Pandemi Corona telah menyatukan orang dan memicu tindakan solidaritas di antara sesama. Manusia saling membantu dengan tak lagi melihat suku, ras, kepercayaan dan batas-batas negara.
Bisa jadi virus Corona itu ditularkan oleh hewan liar yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di kota Wuhan, Cina. Bisa jadi virus itu buatan Amerika atau Cina untuk menguasai dunia. Bisa jadi itu pekerjaan orang-orang yang memiliki pengaruh besar dan memainkan peran para pemimpin dunia dengan tujuan yang sama, menjadi penguasa dunia yang sesungguhnya.
Apa pun itu sampai saat ini belum ada bukti otentik yang bisa dipertanggungjawabkan. Menunggu misteri itu terpecahkan barangkali sama halnya menunggu Upin Ipin masuk SMA.
Yang sudah pasti, semua yang terjadi di alam semesta ini adalah "pekerjaan" Tuhan.
"Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)" demikian yang tersurat dalam kitab suci Alquran.
Tak ada sesuatu yang diciptakan Tuhan tanpa memiliki maksud dan tujuan. Semua umat beragama pasti meyakini hal ini.
Di balik wabah Corona yang telah membunuh puluhan ribu nyawa dan angkanya terus bertambah dari hari ke hari, ada banyak hikmah apabila kita mau merenungkannya. Hikmah ini rasanya bisa menjadi penyeimbang atau penetralisir berita-berita negatif setiap hari yang dijejalkan ke dalam pikiran kita dan berpotensi melemahkan mental.
Karena itu mari kita coba membaca "pekerjaan" Tuhan yang tanpa sadar muncul seiring datangnya wabah Corona. Siapa tahu dengan berpikir positif, keseimbangan mental dan imunitas tubuh kita terjaga sehingga mampu melawan serangan virus Corona. Syukur-syukur virus itu tidak pernah sampai menyentuh tubuh kita.
Saat ini hampir seluruh penduduk bumi menjalani isolasi baik di rumah sendiri, di rumah sakit maupun di tempat-tempat yang disediakan oleh pemerintah. Dampak dari isolasi ini aktivitas manusia menjadi berkurang sangat drastis. Banyak industri berhenti berproduksi. Jalan raya tak lagi padat oleh kendaraan bermotor yang mengeluarkan karbondisoksida. Namun di balik itu semua, muncul fenomena yang membuat hati kita bertambah lega.
Tanggal 5 April 2020 kemarin saat melihat timeline di facebook, banyak netizen mengabarkan kondisi udara yang bersih di Jakarta. Padahal biasanya udara di Jakarta nampak kotor dan langit berkabut. Langit pun kembali biru di atas gedung-gedung pencakar langit. Kiranya hal yang sama terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia dan di negara lain.
Bahkan di luar negeri ada pemberitaan tentang beningnya air yang terpancar di Venesia. Alam seolah ingin memberitahu kita, bahwa kini saatnya bumi menarik nafas sejenak, membersihkan paru-paru dari polusi yang tiada henti sebelum Corona beraksi.
Berita lain datang dari pakar seismologi di seluruh dunia. Mereka mengatakan bahwa getaran muka bumi berkurang karena pandemi Corona dalam satu bulan ini. Para peneliti makin mudah mendeteksi gempa bumi yang gelombangnya kian jelas.
Lain lagi di dunia satwa. Di balik jatuhnya korban akibat virus Corona, satwa-satwa langka di Cina semakin dilindungi dari pembunuhan oleh manusia. Pasca bebas Corona, pemerintah Cina melarang keras menangkap, memperdagangkan dan mengkonsumsi satwa langka seperti trenggiling.
Kabarnya mamalia bersisik ini menjadi hidangan kegemaran sebagian rakyat Cina karena lezatnya. Menurut penelitian, hewan inilah yang disinyalir membawa virus Corona kepada manusia di Wuhan. Langkah pemerintah inilah yang lantas dinilai membantu trenggiling dan spesies lainnya terbebas dari ancaman kepunahan.
Dampak positif lainnya pun bisa kita rasakan sehari-hari : kita menjadi lebih peduli dengan kesehatan, terutama soal cuci tangan. Dengan isolasi diri di rumah kita menjadi punya banyak waktu bersama keluarga, bisa menjalani hobi yang selama ini tertunda karena kesibukan bekerja di luar rumah.
Baca Juga: Ketika Manusia Seperti Burung Dalam Sangkar; Makan, Mandi, Jemur dan Ngoceh
Pandemi Corona telah menyatukan orang dan memicu tindakan solidaritas di antara sesama. Manusia saling membantu dengan tak lagi melihat suku, ras, kepercayaan dan batas-batas negara.
Demikian mudahnya "tangan" Tuhan mengubah dunia dengan cara-Nya yang tak pernah kita duga, dan juga tak kita inginkan. Tetapi Tuhan maha tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya.
Virus Corona telah menyatukan manusia dalam penderitaan yang sama. Tidak peduli negara maju atau negara berflower. Di hadapan Corona semua sama. Menghadapi Corona, dunia menyatu tanpa batas. Seperti yang menjadi impian John Lennon puluhan tahun silam .
You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews