Calistung Plus-Plus

Kalau anak sudah punya logika yang bagus, mengajak anak melakukan pendekatan saintifik jadi lebih mudah.

Rabu, 29 Januari 2020 | 19:45 WIB
0
222
Calistung Plus-Plus
Ilustrasi calistung (Foto: daaruttauhid.org)

Daripada saat PPDB SD orang tua murid pada mempertandingkan anaknya kapan mulai bisa calistung, Kemendikbud harus membuat aturan dan penegakan yang tegas bahwa PAUD (KB dan TK) tidak boleh memaksakan pelajaran calistung.

PAUD bertujuan untuk mengenalkan anak dengan suasana sekolah, bukan untuk menjejali anak dengan pengetahuan yang bukan porsinya. Baru kemudian di SD kelas 1-3, tidak usah masuk ke mata pelajaran secara spesifik, semua fokus pada calistung dan pembentukan karakter. Tidak boleh ada seleksi masuk SD berdasarkan kemampuan calistung.

Mau ngapain saja tiga tahun belajar calistung? Ini calistung kayak pijat, calistung plus-plus. Tidak sekadar calistung yang dipertandingkan para orang tua murid, namun merupakan keterampilan dasar yang diperlukan untuk pembelajaran selanjutnya.

Membaca, tidak sekadar bisa mengeja huruf, namun plus bisa memahami makna dari apa yang dibaca. Selama tiga tahun bertahap naik dari mengeja huruf menjadi memahami makna bacaan.

Menulis, tidak sekadar bisa menyalin tulisan, namun plus bisa menulis dengan struktur kalimat dan logika yang baik. Selama tiga tahun bertahap naik dari menyalin tulisan menjadi menulis yang terstruktur dan memiliki logika.

Menghitung, tidak sekadar menghafalkan tabel hitungan, namun plus memahami hitungan dengan benar. Selama tiga tahun bertahap naik dari penjumlahan-pengurangan sederhana, penjumlahan-pengurangan kompleks, kemudian perkalian-pembagian.

Kalau calistung plus-plus ini dijalankan dengan baik, maka anak sebenarnya sudah belajar berlogika. Dengan demikian di pelajaran selanjutnya saat kelas 4-6 SD (yang lebih baik diajarkan per mata pelajaran alih-alih 'tematik yang dipaksakan'), anak tidak sekadar menghafalkan pelajaran, namun menggunakan logika berpikir untuk memahami konsepnya.

Kalau anak sudah punya logika yang bagus, mengajak anak melakukan pendekatan saintifik jadi lebih mudah.

Kalau misalnya tiga tahun dirasa terlalu lama untuk melakukan calistung plus-plus ini, dua tahun juga boleh. Yang tidak bisa adalah kalau hanya satu tahun, karena satu tahun terlalu cepat untuk bisa melakukan calistung yang plus-plus. Kasihan anak karena kalau terlalu cepat juga akan sulit mengikuti.

***