Berarti mereka hanya boleh mengeluarkan intinya inti (core of the core) dari jurus-jurus perguruan mereka saja yang tentunya akan sangat nggegirisi di ruang pibu nanti.
Mas Mentri Nadiem Makarim mulai memenuhi janjinya untuk menggunakan 100 hari awal kerjanya dengan mendengarkan dan menerima masukan dari semua pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia. Kemarin saya ditelpon dari staf Kemendikbud memberitahu adanya undangan Forum Silaturrahmi Mendikbud pada Jum'at, 1 Nopember besok di Gedung A lantai 2 Kemendikbud pada jam 15:30 - 17:30 WIB.
Saya hampir ragu-ragu untuk menerimanya tapi setelah saya pikir-pikir bahwa saya ini pengangguran yang kerjanya cuma mengantar istri kerja dan setelah itu ndlahom saja kok merasa sok sibuk. Akhirnya saya putuskan untuk datang.
Bagaimana pun, saya ini selalu menemui Mendikbud baru sejak zamannya Pak Malik Fajar dulu. Ketika zamannya Pak Bambang Sudibyo dulu saya masih di Sampoerna Foundation dan sering bertemu. Dengan Pak Nuh cukup akrab karena saya masih Ketua Umum IGI dan kami sama-sama Arek Suroboyo (doi mah jamaah masjid yang sama denganku karena kami tinggal di kompleks perumahan yang sama).
Waktu Anies Baswedan jadi menteri saya malah lebih aktif karena beliau teman lama dan saya jadi penggagas Gerakan Literasi Sekolah yang akhirnya dijadikan program nasionalnya Kemendikbud. Waktu Pak Muhajir naik saya juga sempat ketemu dua atau tiga kali. Beliau ini juga rektor ketika saya mengambil program magister di UMM dulu.
Lha ini ada Mendikbud baru dan saya diundang untuk silaturrahmi kok saya mau anyi-anyi sok repot. Ya jangan terlalu soklah...
Bersama saya ada 40 tokoh dan pegiat pendidikan lainnya yang diundang. Saya lihat yang diundang adalah para Hohan dari 8 penjuru angin berbagai perguruan silat se Nusantara. Wow...!
Bayangkan...! Ada 40 pendekar sakti yang bakal memenuhi ruang pibu dan kalau waktu pertemuannya hanya dua jam maka setiap pendekar hanya akan kebagian tiga menit untuk mengempos lwekang dan khikangnya masing-masing di ruang itu. Baru memikirkan ini saja saya sudah gemetar. Lha wong mereka itu sekali gebrak minimal tiga jam di podium kok hanya diberi waktu tiga menit...! Berarti mereka hanya boleh mengeluarkan intinya inti (core of the core) dari jurus-jurus perguruan mereka saja yang tentunya akan sangat nggegirisi di ruang pibu nanti.
Saya sendiri diundang dengan menyandang nama perguruan 'Gerakan Literasi'. Elok tenan toh...! Lha saya harus menyusun permasalahan literasi bangsa dan solusinya diringkas dalam dua atau tiga hal saja dan waktu penyampaiannya nya juga hanya tiga menit saja. Saya terpaksa harus siulian di Lian Bu Tia pagi ini agar pada saat tampil besok lwekang dan khikang saya sudah terkumpul dan bisa digunakan. Kalau tidak persiapan bisa kedodoran dan gelagapan di ruang diskusi nanti.
Tapi saya punya rencana lain....
Saya mungkin akan guyon hahahihi saja di pertemuan tersebut lha wong mayoritas peserta adalah teman lama yang masih terus berhubungan di berbagai media sosial. Ngapain terlalu serius...?! Kan usulan sudah saya kirim ke Kemdikbud via email...
Saya tidak tahu siapa yang mengusulkan atau memasukkan nama saya di daftar nama para pendekar 8 penjuru angin ini tapi dia sungguh bocengli. Saya doakan dia dapat tugas sak klumbruk dan keblebekan sesudahnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews