkait dengan memori dan pembelajaran. Kurangnya Acetylcholine dapat dikaitkan dengan penyakit Alzheimer. Endorphin adalah jenis neurotransmitter lain yang dikaitkan dengan perasaan emosional dan persepsi nyeri.

***
Solo, Senin, 19 Agustus 2019. 9:21 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea