Jokowi jangan cuma membangun infrastruktur. Tetapi, juga harus membangun kesehatan masyarakat. Apabila manusia Indonesia sehat, negara pun kuat!
Prof.Dr. dr. Wimpie Pangkahila, guru besar Fakultas Kedokteran Udaya Bali dan pakar anti-aging, menyebutkan bahwa selama pandemik covid-19 ini beliau telah membimbing banyak mahasiswa pasca sarjana yang sebagian disertasinya meneliti tentang ada banyak tanaman yang bagus untuk kesehatan.
Namun, tanaman-tanaman itu baru diteliti dan diuji pada hewan. Belum teruji manfaatnya untuk manusia. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Harus ada uji klinik untuk manusia terlebih dahulu sebelum boleh diproduksi untuk digunakan oleh manusia.
Ini artinya banyak tumbuhan yg bagus untuk kesehatan yang telah diuji pada hewan. Tetapi, belum terbukti manfaatnya pada manusia. Masih butuh uji klinik pada manusia.
Jika begitu, saya kira pemerintah perlu bentuk satu badan yang khusus menyelidiki tetumbuhan yg ada di negeri ini. Dan diuji. Jika memang terbukti secara ilmiah bermanfaat buat obat atau kesehatan, maka negeri ini bisa memproduksi banyak herbal yang berkualitas yang mampu menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan.
Bukankah negeri ini kaya akan tanaman? Mengapa tidak diberdayakan? Kelak kita bisa mengekspor. Jangan melulu mengimpor. Bukankah selama ini kita banyak mengimpor obat-obatan herbal dari Cina?
Mari kita sebagai bangsa belajar menjadi kreatif, ulet, dan tidak malas. Serta harus berpikir seluas samudera.
Negeri ini memiliki alam yang kaya akan tetanaman. Negeri ini pun memiliki pakar-pakar keilmuan yang mumpuni.
Kenapa tidak diberdayakan dan didayagunakan dan dimanfaatkan?
Jokowi jangan cuma membangun infrastruktur. Tetapi, juga harus membangun kesehatan masyarakat.
Apabila manusia Indonesia sehat, negara pun kuat!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews
