”Hollgemoni” juga menyembunyikan paham sesat bahwa peradaban Barat adalah peradaban paling tinggi. Kita semua harus mengikutinya secara buta.
Kita mengira, nuklir adalah senjata terkuat di dunia. Daya hancurnya bisa melenyapkan satu kota dan menyisakan derita lintas generasi. Pandangan ini salah.
Kita juga mengira, senjata kimia dan biologi adalah senjata terkuat di dunia. Merekalah pembunuh senyap, tanpa suara, tanpa rasa, tetapi amat mematikan. Pandangan ini, juga, salah.
Ada sebuah senjata. Ia tidak berat. Ia bahkan hampir tak punya bobot. Ia tidak menyerang. Ia tidak menghantam. Dalam jangka pendek, ia tidak mematikan, tetapi memberikan kenikmatan. Senjata ini merayu. Ia memikat orang ke dalam pelukannya. Yang ditaklukkan bukanlah tubuh, melainkan hati dan pikiran.
Senjata ini bernama ”Hollywood”. Ia mengeluarkan beragam film dan iklan yang memikat seluruh dunia ke dalam pelukannya, yakni pelukan kepentingan negara adidaya, Amerika Serikat.
Ketika batin dan pikiran takluk, orang akan tunduk dengan sukarela. Tidak ada darah. Tidak ada air mata. Bahkan, orang dijajah sambil tertawa ceria. Di dalam teori-teori sosial, inilah yang disebut sebagai hegemoni. Orang dijajah dan diperas. Namun, ia tetap ceria dan bangga. Ia adalah korban hegemoni.
Film dan iklan mencuci otak penontonnya. Apalagi, jika para penontonnya tak kritis. Mereka mengisap pola pikir sesat yang dilepaskan oleh sinema. Hollywood menyebarkan lima pola pikir sesat. Kita bisa menyebutnya sebagai ”Hollgemoni”.
Yang ditaklukkan bukanlah tubuh, melainkan hati dan pikiran.
Pertama, ”Hollgemoni” mengajarkan, kekerasan adalah jalan keluar untuk semua persoalan. Tinju, tendang, dan tembak adalah jalan keluar untuk perbedaan pendapat. Dialog dan negosiasi adalah untuk orang lemah. Ini kiranya sejalan dengan politik luar negeri Amerika Serikat: serang dan ancam supaya kepentingan sempitnya terpenuhi.
Dua, ”Hollgemoni” juga mengajarkan, seks itu mudah dan murah. Orang bisa melakukannya kapan pun dan di mana pun, mulai dari kamar tidur sampai pinggir jalan. Ide ini merusak pandangan orang tentang tubuh dan tentang seks. Ujung dari hal ini hanyalah kehampaan dan penderitaan batin belaka.
Tiga, ”Hollgemoni” juga menyampaikan pesan, orang harus punya ambisi besar dalam hidupnya. Mimpi harus dibuat setinggi langit dan orang mengorbankan segalanya guna mencapai mimpi itu. Ambisi itu merusak karena ia sempit dan menciptakan ketegangan batin yang luar biasa besar. Tak heran, banyak orang terjatuh ke dalam stres dan depresi karena tercuci otak oleh ”Hollgemoni” dan hidup tertekan oleh ambisi sempit belaka.
Empat, ”Hollgemoni” juga menyebarkan ide, orang harus diakui oleh sekitarnya. Orang harus berusaha menjadi sukses supaya ia mendapat pengakuan, pujian, dan penghormatan dari masyarakat sekitarnya. Ini juga pola pikir sesat. Selama orang hidup untuk mendapatkan pengakuan, pujian, dan penghormatan dari orang lain, ia akan hidup sebagai budak. Ia tidak akan pernah merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang sejati dalam hidupnya.
Lima, di dalam ”Hollgemoni”, hidup haruslah penuh dengan kesenangan. Hidup harus woowww. Hidup biasa dianggap membosankan. Orang pun diajak untuk cari kesenangan sesaat, mulai dari petualangan, seks, makan, sampai narkoba. Orang tidak pernah diajarkan untuk bahagia dan puas dengan apa yang ada di sini dan saat ini.
”Hollgemoni” juga menyembunyikan paham sesat bahwa peradaban Barat adalah peradaban paling tinggi. Kita semua harus mengikutinya secara buta.
Untuk itu, kita harus berpikir kritis. Tak ada jalan lain.
Di dalam film ”Hollgemoni”, Amerika Serikat dan Barat selalu menjadi jagoan yang menyelamatkan. Padahal, dalam kenyataan, mereka yang kerap kali menjadi sumber masalah, mulai dari kerusakan lingkungan sampai dengan kesenjangan ekonomi global.
”Hollgemoni” adalah senjata terkuat di dunia. Ia mencuci otak kita semua. Ia tak terlihat garang, tetapi menusuk dalam, sampai mengubah semua dari dalam. Ia lebih kuat dari senjata nuklir dan senjata kimia. Ia membuat kita semua senang dan bangga dijajah, yakni menjadi ”manusia modern”.
Cara melawan ”Hollgemoni” hanyalah satu, yakni dengan menikmati dan menertawakannya. Kita menikmati sajiannya, sambil tak tertipu dengan pola pikir sesat yang disebarkannya. Untuk itu, kita harus berpikir kritis. Tak ada jalan lain.
(Reza AA Wattimena, Alumnus Hochshule fur Philosophische Fakultat SJ Munchen, Jerman; peneliti dan penulis buku filsafat)
***
Disclaimer: artikel sudah dimuat di Kompas.id dengan judul yang sama.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews