Vladivostok, A City Full of Surprises

Satu set “Matryoshka”, dengan ukuran besar, barang itu sempat aku lihat dan aku tanya harga nya di salah satu toko souvenir disana dan harganya sekitar 2.5 juta rupiah.

Selasa, 24 September 2019 | 16:05 WIB
0
370
Vladivostok, A City Full of Surprises
Matryoshka, Russian doll [picture: IG ulianova]

Don’t judge the book by the cover kalimat yang sangat pas untuk menilai orang Rusia. Sudah mejadi rahasia umum bahwa orang Rusia sangat tidak ramah apalagi terhadap orang asing, akan tetapi saya membuktikan sendiri bahwa tidak semua orang Rusia itu tidak ramah dan tidak bisa tersenyum

Traveling ke Rusia sangat challenge karena hampir semua sign di station, di kereta dalam tertulis dalam Bahasa Rusia jadi kalau tidak bisa berbahasa Rusia sebaiknya punya teman Rusia yang berbahasa Inggris yang mau menjadi travel buddy selama meng-explore Rusia. dan kota Rusia pertama yang saya kunjungi adalah Vladivostok,  kota yang berbatasan dengan China dan North Korea

Teman-teman ku menjuluki ato “Winter Traveller” karena mostly aku  memilih traveling di saaat winter, dengan alasan selain karena aku tinggal negara tropis  dan aku ingin menikmati sensasi salju, alam yang serba putih hal lainnya adalah harga-harga jauh lebih murah jika dibandingkan traveling di musim lainnya

Waktu itu aku memilih  berangkat  awal February dan udara sedang dingin-dingin nya, ketika mendarat  di Vladivostock airport aku di jemput oleh Shasa dia lahir dan besar di Vladivostok. Sepanjang perjalanan menuju rumah nya aku terus bicara berusaha untuk mencairkan suasana tapi Shasha  hanya menjawab sangat irit

Misalnya

Who do you live with?

Dia jawab super singkat  “My mom”,

How many brother and sister do you have?  Jawab nya “ None”

Hmm,  agak bete sih aku tidak tesinggung dengan reaksi nya yang “super cold”  karena memang seperti itu karakter mereka dan aku terus menerus ngobrol dengan dia cerita yang lucu-lucu, rasanya seperti berbicara dengan tembok tidak ada balasan tapi tak apa, sometimes the moments that challenge us the most, define us [deena kastor]

Tiba di rumahnya aku langsung di sambut oleh kucing kesayangannya yang sebenarnya lumayan lucu tapi karena kucing Rusia dan di rawat oleh orang Rusia jadi sama seperti tuannya, begitu melihat aku orang asing masuk ke rumahnya  bulu kucing tersebut langsung berdiri dan dia pasang kuda-kuda seolah-olah mau perang.

Ibu Shasha masih terlihat cantik dalam usia senja nya dan sama seperti anaknya Ibu nya pun sangat irit berbicara, awalnya aku tidak nyaman tinggal dengan meraka aku hampir memutuskan untuk cari hostel sampai pada waktu nya makan malam.

Ibu Shasha menghidangkan  soup tomat yang merah membara dan rasanya sangat sulit untuk di cerita dengan kata-kata lalu dilanjutkan dengan menu utama berisi daging setengah matang dan brokoli.

Saat aku mencicipi soup aku sudah kehilangan selera tapi aku terus melanjutkan untungnya semua porsi disajikan dalam ukuran kecil, hampir satu jam kami makan malam bertiga, makan malam yang paling sunyi yang pernah aku alami, tak ada suara terdengar bahkan dentingan pisau dan garpu pun ikut membisu. 

Tiba-tiba Shasha bilang ” finish up” no dessert until you finish your dinner! Oh my God ternyata mereka menunggu aku menghabiskan dinner, terpaksa aku habiskan semua tanpa merasakan apa-apa, dan begitu dessert datang aku sangat kaget melihat reaksi Shasha yang seperti anak kecil mendapatkan makanan kesukaan, desert yang diberikan mama nya adalah sepotong coklat dan biscuit coklat, yang ini rasanya lumayan enak di lidah.

Selama tinggal disana aku tidur di kamar Shasha dan Shasha tidur di sofa, dan tidak disangka Shasha sudah mempersiapkan diri untuk cuti selama beberapa hari untuk menemani aku sightseeing di sana.

Shasha dan Ibu nya tinggal berdua setelah orang tua nya bercerai sejak dia berusia 6 tahun setelah itu ayahnya tinggal di Moscow dengan istri baru nya, untungnya Ibu Shasha mempunyai karir yang bagus di salah satu kantor  pajak di sana, jadi kehidupan mereka lumayan tercukupi.

Selama traveling jarang sekali aku membeli oleh-oleh kecuali barang yang benar-benar aku suka dan tidak bisa dibeli di Indonesia atau online, salah satu benda yang ingin aku beli adalah Matryoshka , adalah boneka khas Rusia yang dapat di isi dengan bentuk boneka-boneka lebih kecil nama tersebut merupakan nama seorang wanita yang bernama : Matryona yang bertubuh gemuk.

Shasha beberapa kali menemani aku ke beberapa toko souvenir,  karena harganya yang sangat mahal  aku tidak menemukan harga yang cocok dengan budget aku, setelah tiga kali keluar masuk.

Sampai khirnya Shasha bertanya “ Kenapa kamu tidak memilih dari sekian banyak pilihan?”, aku bilang “it’s alright I will buy next time”.

Tak terasa sudah satu minggu aku tinggal dirumah Shasha dan mereka sudah mulai banyak bicara ,  aku melihat ada garis senyum di bibir mereka tiap kali aku cerita yang lucu-lucu, akhir nya aku berhasil membuat orang Rusia tersenyum, to be honest it take serious effort  to make them smile. but I did it.

Sudah waktu nya aku melanjutkan next destination, aku berpamitan dengan Ibu Shasha dan tidak disangka beliau mencium kening dan pipi aku hal yang sangat tidak biasa dan jarang terjadi di Rusia

Shasha mengantarkan aku ke airport di perjalanan dia diminta Ibu nya untuk mampir ke kantor Ibu nya untuk mengambil sesuatu, saat itu hari minggu dan tentunya hari libur, aku menunggu di mobil, sepuluh menit kemudian dia datang membawa satu bungkusan warna coklat lalu dia bilang “this is from my mom” aku sangat terkejut dan tidak menyangka sama sekali.

Shasha bilang “ please do not open until you arrive home”  aku makin bingung,  saat itu yang ada dipikiran aku hanya apa yang terjadi jika isinya barang illegal atau narkoba, tapi seperti Shasha melihat kekawhatiran aku, dia bilang “ it is not what you think”  alright aku putuskan untuk  percaya toh next destination aku ke Korea,  jadi tidak terlalu beresiko pula.

Aku pun menepati janji untuk tidak membuka sampai dirumah sebenar nya lebih karena barang tersebut langsung aku masukan ke tempat paling dalam.

Tiba di rumah aku buka dan isinya sangat tidak disangka-sangka satu set “Matryoshka”, dengan ukuran besar, barang itu sempat aku lihat dan aku tanya harga nya di salah satu toko souvenir disana dan harganya sekitar 2.5 juta rupiah.

Tanpa menunggu lama aku langsung email ke Shasha mengucapkan terima kasih atas “ sweet surprise” yang mereka berikan.

Shasha bercerita, malam itu saat dinner Ibu nya bertanya kemana saja kalian hari ini, Shasha bilang setengah  hari duduk ditaman dan sisanya keliling mencari boneka itu, tapi karena harga nya yang mahal aku tidak jadi membeli.

Shasha cerita ke Ibu nya betapa dia melihat aku sangat menginginkan boneka tersebut terlihat wajah dan mata ku yang sangat berbinar-binar ketika memegang, membuka dan memainkan boneka tersebut untuk beberapa saat sebelum akhirnya pergi tanpa membeli, lalu esok harinya ibu nya pergi ke toko tersebut dan membeli nya untuk dan disimpan di kantor nya menunggu saat yang tepat untuk diberikan ke aku.

It may not seem like a lot to some but it was the sweetest and most thoughtful things a friend has done to me. I melted.

So never judge someone by the way they looks or the way its covered, deep inside there is a lot to be discovered.

***