Ketika inflasi sudah cukup tinggi, cepat atau lambat akan diatasi dengan menaikkan tingkat bunga FFR.
Berbagai lembaga investasi dan riset bisnis memprediksi ekonomi Amerika Serikat pada Q1 2019 tumbuh antara 1,5% hingga 2,8%, dengan perkiraan yang disepakati pada level 2,2%. Angka tersebut jauh di bawah pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang mencapai 2,9%.
Sementara pertumbuhan ekonomi China, berdasarkan rilis resmi dari pemerintah, diperkirakan tumbuh antara 6% hingga 6,4% pada Q1 2019. Angka itu juga di bawah pertumbuhan ekonomi Q1 tahun 2018 yang mencapai 6,8%.
Menyikapi prediksi pertumbuhan ekonomi dua negara utama tujuan ekspor RI tersebut, Bank Indonesia seperti disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 2019, dari rentang 5,1% - 5,5% menjadi 5,0% - 5,4%, dengan angka disepakati 5,2%.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi di dua raksasa ekonomi dunia itu, harus disikapi Pemerintah dengan kebijakan pemanfaatan pasar domestik yang lebih efektif, serta peningkatan kapasitas produksi dan investasi baru.
Kalaupun ada faktor yang akan memberikan tambahan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan, itu adalah banyaknya proyek infrastruktur baru yang sudah diselesaikan, dan pasti akan menjadi pengungkit tumbuhnya ekonomi produktif di wilayah-wilayah di mana infrastruktur itu dibangun.
Sebagai catatan, di antara negara besar G-20, Indonesia adalah satu dari empat negara dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5%, selain China, India, dan Turki.
Portofolio perdagangan Indonesia - Amerika Serikat pada tahun 2018 mencapai 15% dari nilai total perdagangan internasional RI. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, naik maupun turun trend-nya, membawa risiko dan tantangan bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Jika turun, maka pasti akan menurunkan demand atas produk impor (termasuk dari Indonesia). Jika naik, demandnya juga naik, akan tetapi cepat atau lambat akan mendongkrak tingkat inflasi.
Ketika inflasi sudah cukup tinggi, cepat atau lambat akan diatasi dengan menaikkan tingkat bunga FFR. Efek dominonya, diikuti dengan kenaikan yield (bunga) surat utang, maka US$ dari seluruh dunia akan kembali ‘mudik’, nilai tukar mata uang dunia (termasuk Rupiah) rontok lagi dan defisit transaksi berjalan terancam meningkat.
Bagi Indonesia, selain mengoptimalkan pemanfaatan pasar domestik, untuk menjaga agar produk ekspor RI tetap bisa masuk pasar Amerika, ketika pertumbuhan ekonomi Amerika naik atau turun, adalah meningkatkan daya saing ekspor dalam kualitas dan harga. Opsi lainnya adalah mencari pasar ekspor baru di berbagai kawasan pertumbuhan. Ini pekerjaan, sulitnya setengah mati, dan kalau dikerjakan perlu waktu yang cukup lama.
Sampai di sini saya jadi bingung ketika ada calon pemimpin yang berani berjanji mampu menyelesaikan persoalan ekonomi kurang dari tiga tahun (lebih cepat dari Nabi Yusuf yang perlu waktu tujuh tahun).
Kepada para petani dia berjanji agar harga komoditas pertanian naik hingga para petani lebih sejahtera. Pada waktu yang sama juga dia berjanji, harga-harga kebutuhan pokok, termasuk listrik dan BBM, menjadi lebih murah. Satu-satunya kemungkinan adalah kebijakan subsidi.
Tapi pertanyaan besarnya: duitnya dari mana? Dari nenek lo?!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews