Sebagai “anak bawang” di perusahaan film, tentu saya harus cepat banyak belajar, beradaptasi dan sekaligus kalau perlu melakukan inovasi. Semoga hal ini bukan sekedar isapan jempol.
Kongres XX Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selata, hari ini, Rabu, 13 November, berlangsung sangat menarik. Pertama sidang yang direncanakan berlangsung sampai malam, ternyata dapat dihelat hanya dalam waktu dua jam saja. Kendati tidak ada “pengaturan” sebelumnya, namun rupanya semua dapat berlangsung dengan musyawarah mufakat. Selama sidang hanya ada satu intrupsi, itu pun tidak terkait langsung terhadap jalannga sidang.
Pertanggungjawaban pengurus lama, tanpa banyak cingcong langsung diterima. Pemilihan tiga formatur untuk memilih pengurus baru priode 2019 - 2022 tak bermasalah sama sekali. Usulan nama-nama dari dari flor langsung diterima sidang. Formatur diberi waktu 30 menit untuk menyusun kepengurusan. Sementara formatur bersidang, dua komisi, yaitu Komisi A untuk bidang organisasi dan komisi B untuk bidang program pun ikut bersidang secara terpisah.
Saya tak tahu apa yang terjadi dalam rembukan formatur, tetapi sebelum 30 menit , para formatur sudah merampung tugasnya. Dan mengumumkan susunan pengurus PPFI priode 2019 - 2022 sebagai berikut:
Ketua umum: Deddy Mizwar.
Ketua Bidang Produksi : Judith J. Dipodiputro.
Ketua Bidang Peredaran : Manoj Punjabi.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri: Amrit Punjabi.
Ketua Bidang Organisasi : Wina Armada Sukardi (saya).
Sekjen : Zairin Zein.
Wakil Sekjen: KK Dheeraj
Bendahara : Sandy Santyo.
Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO)
Ketua : Firman Bintang
Anggota: Ilham Bintang, Hari Simon, Adi Surya Abdi dan Sofian Saleh.
Setelah pengumuman itu, ketua komisi A, saya, mengemukan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) perlu diubah, ditambahkan, dihilangkan, disempurnakan, disesuaikan dengan perkembangan teknologi, sosial dan hukum serta dibuat secara sistematis. Untuk itu saya minta waktu sebulan. Langsung disetujui.
Begitu juga manakala ketua komisi B, bidang program, Zairin, mengemukan beberapa hal dan semula dia minta waktu cukup seminggu menyelesaikan tugasnya, tetapi lantaran komisi A, diputuskan merampungkan tugasnya sebulan, Zairin pun sepakat minta waktu sama sebulan. Sidang yang dipimpin oleh Ilham Bintang pun setuju.
Setelah itu silakuka. terima dari ketua umum sebelumnya Firman Bintang kepada ketua unum baru, Deddy Mizwar antara kai melalui serah terima pataka PPFI. Sebelum kongres selesai, kepada Deddy Mizwar diberikan kesempatan memberikan sambutan pertama selaku ketua umum. Pada intinya Deddy menyebut PPFI merpakan organisasi yang penting, dan dapat berbuat banyak. Deddy juga menegaskan bakal merangkul senua pihak.
Kehadiran saya di kongres PPFI ini boleh jadi mengejutkan banyak pihak. Selama ini saya hampir tidak pernah muncul dalam gelanggang perusahaan film. Maka, ketika hari ini saya hadir di kongres PPFI, wajar sebagian kalangan perfilman terkejut. Oleh sebab itu, sebelum ikut kongres, supaya tidak diganggu gugat, saya penuhi semua persyaratan, termasuk membayar iuran tahunan anggota PPFI Rp 3 juta.
Kalau kali ini saya hadir di dunia perusahaan film, saya ingin langsung “in” pada jantung industri perfilman Indonesia. Saya berhasrat mencoba memberikan konstribusi kepada dunia industri perfilman.
Sebagai “anak bawang” di arena perusahaan film, tentu saya harus cepat banyak belajar, beradaptasi dan sekaligus kalau perlu melakukan inovasi. Semoga hal ini bukan sekedar isapan jempol.
Tabik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews