Pernah dengar judul buku fabel Hikayat Kalilah dan Dimnah yang terkenal itu? Penerjemah pertama buku ini adalah seorang penyair Arab, bernama Ibnu al-Muqaffa, hidup di masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah ke-2, al-Manshur.
Suatu hari, Ibnu al-Muqaffa mengirim tulisan kepada Khalifah al-Manshur, yang isinya tipis, berjudul "Risalatu ash-Shahabah" (Risalah tentang Para Sahabat). Isi tulisannya hanya tentang nasehat, kepada Khalifah al-Manshur agar pandai-pandai memilih pejabat, dan memperbaiki sistem pemerintahan untuk rakyat. Nasehat yang disampaikan Ibnu al-Muqaffa sangat santun dan lembut.
Namun siapa sangka, ternyata memberikan nasehat kepada seorang penguasa adalah tindakan kriminal berat.
Tungkai dan lengan Ibnu al-Muqaffa dicincang satu per satu. Potongan dagingnya dipanggang di atas bara api, tepat di hadapannya. Setelah matang, satu per satu pula daging panggang itu dijejalkan ke mulutnya. Ibnu al-Muqaffa menjalani penderitaan tiada tara sampai ajal menjemputnya. (Sumber: Tarikh Thabari XXIV, Tarikhul Umam wal Muluk; Al-Haqiqah al-Ghaybah hal. 108)
Dan hari ini kita memiliki Bahar bin Smith yang mengatakan di depan umum: "Jokowi Banci, Jokowi Haid". Kemudian kita juga memiliki Ahmad Dhani yang bersuara lantang: "Jokowi Anjing". Sekiranya Presiden Joko Widodo meniru Khalifah al-Manshur, tentu Bahar bin Smith dan Ahmad Dhani hari ini sudah di alam baka.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews