Depok (Kemenag) --- Kementerian Agama melakukan desk evaluasi proposal pendirian Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Swasta yang diajukan oleh kelompok masyarakat.
Desk evaluasi proposal pendirian PTKIS digelar di Depok, 14-16 April 2022 yang dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. M. Ali Ramdhani, MT, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, Dr. Thobib Al Asyhar, M.Si, Kasubdit Pengembangan Akademik, M. Adib Abdushomad, M.Ed., Ph.D, Sub koordinator dan para Asesor BAN-PT.
Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani, menyampaikan apresiasi kepada kelompok masyarakat yang memiliki semangat untuk berkontribusi membantu negara dalam pengembangan Pendidikan Tinggi.
Pemerintah harus menjamin bahwa proses penyelenggaraannya memiliki kualifikasi yang baik dan terjamin keberlanjutannya.
“Pada kesempatan yang sama Ali Ramdhani juga meminta kepada para asesor yang akan menilai proposal pendirian agar tidak sekedar menilai berdasarkan standar dan prosedur saja namun jauh dari itu asesor juga harus mampu menangkap sebuah ekosistem yang terjadi pada lembaga yang mengusulkan”, pinta Dirjen.
“Lembaga pengusul PTKI juga harus dipastikan memiliki komitmen dalam pengembangan pendidikan tinggi serta komitmen terhadap negara dan bangsa karena hari ini kita sedang membangun masa depan bangsa melalui Perguruan Tinggi”, jelasnya.
Sementara Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Thobib Al Asyhar mengatakan bahwa proses penilaian ini dilakukan berdasarkan usulan yang masuk melalui sistem aplikasi secara online.
"Untuk membangun sinergitas bersama subdit Pengambangan Akademik telah dibangun sebuah aplikasi terintegrasi untuk mempermudah layanan", jelas Thobib yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Menteri.
"Semoga tahun 2022 ini seluruh usulan yang masih tersisa bisa selesai", jelasnya.
"Pada kesempatan yang sama Kasubdit Pengembangan Akademik menyambut baik kolaborasi dalam proses pendirian ini dengan harapan seluruh layanan bisa berjalan dengan cepat dan transparan", jelas pria yang akrab disapa Gus Adib. (Alip)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews