Ternyata Sragen kebanjiran calon dari luar daerah. Hanya ada 2 kursi untuk calon guru bahasa Indonesia, tetapi peminatnya mencapai 428 orang. Artinya, persaingannya 1 : 214.
"Yakinlah dengan jalan yang Anda pilih bahwa itu adalah pilihan yang terbaik. Jangan pernah ragu. Barangsiapa sepenuh hati melakukan sesuatu kelak ia akan mendapatkan hasil yang sepenuhnya juga. Sebaliknya, barangsiapa melakukan sesuatu setengah hati, kelak ia pun hanya akan mendapatkan setengahnya" begitulah bunyi nasihat agar kita itu percaya diri saat mengerjakan sesuatu. Jangan pernah ragu ya...
Alhamdulillah, lamaran diterima si doi. Kita sepakat menikah. Namun, belum bisa ditentukan waktunya. Terlebih terjadi geger reformasi 1998. Kota Solo dibakar perusuh...
Di tengah momen yang sangat menegangkan itu, pemerintah membuka lowongan kerja. Ada rencana rekrut Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS. Kebutuhan CPNS sangat banyak. Tersebar di semua departemen dan lembaga.
Di pengumuman itu, dibutuhkan guru bahasa Indonesia juga. Artinya, ada kesempatan. Sayangnya, peluangnya kecil banget. Di Sragen hanya dibutuhkan 2 orang, sedangkan peminatnya ada 428 orang. Kok banyak banget?
Seleksi CPNS 1998 membuka kesempatan bebas sebebas-bebasnya kepada semua warga negara yang memenuhi syarat admin. Pemerintah memberikan 3 pilihan kepada setiap peserta tes CPNS. Akhirnya, formulir pendaftaran diisi pilihan penempatan Sragen, Yogyakarta, dan Bengkulu.
Dari situlah diketahui jumlah peminat dari masing-masing daerah. Ternyata Sragen kebanjiran calon dari luar daerah. Hanya ada 2 kursi untuk calon guru bahasa Indonesia, tetapi peminatnya mencapai 428 orang. Artinya, persaingannya 1 : 214.
"Dik, saya mau ikut tes CPNS di Sragen. Doakan diterima, ya," pinta si cowok saat menemui si doi di kosnya.
"Ya, Mas. Mudah-mudahan rezeki kita," jawabnya pendek penuh harap.
"Aamiin yra. Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan dan kesuksesan kepada ikhtiar kita, ya," ujar si cowok.
"Kudoakan, Mas. Doaku mengiringi ikhtiar jenengan" balas doi. Tak lama-lama ngobrol di kos cewek karena besok pagi harus menempuh perjalanan jauh.
Pagi harinya, sengaja berangkat dari rumah. Ia perlu minta doa restu kepada orang tuanya. Ridha Allah adalah ridha kedua orang tua. Keduanya sering disebut malaikat yang terlihat. Motor Honda Prima 90 pun distarter. Bismillah, berangkat....
Tes CPNS diadakan di SMAN 3 Sragen. Ketemu dengan beberapa orang yang dikenalnya. Baik teman kampus di IKIP Yogyakarta maupun teman daerah. Mereka terlihat sangat percaya diri. Itu wajar karena IP ijazah sarjana mereka lebih baik daripada miliknya. Nggak apa-apa. Toh hasilnya itu urusan Allah semata. Iya nggak...???
Catatan :
Makin tinggi pohon tuh anginnya makin kenceng. Maksudnya, makin tinggi cita-cita makin berat ujiannya. Kalau takut terkena angin, jadilah rumput. Cuma, risikonya ya diinjak-injak orang, dibabat orang, hingga dimakan kerbau...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews