Mengapa Harus Risau Bila Ada yang Tidak Suka kepada Kita?

Karena itu, kalau hidup bisa dipermudah, mengapa dipersulit dengan membiarkan pikiran dan hati kita dicemari oleh rasa suka dan tidak suka?

Sabtu, 26 Oktober 2019 | 07:39 WIB
0
378
Mengapa Harus Risau Bila Ada yang Tidak Suka kepada Kita?
Ilustrasi depresi (Foto: liputan6.com)

Jangan Biarkan Hati Kita Galau 

"Like or dislike" suka atau tidak suka,tidak dapat dihindari dalam perjalanan hidup kita. Betapapun besarnya hasrat hati untuk menjadi orang baik tetap saja ada orang yang tidak suka melihat kita.Sebaliknya,ada juga ada orang yang tidak kita sukai.

Sebagaimana tidak mungkin ada orang yang dapat memaksa kita untuk menyukainya maka timbal baliknya adalah bahwa kita juga tidak mungkin dapat memaksa orang lain menyukai diri kita. 

Karena apa yang baik ,menurut kita belum tentu baik dalam pandangan orang lain. Bahkan tidak jarang keinginan hati untuk menolong orang lain,dapat menyebabkan orang tidak menyukai kita, karena merasa tersinggung. 

 Tak Usah Dihiraukan

Merisaukan karena ada orang yang tidak menyukai diri kita, akan menyebabkan kita tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Padahal kita tahu bahwa adalah mustahil dapat memaksa semua orang untuk menyukai diri kita. Karena selama dunia terkembang belum ada satupun manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya,sehingga disukai orang semua orang. 

Secermat apapun usaha kita untuk selalu berlaku baik pada siapapun  ,selalu akan ada orang yang tidak menyukai kita.

Introspeksi Diri

Ketimbang menyebabkan kemurungan dalam diri,alangkah eloknya bila rasa tidak suka orang kepada kita,dijadikan motivasi untuk sesering mungkin melakukan introspeksi diri.Antara lain mungkin cara kita dalam:

bertutur kata
bahasa tubuh kita yang tidak pas
tulisan atau komentar kita yang kebablasan
penonjolan diri yang berlebihan
dan seterusnya

Minta Maaf Bila Memang Kesalahan Ada Pada Diri Kita

Seandainya,dalam introspeksi diri, kita sadar bahwa tutur  kata ataupun komentar kita kebablasan sehingga menyebabkan orang tersinggung maka alangkah eloknya kita menyampaikan permohonan maaf, baik secara terbuka,maupun melalui japri. 

Minta maaf  yang tulus,bukanlah sebuah aib,melainkan justru menunjukkan kebesaran jiwa .

Kalau Hidup Bisa Dipermudah, Mengapa Dipersulit?

Hidup tanpa beban ,hidup tanpa dendam dan tanpa kebencian sungguh menghadirkan kedamaian yang luar biasa. 

Karena hanya hati yang damai, yang dapat merasakan indahnya hidup ini. Karena itu, kalau hidup bisa dipermudah, mengapa dipersulit dengan membiarkan pikiran dan hati kita dicemari oleh rasa suka dan tidak suka?

Renungan di pagi cerah,sambil merasakan nikmatnya secangkir cappucino

Tjiptadinata Effendi

***