Tawaranya sangat menarik sebenarnya tapi akan sangat kurang ajar jika aku menerimanya, lalu aku bilang terima kasih banyak dan bapak tidak perlu menunggu aku bisa pulang naik bus saja.
Blue Pond, Biei, Japan
Everything about Japan seems perfect kecuali satu hal yang mengganjal yaitu hampir semua bus stop sign di Japan di tulis dalam Kanji jadi buat yang kurang mengerti bahasa Kanji siap-siap kesel.
Sudah dua kali aku salah menunggu di bus stop di Jepang, yang pertama di Biei ketika ingin mengunjungi Blue Pond yang terkenal itu, keluar dari Biei station menurut peta bus stop nya tidak jauh yaitu sekitar 300 meter dan tinggal lurus aja, ternyata memang benar aku menemukan sign “bus stop”-nya yang berada bersebrangan dengan jalan utama. Sign tersebut berada di tengah-tengah perumahan elit
Kalau menurut jadwal bus aku tiba 10 menit lebih awal, jadi lumayan bisa santai sedikit sambil menunggu, tepat 10 menit ada bus lewat tapi anehnya tidak berhenti di bus stop di tempat aku menunggu tetapi bus tersebut berhenti di sebrang jalan.
Karena tidak ada orang yang bisa di tanya aku langsung lari menghampiri bus tersebut tapi terlambat sebelum aku sempat menyeberang jalan bus tersebut sudah pergi dan yes itu memang benar bus aku karena sesuai dengan no nya bus nya yaitu “86’, saking kesalnya dan tidak tahu mau melimpahkan kesiapa aku berjalan kembali ke tempat awal nya aku menunggu bus lalu aku duduk di jalan dan menangis bukan karena sedih tapi karena kesal.
Tiba-tiba terdengar ada suara pelan dari belakang aku “konichiwa daijobudesuka” ketika aku tengok ke belakang ada seorang pria paruh baya oh ternyata dia yang ngomong kirain halu, dia tanya kenapa aku menangis, lalu aku bilang kesal karena nunggu bis dan salah tempat jadi bis nya lewat begitu saja.
Bapak baik itu bertanya lagi “kamu mau kemana” ke Blue Pond kataku lalu dia cek ke bus schedule di papan bus stop dia bilang kamu bisa kejar ke next stop nya dengan taxi yang jelas tidak akan mungkin aku lakukan, taxi di Japan harganya super super mahal, aku bilang dengan sopan ke bapak tersebut “terima kasih” tapi tak apa-apa aku pulang saja,
Eh tak disangka bapak baik hati itu bilang ok sekarang kamu ikut aku rumah [rumahnya tepat dibelakang aku duduk] minum teh sambil aku nyalahin mobil ya nanti aku antar kamu kesana, seriously” oh my god, are you an angel” aku benar-benal tidak menyangka si bapak akan menawarkan kebaikannya untuk mengantar aku ke sana, yang lumayan jauh sekitar 30 menit naik mobil, dan jika naik taxi sekitar 5000 yen {sekitar 700 ribu IDR] compare dengan harga bus 500 yen [one way]
Tiba dirumah nya yang fancy aku lihat ada 2 mobil fancy di garasi nya [aku tambah speechless] singkatnya bapak baik hati tersebut mengantar aku tepat ke pintu “blue pond” bahkan beliau menawarkan untuk menunggu di parking lot sampai aku selesai sightseeing.
Wah mimpi apa aku semalam, ketemu malaikat seperti dia. Tawaranya sangat menarik sebenarnya tapi akan sangat kurang ajar jika aku menerimanya, lalu aku bilang terima kasih banyak dan bapak tidak perlu menunggu aku bisa pulang naik bus saja nanti [padahal bis yang ke station ada tiap 3 jam sekali hehe]
Bapak yang baik hati itu bernama Mr Hiraku-san, usianya 69 tahun pensiunan dari Mitsubishi company.
Setelah menikmati sighseeing di Blue Pond sekitar 30 menit aku bertemu dengan cewe Jepang yang cantik yang sedang berlibur, karena aku takut kejadian tadi terulang lagi lalu aku tanya ke si cewe Jepang itu bus stop yang menuju ke Biei station yang mana, lalu dia bilang bareng saja dengan aku karena aku mau ke station juga. Yes, perjalananan pulang menuju station aman.
Jika traveling dengan niat yang baik walapun ada kendala selalu saja ada orang-orang baik yang membantu, semoga bapak yang baik hati itu diberikan umur panjang agar aku bisa bertemu lagi.
The good and the bad things are part of life and good things come when god being involved in our lives.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews