Bukankah sebelum diperintah untuk nahi mungkar, mencegah keburukan, terlebih dahulu engkau harus melaksanakan amar ma’ruf, mengajak pada kebaikan?
Syahdan menurut sahibul jamil, tersebutlah seseorang manusia yang protes kepada malaikat karena dilarang masuk surga.
“Bagaimana mungkin saya tidak masuk surga?” protes seorang manusia itu. “Padahal selama di dunia, saya selalu membela agama Allah. Kemarin men-sweeping buku-buku tentang Marxisme dan Leninisme. Itu kan bahaya bagi Allah? Dulu, waktu ijin ormas belum habis, saya dan teman-teman ikut memberantas perjudian. Nggropyok lokalisasi pelacuran. Ngusir-ngusir orang kafir. Sweeping warung-warung nasi yang buka tengah hari waktu Ramadhan,…”
“Tapi, ada yang tidak kamu razia…” Malaikat nyeletuk.
“Lha, mangsalahnya dia janji menutupnya, dan sudah bayar pula,” tukas seorang manusia itu. “Kita juga rajin menghalangi pembangunan tempat ibadah yang bukan agama saya. Bahkan palang di nisan makam saja, kami tebas ujungnya. Jadi kayak huruf T. Itu tanda takluk. Kami meneror musuh-musuh Allah. Kami melakukan berbagai bentuk jihad. Kami bikin aplikasinya pula. Dan itu kami catat semua. Ada videonya pula. Mongsok itu tidak dilihat?”
“Justru karena itu semua membuat engkau ditolak masuk surga.”
“Welhoh! Kok tongseng, eh, kok bisa?”
“Karena engkau sesungguhnya mengikuti setan.”
“Bijimana logikanya?” seorang manusia itu uring-uringan. Padahal imam besar mereka, juga yang suka kutbah di medsos, menjamin mereka masuk sorga. Bakal didampingi ribuan bidadari pula. Apalagi sudah sumpah-sumpah nggak mau koalisi dengan Jokowi.
“Jika engkau percaya tiada tuhan selain Allah, artinya mengakui Allah Mahasegala? Mahasakti?” bertanya Sang Malaikat. “Dan seperti kata Mak-Emak ketika demo di patung kuda, dengan kun-faya-kun semuanya selesai. Jika Allah menghendaki semua itu tak ada, ‘kan mudah saja? Allah tak usah menciptakan itu semua. Kan? Maka sebetulnya-betul, intinya-inti, pakarnya-pakar, nganunya-nganu, engkau lebih mematuhi godaan setan untuk menentang kehendak Allah dengan aksi-aksi yang kau anggap hebat itu.”
“Pitikih?” seorang manusia itu ra dong blas. Belum juga nyaho.
“Bukankah sebelum diperintah untuk nahi mungkar, mencegah keburukan, terlebih dahulu engkau harus melaksanakan amar ma’ruf, mengajak pada kebaikan? Iya 'kan? Kamu tuh pura-pura dungu atau emang? Kubilangin ke Rocky Gerung lho!”
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews