Dari mana semua taik itu datang? Rupanya, banyak bule yang berdomisili di Bali yang rutin membawa piaraannya untuk berak pagi di sepanjang trotoar.
Sedih melihat kondisi pariwisata Bali hari ini. Udah lebih dari satu setengah tahun Bali yang dulunya menjadi pulau yang gak pernah tidur, kini berubah bagai pulau nan senyap. Itu semua akibat industri pariwisata Bali terdampak pandemi global Covid 19.
Main-mainlah ke Legian. Coba sisir trotoar sepanjang pertigaan Jl. Patih Jelantik hingga prapatan Bemo Corner. Turis asing nyaris gak nampak. Hanya sekali-sekala terlihat pasangan turis lokal yang melintas berjalan kaki.
Gerai-gerai surfing yang dulu mereknya acap jumawa melihat wisatawan lokal, kini sebelum maghrib udah terpaksa tutup. Episentrum dugem yang berkoloni di sekitar Monumen Bom Bali sebutlah itu ViAiPi, Sky Garden, Bounty atau Paddy's kini nyaris tanpa tamu... hiks... hiks... hiks !
Malam itu saya mencoba nongkrong sejam di tempat favorit saya. Di seberang Espresso Bar. Saya gak bisa menemukan lagi grup band slow-rock lokal yang acap slengekan. Bar nya udah ambyar. Yang melintas pun bisa dihitung dengan jari hari ini.
Lain lagi realitas di sekitar sayap Legian sebelum pandemi. Jalannya acap macet di setiap midnite.
Kian muacet lagi sehabis bubaran disko, saking banyaknya bule mabok yang tepar di sekitar trotoar dekat Gang Poppies hingga Paddy's Bar.
Bagaimana pula dengan kondisi di sayap Seminyak kini ? Minggu pagi itu dari prapatan Jl. Melasti hingga prapatan Jl. Double Six saya mencoba olga pagi. Berjalan kaki santai. Tapi, sungguh menjengkelkan ternyata. Berjalan di trotoar terpaksa harus hati-hati. Mengapa ? Banyak buanget taik anjing di sepanjang trotoar.
Saya terpaksa pindah dan belok ke Jl. Double Six. Kawasan yang terkenal sebagai tempat dugemnya kaum gay dan lesbi. Di sini lah akhirnya terjawab.
Dari mana semua taik itu datang? Rupanya, banyak bule yang berdomisili di Bali yang rutin membawa piaraannya untuk berak pagi di sepanjang trotoar. Dasar anyiiing!!!
Turis hilang, taik anjing pun datang!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews