Oesman akan terus menampilkan musik Melayu bersama rekannya di Orkes Pancaragam Senduduk Putih. Selain itu dia memohon doa untuk kelancaran proses albumnya tahun ini.
Tak ada yang tak mengenal Oesman di Bengkalis, mungkin bahasa pembuka ini terkesan sedikit sombong atau meninggi tapi fakta berbicara seperti itu. Setelah hampir 2 dekade berkarya di musik Melayu khususnya Bengkalis dan Riau Pesisir, Oesman telah menghasilkan banyak karya musik dan lagu.
Tercatat sejak tahun 2001 lalu, 6 album penuh dan puluhan Single telah dilahirkan di antaranya Album Negeri Junjungan (2001) rekaman di Madas Studio Pekanbaru, Zapin Bermadah (2005) rekaman di Soneta Studio Jakarta, Zapin Imam Berempat (2010) rekaman di Letto Cak Nun Studio serta Mixing di Djaduk Studio Jogjakarta, Lagu Anak-Anak “Pulau Impian" (2016) rekaman di Winsz Studio Bengkalis, Instrumen lagu-lagu Melayu Bengkalis (2017) rekaman di Winsz studio Bengkalis serta Mixing Eri Bob Studio Pekanbaru dan Rilis ulang album “Merajut Kenangan” tahun 2018 lalu.
Suami dari Santi ini tercatat sudah melanglang buana dengan musik dan keseniannya mulai dari Asia hingga Eropa bersama Sanggar Tasik Bengkalis. Di usianya yang sudah memasuki 42 tahun ini, Wak Seman (Panggilan akrab Oesman) masih aktif berkarya dan mengisi Panggung mulai dari Bengkalis dan Provinsi Riau hingga Nasional.
Oesman ini termasuk salah satu musisi yang menguasai banyak instrument (Multi Instrumentalist). Hampir semua alat Petik mulai dari Gambus, Gitar, Bass hingga Alat Musik keyboard seperti Accordion dan Piano dikuasainya.
Namun potensi utama Oesman terletak pada Vokalnya, kekuatannya dalam mendendangkan musik melayu menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi Leader Orkes Pancaragam Senduduk Putih ini.
Kemampuannya menyanyikan Lagu ini tercatat sudah menghasilkan hits pada musik melayu pesisir seperti “Masak Kopi”, ”Zapin Bermadah” dan masih banyak hits lainnya. Di usianya sekarang selain masih aktif menghibur masyarakat dari Panggung ke Panggung, dia juga masih produktif sebagai Juri, Pembicara dan Tokoh Pergerakan Musik Melayu Bengkalis. Baginya, bermusik bukan lagi sekedar profesi tapi sudah menjadi passion atau kesenangan yang tidak bisa dibayar dengan apapun.
“Bagi saya berkarya di Musik melayu ini bukan lagi soal Profesi atau Pekerjaan, Ini sudah menjadi kesenangan dan hal yang saya sendiri sudah jalani dengan sepenuh hati selama beberapa tahun terakhir. Saya hanya ingin dengan anugerah musik yang saya miliki bisa membantu melestarikan kesenian musik melayu khususnya di Bengkalis dan juga bisa menjadi media dalam berkarya membangun Negeri,” ujar ayah Azura dan Febri ini.
Ketika ditanya soal apa kegiatannya saat ini dan targetnya ke depan, Oesman menjawab bahwasanya dia akan terus menampilkan musik Melayu bersama rekannya di Orkes Pancaragam Senduduk Putih. Selain itu dia juga memohon doa untuk kelancaran proses albumnya tahun ini.
“InsyAllah kami akan terus berkarya menampilkan sekaligus mempromosikan Musik melayu yang kami bawa, selain itu sedang dalam proses Pengerjaan album baru kami yang direncanakan rilis pada tahun ini. Kami mohon doanya dari seluruh teman-teman semoga prosesnya bisa selesai dan sesuai target yang diinginkan,” tutup Oesman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews