Teori Gestalt juga tidak lepas dari berbagai kritik. Teori ini telah dikritik karena terlalu individualistis, yang dapat mendorong perilaku egois pada individu.
Sekolah pemikiran Gestalt memandang perilaku dan pikiran manusia sebagai keseluruhan yang lengkap. Istilah Gestalt berarti totalitas, Struktur, Gambar atau Persatuan. Sekolah pemikiran Gestalt mulai didirikan pada awal abad ke-20 di Jerman dalam karya terkenal "The Attributes of Form" oleh filsuf Australia Christian von Ehrenfels.
Psikologi Gestalt didasarkan pada prinsip bahwa "Keseluruhan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya". Studi ini memiliki kontribusi besar dalam menjelaskan proses persepsi dan sensasi yang kompleks, dengan penekanan besar pada fakta bahwa pikiran manusia memahami objek atau memahami dunia di sekitarnya dengan melihat segala sesuatu secara totalitas atau dari perspektif holistik.
Sejarah Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt berasal dari karya-karya Max Wertheimer yang merupakan respons terhadap pendekatan strukturalisme yang dikemukakan oleh Wilhelm Wundt. Para psikolog gestalt menganalisis pola perilaku dan pikiran dalam totalitas. Wundt, di sisi lain, mempertimbangkan parameter psikologis di beberapa bagian. Mari kita menganalisis kontribusi utama para psikolog Gestalt ini secara satu per satu:
Max Wertheimer: Dia adalah salah satu dari tiga anggota pendiri sekolah pemikiran Gestalt dan terkenal dengan konsep fenomena phi-nya, yang melibatkan pengamatan gambar diam dalam suksesi cepat yang menciptakan ilusi tentang gerakan.
Kurt Koffka: Sebagai salah satu anggota pendiri utama psikologi Gestalt, ia meneliti berbagai topik yang berkaitan dengan bidang psikologi dengan fokus pada persepsi, ketidakmampuan belajar dan pendengaran.
Wolfgang Kohler: Sebagai salah satu anggota pendiri sekolah pemikiran Gestalt, dialah yang menjelaskan teori Gestalt secara singkat dengan menggambarkan bahwa "Keseluruhan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya". Dia dikenal karena penelitiannya tentang pemecahan masalah.
Karakteristik Teori Gestalt
Hukum Gestalt dari Organisasi Perseptual
Para psikolog Gestalt telah berusaha menjelaskan berbagai hukum persepsi seperti hukum Pragnanz, Kesamaan, Kedekatan, Penutupan, dan Kontinuitas. Keyakinan mereka bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian telah menghasilkan penemuan berbagai proses atau fenomena yang terjadi selama persepsi.
Psikologi Gestalt sama menekankan pada fakta bahwa persepsi tidak semua tentang bagaimana kita menafsirkan peristiwa duniawi dengan melihat kenyataan, tetapi apa yang sebenarnya kita rasakan berada di bawah pengaruh harapan dan motivasi kita.
Aplikasi Teori Gestalt
Kekuatan dan Keterbatasan Pendekatan Gestalt
Salah satu kekuatan terbesar dari pendekatan ini adalah penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan kesederhanaan gagasannya. Teori ini memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kita menafsirkan dan memahami realitas atau memahami dunia di sekitar kita dalam terang persepsi.
Selain itu, saran mereka tentang pemecahan masalah kreatif dan pemikiran produktif dan masukan yang dibagikan oleh mereka dalam terapi Gestalt yang berkaitan dengan mempromosikan pertumbuhan pribadi adalah penambahan nilai yang benar.
Namun, teori Gestalt juga tidak lepas dari berbagai kritik. Teori ini telah dikritik karena terlalu individualistis, yang dapat mendorong perilaku egois pada individu. Mereka memberi lebih penting untuk memahami diri sendiri terlebih dahulu sebelum memahami orang lain. Kedua, beberapa kritikus menganggap hukum organisasi perseptual sebagai tidak ilmiah, ambigu dan samar-samar tidak memiliki relevansi praktis.
***
Solo, Kamis, 15 Agustus 2019. 6:50 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews