Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter pun ditafsirkan sebagai Jokowi-Ma'ruf, bahkan surah ke-7 ayat 4 Alquran dan 74 tahun HUT Kemerdekaan RI.
Soal gempa semalam, dengan skala richter 7,4, melahirkan banyak penafsir. Tapi tentu saja, namanya tafsir (oleh) manusia, tak bisa dilepaskan dari kepentingan atau frame yang mau dibangunnya.
Kalau yang kepentingannya untuk mendelegitimasi Jokowi-Ma'ruf Amin, ya, bisa dikait-kaitkan. Mana yang kaitannya dengan peringatan dalam Quran Surat ke-7, ayat 4. Apalagi konon terjadinya gempa jam 7.4 malam. Di usia rekiblik yang 74 tahun. Dst. Dst. Intinya, kesalahan karena Jokowi.
Tuhan tidak merestui Jokowi-Amin jadi presiden, makanya tuhan marah. Duh, tuhan kok pemarah? Dari 99 namanya, tak satu pun bersifat negatif.
Kalau tafsir itu dari framing pembelaan pada Jokowi-Amin, ya tinggal di balik frasanya. Sama-sama nyebut gempa itu peringatan tuhan, kalau dari sisi ini, tuhan memperingatkan pada umat manusia yang tak tahu diri. Udah dikasih presiden yang baik kok tetep ngeyel, minta presiden yang jelek kualitasnya dan temperamental meski suka joget, walaupun kalahan. Bukankah angka 7-4 itu sudah menandakan bahasa langit, 7okowi - 4min, kan?
Lha kalau kita ngrembugi tafsir, maka tampak bahwa korupsi itu juga bisa terjadi dalam hal apapun. Termasuk korupsi kebenaran. Apalagi kalau nganggep diri paling bener sak-duniyah ewa-ewa.
Tafsir gotak-gatuk itu, cirinya yang paling pasti; Hanya akan ngambil yang menguntungkan. Pasal yang sekiranya merugikan, pasti disembunyikan, sama sekali tak disebut. Yang kayak gitu itu, sebenarnya tak layak disebut tafsir. Karena tafsir berangkat dari ilmu, dan ilmu kata Al Ghazali, ialah sinar penglihatan dari (tindak) kedzaliman.
Every principle contains in itself the germs of a prophecy and interpretation, ujar Samuel Taylor Coleridge, penyair dan pengritik Inggris permulaan abad 18. Setiap prinsip mengandung sendiri benih-benih sebuah ramalan dan tafsir. Semuanya hanya karena kepentingan.
Dan kita tetep saja gebleg, terkungkung waham kebesaran, merasa paling salih, paling deket tuhan, paling top dan benar sendiri. Mentang-mentang majoritas. Enggan jadi manusia pembelajar. Pantesan makin nyungsep.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews