Ini sama saja menggunakan mobil dinas untuk kesenangan hobinya bukan untuk menunjang kinerja untuk kepentingan masyarakat.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menjadi perbincangan publik atau masyarakat karena menganggarkan pembelian mobil dinas Rubicon seharga Rp1,9 miliar. Untuk ukuran seorang bupati, mobil dinas Rubicon dengan anggaran Rp2 miliar termasuk yang sangat fantastis. Biasanya mobil dinas seorang pejabat jenis sedan bukan mobil sport.
Inilah contoh yang tidak baik dari seorang pejabat atau bupati. Lebih mementingkan mobil dinas dibanding kinerja untuk melayani masyarakat. Boros anggaran.
Seorang pejabat atau bupati boleh saja mempunyai hobi seperti Off Road. Tetapi juga jangan aji mumpung menggunakan anggaran daerah atau negara untuk memenuhi hasrat hobinya yang suka Off Road dengan membeli mobil dinas Rubicon.
Dan benar saja, Rubicon yang baru dibeli untuk sang bupati langsung dijajal atau test drive untuk Off Road di Sungai Jlantah, Jatiyoso, Karanganyar.
Dan Rubicon itu tidak kuat menanjak dan harus ditarik dengan bantuan eskavator.
Ini sama saja menggunakan mobil dinas untuk kesenangan hobinya bukan untuk menunjang kinerja untuk kepentingan masyarakat.
Lebih baik,kalau mempunyai suatu hobi seperti Off Road,jangan menggunakan uang negara tetapi menggunakan uang pribadi.
Perilaku Bupati Karanganyar ini tidak patut ditiru atau dicontoh.Hobi Off Road tapi menggunakan anggaran daerah atau uang negara.
"Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono".
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews