Indonesia 2018 Asian Para Games: Presiden Jokowi dan Disabilitas

Minggu, 14 Oktober 2018 | 15:18 WIB
0
345
Indonesia 2018 Asian Para Games: Presiden Jokowi dan Disabilitas

Senang sekali masih bisa sempat melihat atlet-atlet penyandang disabilitas berlomba dalam Indonesia 2018 Asian Para Games di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Jumat (12/10) sore sampai malam.

Kita dapat belajar dari saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus bahwa tak ada yang dapat membatasi diri kita untuk melakukan yang terbaik dan mencapai raihan tertinggi. Kita mampu jika kita mau (melakukannya). Tak ada satupun yang dapat mencegah dan menghalanginya. Semua terpulang pada kemauan kita sendiri untuk meraih apa yang kita cita-citakan.

Soal "disabilitas" Presiden Jokowi sudah membuktikannya. Ia - yang terpilih secara sah dan demokratis pada Pilpres 2014 lalu - sering kali dituduh tidak akan mampu dan tidak akan bisa membangun dan memajukan Indonesia yang maju dan hebat.

Kemampuan Presiden Jokowi diremehkan, direndahkan, dan bahkan dihinakan oleh sebagian kecil orang Indonesia yang tidak menyangka seorang rakyat jelata dari kampung pinggir kali yang sangat biasa saja, Jokowi Sang Tukang Kayu, bisa jadi presiden dengan mengalahkan sosok seorang priyayi bangsawan yang digambarkan hebat berpendidikan luar negeri tapi gagal dalam karier militernya karena terduga menculik mahasiswa dan disebut-sebut menjadi salah satu aktor peristiwa kerusuhan massa "Tragedi Mei 1998".

Tuduhan "disabilitas", rupanya, justru menjadi cambuk bagi Presiden Jokowi dan memacunya untuk terus kerja, kerja, kerja membangun seluruh Indonesia.

Hanya dalam waktu belum genap tiga tahun (tahun pertama ia masih direcoki urusan dengan parlemen yang dipimpin para politikus busuk) sudah terbukti Presiden Jokowi berhasil membangun infrastruktur di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, juga pulau-pulau lainnya, dan daerah-daerah perbatasan. Proyek-propek mangkrak yang ditinggalkan pemerintahan sepuluh tahun sebelumnya dibereskan, kecuali Candi Hambalang sebagai tanda pengingat "monumen korupsi" hasil pesta bancakan para politikus rakus dari satu partai berkuasa saat itu.

Sebagian kita yang masih sakit hati tidak bisa menerima Jokowi jadi presiden, termasuk Ibu Guru Agama di SMA 87 Jakarta yang pikiran dan jiwanya dirasuki setan kebencian karena kebanyakan mengkonsumsi provokasi khotbah ustadz-ustadz idolanya, boleh-boleh saja menganggap Jokowi sebagai penyandang "disabilitas".

Tapi para pemimpin dunia justru mengakui "abilitas", kemampuan sesungguhnya, yang sudah dibuktikan oleh Presiden Jokowi. Seluruh dunia mengakui Presiden Jokowi saat ini sedang bekerja membawa Indonesia jadi negara maju seperti pujian yang disampaikan para pemimpin dunia dalam Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, 8 - 14 Oktober 2018 ini.

Sabtu (13/10) malam ini, setelah sepekan berlangsung, perhelatan Indonesia 2018 Asian Para Games ditutup. Bagi Anda, antum, akhi, ukhti, dan para politikus yang masih saja suka meributkan ke-"disabilitas"-an Presiden Jokowi cobalah sesekali bercermin: kemampuan apa yang dapat - atau sudah - Anda lakukan dan berikan untuk Indonesia selain menghina Presiden Jokowi dan menyebarkan hoax kepada masyarakat?

Kalau jawabannya tidak ada, maka sebaiknya segera hancurkan cermin dengan cara menabrakan muka Anda ke cermin itu dengan sangat keras lalu carilah dokter ahli bedah plastik untuk menutupi kemaluan Anda.

***