Tujuan Hidup Orang Kristen Bukan Jadi Orang Baik, Lalu Apa?

Kamis, 15 Oktober 2020 | 09:06 WIB
0
205
Tujuan Hidup Orang Kristen Bukan Jadi Orang Baik, Lalu Apa?
ilustrasi pixabay

"Itu kenapa saat orang Kristen berdoa, Doanya itu tidak boleh diakhiri dengan puji-pujian untuk diri sendiri. Seperti misalnya, Tuhan dengarkanlah doaku karena aku sudah berpuasa, Tuhan Jawablah doaku karena aku sudah bersedekah."

Sudah pasti semua agama di dunia ini mengajarkan kebaikan.Bahkan menjadi orang baik adalah tujuan dari mayoritas orang beragama.Tapi mengutip pernyataan Pendeta Muriwali Yanto Matalu, Tujuan orang Kristen bukanlah menjadi orang baik.

Lalu apakah sejatinya tujuan hidup orang Kristen? Apakah tujuan hidup orang Kristen berbeda dengan tujuan hidup orang yang memeluk agama lain?

Mengutip Katekismus Singkat Westminster (uraian dari doktrin yang dirumuskan oleh bapak-bapak Gereja pada 1500-an) tujuan utama hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah serta menikmati Dia selamanya.

Maka bagi orang Kristen menjadi orang baik bukanlah tujuan, apa lagi kebaikan itu standarnya dunia. Dalam kekristenan kebaikan juga bukan sarana untuk masuk ke surga.

Bahkan dalam kitab Yesaya, dikatakan bahwa segala kesalehan manusia itu seperti kain kotor. Menurut Yang Pernah saya dengar bahasa Indonesia menerjemahkan ayat ini ini terlalu halus.

Dalam bahasa aslinya yang dimaksud "kain kotor " adalah kain yang dipakai untuk mengelap  darah kotor yang keluar saat seorang wanita menstruasi.  "Kain kotor" yang dimaksud adalah kain yang digunakan pada zaman dulu sebagai pembalut wanita. Mungkin seperti "Softek" pada zaman sekarang.

Sebab untuk menjadi orang baik seseorang tidak perlu beragama Kristen.Dalam dunia teologi disebutkan Allah menganugerahkan Wahyu umum kepada dunia.

Maka melalui hati nuraninya manusia tetap dapat memilah-milah mana yang baik dan jahat. Itu sebab banyak manusia mengenal kebaikan tapi tidak mengenal kebenaran.

Contoh lain dari Wahyu atau Anugerah umum misalnya, matahari, udara, alam semesta, semua ini dapat dinikmati manusia Tak peduli apa agamanya. Bahkan manusia tidak perlu percaya Tuhan untuk menikmati Anugerah umum ini.

Tapi tentang kebenaran, hanya orang yang menerima Anugerah khususlah yang dapat mengerti dan mempercayainya. Itu kenapa dalam Perjanjian Lama sering disebutkan "Allahnya Abraham Ishak dan Yakub" hal ini diulang-ulang untuk membedakan mana Allah yang benar dan mana Allah yang palsu.

Karena pada zaman itu ada begitu banyak allah-allah lain yang menjadi sesembahan di sekitar bangsa Israel.Jika kita melihat Mazmur 27, dalam ayat 4 Daud menulis,

"Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya."

Itu kenapa saat orang Kristen berdoa, Doanya itu tidak boleh diakhiri dengan puji-pujian untuk diri sendiri. Seperti misalnya, Tuhan dengarkanlah doaku karena aku sudah berpuasa, Tuhan Jawablah doaku karena aku sudah bersedekah.

Hal inilah yang dikritik oleh Tuhan Yesus kepada orang yang menganggap dirinya benar melalui sebuah perumpamaan.

Begini perumpamaan itu yang tercatat dalam Lukas pasal 18:

Ada dua orang pergi ke bait Allah untuk berdoa: yang seseorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi adalah golongan yang dianggap paham dan taat agama sedangkan pemungut cukai dianggap orang berdosa karena pekerjaannya menagih pajak dari pedagang Yahudi untuk disetorkan pada Kaisar Roma.

Dalam doanya orang Farisi ini berkata,"ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku."

Disisi lain inilah yang dilakukan pemungut cukai itu saat berdoa. Dia berdiri jauh-jauh Bahkan ia tidak berani menengadah ke langit melainkan iya memukul diri sendiri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Dan Yesus berkata pemungut cukai itu pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang Farisi itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.

Maka jika kita kembali pada pernyataan Yesaya bahwa kesalehan manusia itu seperti kain kotor, maka sesungguhnya tidak ada ada satu kalimat pun yang boleh dikeluarkan manusia dari mulutnya untuk memuji diri sendiri di hadapan Allah.

Maka Tujuan hidup orang Kristen bukan menjadi orang baik apalagi merasa baik. Sebab jika hanya menjadi baik orang yang tidak percaya Tuhan pun sesungguhnya memiliki humanisme yang tinggi. Sehingga mereka yang atheis pun dapat berbuat baik kepada sesama dan alam semesta.

Tapi kebaikan yang dilakukan orang-orang atheis sesungguhnya amat menyedihkan. Itu ibarat seorang anak yang pergi merantau lalu di perantauan dia baik pada semua orang, kecuali pada orang tuanya di kampung halaman.

Demikianlah orang atheis bisa mengasihi sesama manusia tapi dia lupa untuk mengasihi penciptanya.

Kembali pada pernyataan Daud dalam Mazmur 27 ayat 4,"Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini.Diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya."

Ayat ini dan kisah hidup Daud menjadi bukti bagaimana dalam segala kondisi Daud selalu menikmati hubungannya dengan Tuhan. Saat Daud berusaha dibunuh oleh raja Saul, Daud tetap percaya kepada perlindungan Tuhan.

Demikianlah seharusnya orang Kristen. Saat sakit, kekurangan, ada masalah, kehilangan pekerjaan, tertimpa bencana alam, dan didera berbagai kesulitan hidup, orang Kristen seharusnya tetap bersyukur karena dalam ungkapan syukurnya ada relasi yang indah dengan Allah.

Itulah yang dimaksud dengan menikmati Dia.Dia disini adalah Allah. Seumur hidup kita merenungkan segala kebaikan-Nya. Lalu bagaimana tentang menjadi orang baik? Menjadi orang baik bagi orang Kristen harusnya adalah dampak dari kekristenan itu sendiri.

Kalau orang itu adalah orang Kristen sungguh-sungguh, pasti lahir banyak pekerjaan baik dari dirinya. Kalau tidak ada perbuatan baik lahir dari dirinya maka sesungguhnya dia bukanlah orang Kristen sejati. Maka menjadi orang baik adalah dampak karena orang Kristen sadar bahwa Allah lebih dulu baik kepada mereka

Maka segala kebaikan yang dilakukan orang Kristen adalah karena Allah sudah terlebih dahulu mengerjakan yang baik didalam diri mereka.

Tuhan memberkati kita, Tuhan memberkati Indonesia.