Mencipta Pendidikan Meraih Mimpi

Saatnya kita membangun mimpi bagi anak-anak kita dan menularkan kepada teman-temannya, bagaimana bermimpi sekaligus cara mewujudkannya.

Senin, 24 Juni 2019 | 12:20 WIB
0
379
Mencipta Pendidikan Meraih Mimpi
Ilustrasi pendidikan (Foto: IDEA IPB)

Bapak/Ibu sekalian jangan bersedih jika anak Anda yang pintar tidak masuk ke sekolah negeri yang favorit. Justru malahan bersyukur, putra/putri tercinta menjadi juara kelas di sekolah yang mungkin dikenal sebagai sekolah elit atau ekonomi sulit.

Favorit vs Elit

Sekolah elit sebagian besar muridnya ber NEM rendah dan lambat menerima pelajaran. Dan patut diingat Bapak/Ibu sekalian, yang satu sekolah dengan anak Anda itu adalah anak tetangga dekat dan jauh. Karena sistem Zonasi memasukkan anak didik di sekolah terdekat dengan kediaman Anda sekalian.

Para orang tua yang anaknya pintar bahkan bisa melakukan perubahan mendasar di sekolah elit itu sekaligus membuat sang buah hati menjadi makin pintar.

Ciri dari sekolah itu adalah sebagian besar atau banyak dari murid yang menerima santunan pendidikan yang di Jakarta dikenal sebagai Kartu Jakarta Pintar atau Kartu-kartu lainnya.

Jika anda masuk ke sekolah itu, lihatlah Bapak/Ibu sekalian, cara bagaimana para guru dan pihak sekolah memperlakukan siswa dan orang tua mereka.

Perlakuan mereka sangat berbeda dengan sekolah favorit yang guru serta pengelola sekolah " takut" dikritik dan dipantau oleh para orang tua murid yang kebanyakan berpunya dan berpendidikan tinggi.

Jika macam-macam, para orang tua tinggal lapor ke kanwil pendidikan atau upload cerita dan video di media sosial. Guru, kepala sekolah atau petugas TU mati kutu dan tinggal menunggu mutasi bahkan pemecatan jika kasus yang dilaporkan orang tua masuk dalam kategori berat.

Asal-asalan

Hal demikian tidak ditemui di sekolah yang sebagian besar muridnya berasal dari keluarga elit, Bapak/Ibu sekalian.

Tentu tidak semua sekolah elit yang guru atau pengelolanya demikian. Ada yang baik juga.

Baca Juga: Membaca "Road Map" Zonasi Pendidikan Berkeadilan Ala Muhajir

Yang buruk, terlihat dari metode pengajaran yang asal-asalan. Guru mengajar tidak maksimal karena yang tertanam dari otak mereka adalah bagaimana anak didik lulus dengan ijazah mulus namun nilai NEM-nya hancur.

Yang penting punya ijazah buat cari kerja. Kerja apa? Mau jadi apa kek Itu bukan urusan para guru. Tugas kami kata mereka meluluskan murid.

Semena-mena

Terserah mau nakal atau tidak, yang penting guru sudah mengajar sesuai target. Pola pikir ini membuat perlakuan para guru kepada murid begitu semena-mena. Mereka menganggap siswa yang belajar disana semuanya berbakat bajingan.

Tak heran jika aturan yang dikeluarkan sekolah begitu rinci menuliskan kewajiban siswa lengkap dengan hukumannya berupa point pelanggaran..

Jika melanggar Bapak/Ibu, siswa sekolah elit itu mewajibkan mereka untuk menyapu, membersihkan kelas atau perpustakaan. Jadi anak dihukum dua kali, diberi point dan dihukum untuk menghapuskan point itu dengan dipermalukan di hadapan teman-teman mereka.

Tapi, sementara hukuman diberlakukan, para guru boleh merokok seenaknya atau ngopi di kantin manakala siswa diminta menulis teks di papan tulis sementara siswa lainnya menyalin.

Tidak heran Bapak/Ibu, sekolah elit itu gurunya banyak yang galak dan ketus. Tidak hanya dengan murid tapi juga dengan para orang tua mereka.

Laksana Pengemis

Ingin bukti? Sila datang ketika rapat pembagian KJP. Para guru yang ditugaskan berlagak sinterklas tapi kejam. Padahal duit yang dibagikan bukan duit mereka.

Mereka menjelaskan KJP dengan bahasa berhadapan dengan pengemis. Ketus. Baik perkataan maupun bahasa tubuh yang terkesan melecehkan. Tidak ada rasa empati mereka terhadap para orang tua yang miskin dan kurang berpendidikan.

Tentu tidak semua sekolah elit demikian.

Tapi jika menemukan, Bapak/Ibu sekalian yang anaknya pintar pasti akan trenyuh melihat pemandangan ini. Dan pastinya akan tergerak untuk membenahi mutu sekolah tempat putra/putri anda bersekolah sekarang.

Bahkan Bapak/Ibu sekalian bisa membentak guru dan pihak yang membagikan KJP agar sadar dan paham bahwa sekarang ada kumpulan orang tua pintar dan berpendidikan yang mengawasi perilaku mereka.

Bintang Kelas

Sementara perubahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk sekolah, ada hasil yang menggembirakan.

Ananda tercinta yang pintar pasti gemilang di kelasnya karena berhadapan dengan para siswa yang kurang menangkap capaian akademisnya. Dan ajarkan mereka untuk tidak sombong.

Ajarkan ananda untuk berbagi kepintaran dengan mengundang para teman mereka yang kurang pintar atau orang tuanya tidak punya untuk belajar bersama di rumah Anda.

Kebiasaan semacam itu tidak hanya membuat ananda bintang kelas tetapi juga terasah empati kepada sesama dengan makin tebalnya rasa welas asihnya.

Sungguhlah ini merupakan amalan kebaikan yang akan membentuk kepribadian ananda tercinta menjadi manusia yang mumpuni ketika dewasa nanti.

Pintar Bersama

Upaya ini juga akan menciptakan komunikasi Bapak/Ibu sekalian dengan orang tua teman ananda tercinta. Yang ternyata tetangga Anda beda RT atau RW atau satu kelurahan.

Komunikasi akan menciptakan kebersamaan untuk sama-sama mendobrak tradisi buruk guru dan pengelola sekolah elit itu. Agar mereka yang sudah digaji besar bisa di pecut kesadarannya untuk membuat anak-anak lebih pintar, tidak nakal dan berdisiplin.

Sementara ditingkat masyarakat, Bapak/ Ibu sekalian bisa meminta program CSR dari pengusaha, pabrik atau orang kaya atau mungkin Anda sendiri untuk mendirikan bimbingan belajar gratis dari mulai SD hingga SLTA. Agar kemampuan murid sekolah di wilayah Anda meningkat.

Pastinya para donatur akan dengan senang hati mencari dan menggaji pengajar atau mahasiswa sekolah keguruan untuk membuat skripsi dengan mengajar anak-anak di RPTRA atau kantor RW atau kelurahan.

Ini merupakan kerja keras namun kita yakin Bapak/Ibu sekalian bukan orang tua yang egois. Anda sekalian punya rasa empati yang tinggi untuk menciptakan sistem pendidikan yang bermutu bagi semua orang. Dan lebih bermutu buat putra/putri tercinta.

Mengajarkan Mimpi 

Dengan juara kelas di sekolah elit, beri buah hati tercinta tambahan nutrisi dengan bimbingan belajar dan kursus Bahasa agar ananda lebih tampil percaya diri.

Agar mereka bisa meraih mimpi masa depan tanpa harus bergantung pada mutu sekolah.

Dan ananda tercinta akan menjadi orang sukses bersama para temannya yang sebelum Anda hadir, tidak bisa atau tidak pernah bermimpi menjadi orang besar seperti buah hati Anda.

Jangan biarkan sekolah elit atau ekonomi sulit itu terus eksis bersama dengan sekolah favorit.

Kita hancurkan kasta-kasta sekolah yang kejam itu.

Baca Juga: Sistem Zonasi Muhadjir Effendy Kurangi Pungli Rp 400 Juta

Saatnya kita membangun mimpi bagi anak-anak kita dan menularkan kepada teman-temannya, bagaimana bermimpi sekaligus cara mewujudkannya.

Agar sukses bersama dan teman-teman buah hati tercinta sekelas dan satu sekolah tidak menjadi penjaga toko, buruh pabrik, kasir mini market atau pengojek online..

Melainkan menjadi insan yang bisa mengulurkan tangan ketimbang mengadahkan tangan.

Yang hidup sukses memanfaatkan daya kreatif dan hasil pikir hingga terhindar hidup sebagai orang yang fakir.

Jika ini terjadi Bapak/Ibu sekalian, maka lengkaplah hidup Anda, anak Anda dan teman-teman anak Anda, mendapat kehidupan ideal seperti pepatah ala Prambors zaman dahulu kala:

Muda hura-hura,

Tua kaya raya

Mati masuk surga..

Karena sudah tidak ada lagi

***