Mindset yang Benar untuk Jadi Influencer di Instagram

Banyak selebgram di instagram yang memposting hal tak senonoh, demi menaikkan followers kadang sampai rela melakukan hal yang kontroversial.

Senin, 18 Mei 2020 | 12:09 WIB
0
204
Mindset yang Benar untuk Jadi Influencer di Instagram
sumber gambar dnaberita

Beberapa hari yang lalu para stand up comedy-an yang kini sudah merambah dunia hiburan secara menyeluruh, seperti menjadi selebgram, sutradara, youtuber dll, secara kompak dibuat geram oleh akun-akun instagram yang kerjanya hanya mengupload ulang (reuploader) konten milik mereka.

Bahkan mereka yang geram sampai membuat video untuk membahas serta mengecam tindakan para reuploader tersebut, sebagian yang lain melayangkan gugatan secara resmi. Beberapa akun reuploader meminta maaf dan menghapus video yang diupload sembarang tanpa ijin, sebagian akun malah ngotot dan merasa benar.

Pandji Pragiwaksono bahkan menantang para reuploader dan mereka yang mendukung tindakan tersebut untuk coba membuat satu joke orisinil saja, apakah mereka mampu? Pandji Pragiwaksono, yang sudah keliling dunia menggelar stand up comedy ini ingin menunjukkan bahwa untuk membuat satu joke yang lucu saja itu sulitnya minta ampun.Apalagi membuat materi stand up selama satu jam.

Maka tindakan mengupload sesuatu tanpa ijin adalah perilaku tidak menghargai jerih payah orang lain. Ernest Prakasa, dalam video yang diunggah di akun instagramnya juga berkata, internet adalah ladang para seniman untuk berkarya, maka jika ada seniman yang menjual karyanya di sebuah platfom, lalu kita membelinya, dan sehabis itu kita pindahkan konten tersebut ke instagram atau youtube, ini adalah tindakan tidak terpuji.

Orang-orang dibalik akun tersebut hanya memikirkan dirinya karena mencari keuntungan sendiri.Bermodalkan konten orang lain, mereka akan memperoleh follower dan engagement, lalu sehabis itu mereka akan memanfaatkan akunnya untuk tujuan bisnis seperti open endorsment misalnya. Tapi bukan ini topik spesifik yang ingin saya bahas. Tapi kiranya kasus di atas dapat jadi pengantar untuk hal yang ingin saya bicarakan.

Beberapa waktu yang lalu saya bertanya pada teman saya yang followers instagramnya mencapai lima belas ribuan. Iseng saja saya,”Bagi tips dong biar followers instagram banyak.”

Lalu dia balas, ”Rajin posting, Bro, serius, konsisten pokoknya. Bangun engagement sama audiens kamu di instagram dengan baik. Aku aja ini bisa sampe 15 ribu perjuangan dari 2017. Susah naik karena algoritma instagram yang sekarang gak semudah dulu di 2013 awal.”

“Ia ya. Harus konsisten. Manfaat dan keuntungan yang bakal kita rasain punya follower banyak gitu apa? Bakal dapat promo dll gitu ya? "Jawab saya sekalian kembali bertanya.

Teman saya itu menjawab “Aset jangka panjang aja Bor menurutku. Memang manfaatnya gak akan langsung dirasain. Kaya aku ya, kerja sama ama brand juga masih sedikit. Justru punya followers tuh kita harus bisa kasih manfaat ke mereka. Harus sama-sama menguntungkan, followers kita dapat apa sih kalau follow kita, nah kalau aku mindsetnya kesitu, bukan ke aku dapet apa sih dari followers. Kalau mindsetnya dapat duit, endorse, benefit satu arah aja, cape haha.”

Betul juga pikir saya. ”Jadi untuk branding ya dalam jangka panjang.” Balas saya lagi.

Lalu dia bercerita. ”Aku dulu-dulu masih takut Bor dapet kerja sama gitu, takut gak bisa kasih feedback atau exposure sama brandnya. Baru setahunan ini aku coba-coba terima kerja sama. Apalagi kemarin sama Pemkab, sebulan kontrak, lumayan kan duitnya, tapi tanggung jawabnya gede wkwkwk.”

Lalu saya balas lagi “Haha bener juga. Kalo nanti kita buka usaha juga jadi bisa dipromosikan ya. Cuman aku belum siap main ngembangin diri di instagram karena suka geuleh (jijik) kalau difollow bule-bule cowok gak dikenal haha.”

“Ya gak apa-apa atuh, harus siap terkenal haha.” Ujarnya menutup percakapan kami.

Dari percakapan di atas setidaknya ada beberapa pelajaran teknis (ini bukan pelajaran utama yang ingin saya sampaikan) yang menurut saya dapat kita tanamkan sebagai prinsip sebelum kita memutuskan berkarya di media sosial sebagai influencer, selebgram, atau apapun namanya.

Pertama, Dalam memulai apapun yang dibutuhkan adalah kerajinan dan konsistensi.

Salah seorang youtuber gaming, nama channelnya Miawaug, sangat konsisten menerapkan hal ini. Dia selalu upload setiap hari dengan menamatkan satu jenis game dulu. Itu kenapa dia bisa menjadi channel gaming nomor satu di Indonesia.

Ada banyak channel gaming di Indonesia, cuman banyak yang upload seenaknya. Hari ini upload game A, besok dia upload game B, sementara kita yang nonton pengen tahu kelanjutan dari game A tersebut. Jadilah kita kecewa dibuatnya.

Itu kenapa selain jadi channel gaming dengan subscriber terbanyak video-video Miawaug selalu ditunggu setiap harinya dan view nya selalu banyak, jauh di atas channel gaming yang lain.

Maksud saya mencontohkan hal ini adalah, mau berkarya di instagram, youtube, tiktok, apapun jenis konten dan platformnya yang dibutuhkan untuk maju adalah kerajinan dan konsistensi.

Ibarat menulis di Kompasiana, adalah pola yang salah kalau kita dalam sehari menulis sepuluh artikel, tapi sehabis itu hilang selama sebulan. Lebih baik sehari menulis satu artikel berkualitas tapi terjadwal. Misal seminggu tiga kali, tapi terus dilakukan selama setahun.

Kedua, membangun engagement sama audiens.

Sangkin pentingnya hal ini, youtube sampai membuat sebuah persyaratan jika sebuah channel ingin lolos monetisasi (bisa dipasang iklan), maka salah satunya adalah membuat video yang menampilkan wajah, artinya sebuah video yang "bernyawa".

Sekalipun tidak berinteraksi secara langsung, apa yang disampaikan dan ditampilkan itu ada unsur interaktifnya.Tapi bagaimana cara membuat sesuatu yang interaktif jika yang kita share di instagram adalah foto? Bisa kok, misalnya membuat caption berupa pertanyaan agar para followers dapat memberikan pendapatnya di kolom komentar, dan berbagai cara lainnya.

Ketiga, tentu yang paling utama adalah kualitas apa yang kita upload.

Sekaligus ini adalah poin utama yang ingin saya sampaikan. Seperti yang disampaikan oleh teman saya itu. Banyak orang ingin punya followers yang banyak dengan motivasi mendapatkan sesuatu.

Jika ambisinya langsung keuntungan pribadi, kejadiannya akan seperti para reuploader yang saya ceritakan di atas. Memiliki followers harusnya membuat kita bertanya manfaat apa yang sudah kita berikan pada mereka.

Apa sih yang mereka dapat kalau mereka memfollow kita? Kalau mindsetnya "apa yang kita dapat dari followers" nanti kita akan stres sendiri. Kalau mindsetnya hanya dapat duit, endorse, benefit satu arah aja, nanti kita akan melakukan segala cara sekalipun itu merugikan pihak lain.

Itu kenapa tidak semua influencer mau menerima endorse melalui instagramnya. Reza Arap misalnya, youtuber yang juga musisi ini tidak mau followersnya terganggu dengan postingan endorsenya.

Makanya saya paling anti memfollow artis apapun yang isi postingan instagramnya kebanyakan endorsment. Kelihatan sekali sang artis hanya memikirkan satu arah saja.

Padahal belum tentu dia memakai produk yang dia promosikan, bisa saja itu barang tidak berkualitas, palsu dan berbahaya. Kalau kita memikirkan apa yang orang lain dapatkan kalau memfollow kita, dengan seiringnya waktu pasti kita juga akan memperoleh keuntungan (simbiosis mutualisme).

Keempat, Banyak orang merasa punya followers cukup di instagram lalu asal terima endorse saja. 

Seperti cerita teman saya di atas, baru-baru ini saja dia berani menerima kerja sama dengan berbagai pihak. Kenapa demikian? Karena dia takut tidak bisa memberi feedback atau exposure yang diharapkan oleh brand atau pihak yang berharap mendapat promosi di instagram.

Teman saya itu merasa bahwa dia harus bertanggung jawab pada sesuatu yang dia posting. Bertanggung jawab kepada pihak yang mempercayakan produknya pada dia, dan terlebih lagi bertanggung jawab kepada foloowersnya.Tidak sedikit kasus penipuan dialami orang di instagram saat ada seseorang mempromosikan sesuatu pada followersnya.

Kelima, jangan hanya siap terkenal tapi harus siap juga mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita posting.

Banyak selebgram di instagram yang memposting hal tak senonoh, demi menaikkan followers kadang sampai rela melakukan hal yang kontroversial. Seperti yang lagi ramai belakangan ini, dimana ada seorang influencer yang membuat konten prank menyodorkan pizza pada seseorang yang lagi puasa dengan tujuan menguji iman mereka.

Sontak influencer ini dikecam oleh banyak pihak hingga akhirnya membuat klarifikasi permintaan maaf. Memangnya dia siapa berhak menguji iman seseorang? Hadeuhh. Demikian kiranya tulisan ini berguna untuk semua pembaca.

Penikmat yang bukan pakar.

***