Dukungan terhadap Pengembangan Vaksin Dalam Negeri

Vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar untuk mengakhiri pandemi, vaksin produksi anak negeri tentu saja perlu mendapatkan dukungan agar semakin banyak masyarakat mendapatkan vaksin.

Rabu, 1 September 2021 | 23:51 WIB
0
107
Dukungan terhadap Pengembangan Vaksin Dalam Negeri
Vaksin Astrazeneca untuk Masyarakat Indonesia


Masyarakat terus mendukung pengembangan vaksin dalam negeri. Selain untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, pengembangan vaksin buatan anak bangsa dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap negara asing.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap riset-riset tentang perkembangan vaksin virus corona yang dilakukan oleh anak-anak bangsa seperti Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih.

Hal tersebut merupakan salah satu rekomendasi Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) MUI dari aspek penanganan pandemi virus corona kepada pemerintah yang digelar pada hari Kamis 26 Agustus 2021.

Salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah, Mendorong pemerintah untuk mendukung segala upaya riset yang dilakukan oleh anak-anak bangsa untuk menemukan vaksin yang tepat dan cocok untuk semua kategori umur serta terjangkau, seperti yang dilakukan oleh peneliti vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara, tanpa ada perlakuan yang diskriminatif.

Diketahui, Vaksin Nusantara diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Beberapa pejabat dan politikus sempat disuntikkan vaksin tersebut. Sementara itu, vaksin Merah Putih diinisiasi oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijjkman.

Tak hanya itu, MUI juga meminta agar pemerintah menghentikan penerbangan dari luar negeri di tengah pandemi virus corona. Terutama di negara-negara yang marak penularan virus corona, seperti dari China dan India.

Mereka berharap pemerintah bisa mengawasi secara ketat para pendatang dari berbagai belahan dunia agar virus corona tidak terus menyebar di Indonesia. MU9 juga meminta kepada pemerintah untuk menyetop masuknya tenaga kerja asing dari luar negeri. Terlebih lagi saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang mengalami penurunan hubungan kerja imbas daripada pandemi. Mereka tentu berharap agar pemerintah lebih mengutamakan tenaga kerja lokal yang memiliki kompetensi di bidangnya.

Selain itu, MUI juga turut mengusulkan agar pemerintah dapat mengevaluasi penerapan PPKM Darurat di lapangan. Terlebih lagi, PPKM telah menimbulkan masalah abru pada masyarakat yang sangat mengkhawatirkan, seperti timbulnya penyakit mental, pengangguran dan kemiskinan baru.

MUI juga berharap agar pemerintah dapat mengevaluasi dan memperbaiki sistem pemulasaran dan penguburan jenazah bagi pasien yang terkonfirmasi virus corona yang beragama Islam. Hal tersebut bertujuan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Pada kesempatan berbeda, Badan Pengawas Obaat dan Makanan (BPOM) terus mengawal upaya produksi vaksin dalam negeri khususnya vaksin merah putih. Terkait itu, BPOM memberikan sertifikat cara pembuatan Obat yang baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practice (GMP) kepada PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, dalam rangka mendukung pengembangan vaksin merah putih.

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, pemberian sertifikat tersebut merupakan langkah awal pengembangan vaksin Merah Putih yang dilakukan oleh Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Peny menjelaskan, PT Biotis Pharmaceutical Indonesia merupakan industri farmasi, produsen vaksin manusia kedua di Indonesia, setelah PT Bio Farma.

Penny mengira, satu pijakan sejarah yang harus kita banggakan dan memberi inspirasi kepada industri farmasi swasta lain, sehingga ke depan betul-betul kapasitas produksi vaksin Indonesia semakin besar dan semakin membanggakan.

Ia juga menyebutkan, CPOB yang diberikan kepada PT Biotis Pharmaceutical Indonesia setelah memastikan proses pembuatan yang dilakukan secara bertahap mulai dari fasilitas fill and finish dan secara paralel mempersiapkan fasilitas upstream/downstream.

Dalam hal ini, BPOM melakukan pendampingan kepada PT Biotis Pharmaceutical Indonesia terkait penyiapan desain fasilitas, visitasi untuk melihat gap assesment, asistance, desk consultaton, hingga pelaksanaan inspeksi dan penyelesaian perbaikan untuk mendapatkan sertifikat CPOB.

Dirinya menuturkan, ini bukan sesuatu yang mudah, berbagai tahapan telah dilakukan oleh PT Biotis sehingga mencapai pada titik pemberian CPOB untuk uji fill and finish, sehingga ke depan pihaknya siap untuk terus mendampingi dan semoga ini juga menjadi inspirasi untuk industri farmasi lainnya untuk menambah jumlah industri vaksin manusia dan memperkuat kapasitas industri Indonesia dalam hal kemandirian dan menyumbang ekspor produk kita untuk memenuhi pasar global.

Penny menyebutkan, vaksin merah putih merupakan vaksin yang dikembangakan oleh peneliti Indonesia dari tahap awal mulai dari pengembangan seed (bibit) vaksin baru hingga proses formulasi dan pengisian (filling).

Vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar untuk mengakhiri pandemi, vaksin produksi anak negeri tentu saja perlu mendapatkan dukungan agar semakin banyak masyarakat mendapatkan vaksin. (Siti Zulaikha)

***