Para pemimpin yang penuh kasih sayang berada dalam situasi yang adil dalam menghadapi krisis, mendorong pengikut untuk melakukan tindakan yang lebih baik.
Telah diteliti bahwa banyak pemimpin menahan diri untuk tidak menunjukkan belas kasih di tempat kerja mereka. Ada beberapa alasan mengapa mereka melakukannya, pembahasannya beberapa di bawah ini:
Dengan demikian, pemimpin yang efektif harus berbelas kasih. Mereka harus memastikan komunikasi yang jelas dan transparan dengan karyawan dan klien. Mereka harus memberi contoh bagi orang lain. Mereka harus memastikan ekspresi emosi mereka secara tepat dan jujur.
Seorang pemimpin yang efektif dan penuh kasih harus mengingat efek dari kata-kata dan pernyataannya pada orang lain. Dia harus menghadapi emosinya dengan sangat efisien dan optimis. Dia harus meninggalkan kekakuan dan berusaha bersikap fleksibel.
Ini karena berbelas kasih mengarah pada kepositifan dalam organisasi. Ini juga mendorong hubungan yang sehat. Ini meningkatkan tingkat energi orang-orang di dalam organisasi dan memastikan fleksibilitas. Ini mengimbangi reaksi negatif dari pilih kasih dan bias.
Kesimpulannya, pemimpin yang penuh kasih adalah pemimpin yang efektif. Seorang pemimpin yang memiliki sifat welas asih akan selalu optimis. Dia cukup masuk akal, misalnya, dia akan sadar tentang perasaannya sendiri, tentang dampak kata-katanya pada para pengikut dan dia akan fokus pada kebutuhan dan perasaan orang lain. Dia akan sangat responsif dan akan menunjukkan empati kepada orang lain.
Para pemimpin yang penuh kasih sayang berada dalam situasi yang adil dalam menghadapi krisis, mendorong pengikut untuk melakukan tindakan yang lebih baik dan merupakan komunikator yang efektif dan efisien.
***
Solo, Senin, 17 Juni 2019. 5:19 pm
'salam sukses penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews