Jumlah Penerima Vaksin Covid-19 Terus Meningkat

Banyaknya WNI yang sudah divaksin membuat kita lega karena kekebalan kelompok akan cepat tercapai, sehingga masa pandemi akan lekas berakhir.

Rabu, 24 November 2021 | 18:07 WIB
0
87
Jumlah Penerima Vaksin Covid-19 Terus Meningkat
Vaksinasi (Foto: republika.co.id)

Vaksinasi nasional menjadi fokus pemerintah pada tahun 2021 dan pada November ini jumlah yang menerimanya sudah lebih dari 85 juta orang. Dengan adanya peningkatan vaksinasi ini maka diharapkan Indonesia cepat keluar dari pandemi Covid-19.

Apakah Anda sudah divaksin? Saat ini hampir semua orang mendapatkan pertanyaan ini, karena vaksinasi Corona adalah sebuah kewajiban. Di masa pandemi, penolakan terhadap vaksinasi sama saja dengan memilih jalan untuk bertemu dengan virus Covid-19, yang belum tentu selamat (kemungkinan terburuknya adalah kematian). Sehingga vaksinasi adalah hal yang memang harus dilakukan agar bisa melewati masa buruk ini dengan aman dan sehat.

Program vaksinasi nasional dimulai bulan maret 2021 dan Presiden Jokowi sendiri yang pertama kali disuntik, untuk menunjukkan bahwa injeksi ini tidak memiliki efek samping. Kini setelah 8 bulan, makin banyak orang yang sudah divaksin. Data dari Tim Satgas Covid-19 menunjukkan bahwa lebih dari 85 juta WNI telah selesai disuntik vaksin 2 kali. Sedangkan yang baru sekali diinjeksi lebih dari 131 juta orang.

Banyaknya WNI yang sudah divaksin membuat hati lega, karena program vaksinasi nasional dianggap berhasil. Jika makin banyak yang mendapatkan vaksin maka diprediksi target Kemenkes akan tercapai, yakni maksimal 12 bulan saja. Vaksinasi memang terus dikejar agar cepat selesai agar herd immunity lekas terbentuk dan status pandemi dianggap selesai.

Jika banyak WNI yang sudah divaksin lengkap (hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia) maka menunjukkan ketertiban mereka dalam melaksanakan program pemerintah. Ketika banyak yang mau diinjeksi maka mereka patut dipuji karena melaksanakannya dengan senang hati.

Banyaknya orang yang mau divaksin menunjukkan bahwa mereka mau taat peraturan, tidak sekadar takut bahwa tanpa vaksin tidak bisa ke mana-mana. Memang sempat ada peraturan untuk naik beberapa jenis kendaraan umum harus menunjukkan kartu vaksin, tetapi akhirnya direvisi karena hanya perlu untuk tes antigen. Namun vaksinasi adalah sebuah kesadaran, bukan karena terpaksa harus melakukannya saat akan bepergian.

Masyarakat lebih percaya pemerintah dan mau divaksin, pertama karena program ini 100% gratis. Bandingkan dengan di Singapura atau negara lain yang harus membayar dan biayanya cukup mahal. Sehingga kesempatan emas ini tidak boleh disia-siakan.

Kedua, mereka tidak percaya akan hoaks yang beredar di media sosial, yang mengatakan bahwa vaksin ini berbahaya. Penyebabnya karena banyak yang sudah divaksin dan kondisinya baik-baik saja. Vaksin juga sudah halal MUI sehingga membuat umat merasa aman.

Apresiasi patut diberikan kepada pemerintah karena bergerak cepat dalam mensukseskan program vaksinasi nasional. Ketika ada vaksin Corona maka pemerintah langsung memesannya sehingga tidak akan kehabisan stok. Pemesanan memang harus dilakukan dengan cepat karena produksi masih agak terbatas, sehingga agak berebut dengan negara lain ketika terlambat sedikit saja.

Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi pada tenaga kesehatan, karena para dokter, perawat, dan relawanlah yang berjuang di garis depan untuk melawan Corona dan memiliki resiko tinggi. Setelah nakes, maka giliran para guru dan pekerja di sektor umum lain, yang berkontak dengan banyak orang dan butuh proteksi dari Corona.

Banyaknya WNI yang sudah divaksin membuat kita lega karena kekebalan kelompok akan cepat tercapai, sehingga masa pandemi akan lekas berakhir. Vaksinasi sudah digratiskan, halal, dan aman, sehingga tidak ada alasan untuk menolaknya. Masyarakat Indonesia sudah sadar akan manfaat vaksinasi, sehingga mereka mau diinjeksi dengan sukarela.


Made Raditya, Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

***