Generasi muda kerap dengan mudah menyebarkan sebuah informasi tanpa melakukan validasi, bahkan tanpa dibaca sekali pun, sehingga menyebabkan hoaks merajalela dan dapat membentuk pola pikir keliru di tengah masyarakat. Oleh karena itu sinergitas antar generasi milenial perlu terus dioptimalkan guna memastikan masyarakat memperoleh informasi yang bersifat benar dan membangun optimisme serta produktivitas agar upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19 dan suksesnya berbagai kebijkan yang dilakukan oleh pemerintah dapat berjalan lancar.
Atas dasar tersebut, Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) mengadakan live podcast pada (22/10) mendukung upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 dan berbagai kebijakan lainnya dalam membangun Indonesia maju sekaligus launching gerakan sebar konten narasi positif di media sosial.
Dalam live Podcast tersebut, Ketua FPMSI Rusdil Fikri berujar bahwa FPMSI terus menstimulasi membangun kerja sama antar komunitas warganet dan generasi muda/milenial bersatu dan saling bantu untuk mendukung kebijakan pemerintah khsusunya upaya penanganan pandemi Covid-19.
"Dalam rangka hari sumpah pemuda, FPMSI mengajak semua pihak bersatu untuk mendukung berbagai program pemerintah khususnya dalam menanggulangi Covid-19. Melawan Covid adalah tugas bersama. Mari kita saling bantu" kata Rusdil.
Sementara itu, Stafsus Presiden Billy Mambrasar berujar bahwa kondisi pandemi COVID-19 menjadi tantangan berat bagi pemerintah, sehingga berbagai kebijakan harus di dukung guna terciptanya optimisme dan produktivitas di masyarakat.
"Semangat Sumpah Pemuda jadikan sebagai semangat menumbuhkan optimisme generasi pemuda memberikan dukungan terhadap berbagai kebijakan pemerintah khususnya dalam penanganan pandemi Covid-19" Kata Billy.
Billy juga menegaskan, bahwa generasi muda jangan sampai kemakan berita hoax soal Omnibus Law Cipta Kerja.
"Saya mengajak generasi muda agar bijak dalam bermedia sosial, Pak Jokowi sangat bijak dalam menerima aspirasi anak muda. Jangan sampai teman-teman kemakan berita bohong soal Omnibus Law, kita bisa lihat bahwa RUU Cipta Kerja sangat menguntungkan UMKM dan para pekerja," jelas Billy
Sementara itu, Blogger Jakarta Halwa mengajak generasi muda disiplin protokol kesehatan dan hindari kerumunan massa demi mencegah timbulnya klaster baru.
"Mari tingkatkan peran generasi muda melawan penyebaran Pandemi Covid-19 dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan hati-hati jangan terprovokasi hoax serta hindari kerumunan massa yang berpotensi timbulkan kluster penyebaran baru" ujar Halwa.
Diketahui sebelum jalannya live Podcast, warganet dan Milenial yang tergabung dalam komunitas FPMSI juga konsisten melaksanakan penyebaran konten positif di media sosial demi mendukung upaya penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah serta melawan konten-konten hoaks demi terwujudnya Indonesia Maju.
Setelah bincang online Podcast berlangsung, dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi gerakan warganet bersama generasi Milenial sebagai komitmen pemuda produktif menyebarkan konten positif demi kemajuan Bangsa. Adapun beberapa poin deklarasi tersebut sebagai berikut,
Pertama, Siap menjaga Persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila Dan Undang – Undang Dasar 1945 Serta Kebhinekaan.
Kedua, Siap Mendukung Dan Mensukseskan Berbagai Kebijakan Pemerintah Dalam Mensejahterahkan Bangsa Maupun Penanganan Pandemi Covid-19 Melalui Literasi Disiplin Protokol Kesehatan Di Era Kebiasaan Baru Demi Terciptanya Situasi Konfusif Serta Terwujudnya Optimisme Bangsa.
Ketiga , Siap Bergotong Royong Melawan Hoaks Dan Konten Negatif Seputar Kebijakan Pemerintah Maupun Upaya Penanganan Pandemi Covid-19 Demi Terwujudnya Kondusifitas Di Lini Media Publik Dalam Rangka Suksesnya Pembangunan Nasional Demi Kemajuan Bangsa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews