Mayor Jenderal Yoshua Pandit (YP) Sembiring. Ia panglima Kodam Cendrawasih, saat ini. Bukan kali ini saja marga Sembiring dipercaya memimpin Kodam di ujung Timur Indonesia.
Sebelumnya ada Mayor Jenderal Raja Kami Sembiring, pada 1982-1985. Lalu, Mayor Jenderal Amir Sembiring, pada 1998-1999. Terakhir letnan jenderal sebagai komandan Kodiklatad. Kali ini ada Mayjen YP Sembiring, lulusan Akmil 1986 dari Korps Infanteri.
Lelaki dari Tanah Karo, Sumatra Utara itu sekitar 15 tahun di satuan Yonif Kostrad. Saat kolonel senior pun menjadi inspektur di Kostrad.
Kini, Panglima TNI memerintahkan satuan Yonif 751 Raider Kodam Cendrawasih di Papua untuk menumpas tentara Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Pasukan Raider dibentuk untuk menumpas musuh yang bertempur secara gerilya. Juga menggunakan taktik tempur gerilya (counter guerilla warfare) walau dalam posisi sebagai pasukan pemburu.
Dua Sembiring terdahulu memiliki sikap tegas. Tak ada maaf untuk OPM!
Tentu harapan yang sama untuk YP Sembiring. Saatnya YPS menunjukkan kemampuan di lapangan sebagai panglima perang.
Oktober 2018 lalu, saat saya ke Jayapura, tak sempat bertemu. Saat bersamaan, ia terbang ke Jakarta. Sehingga hanya berkomunikasi via WA.
Tunaikan tugas mulia, Jenderal Sembiring! Semoga berhasil.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews