Pandemi nyaris membuat perekonomian negara jadi oleng. Untuk menyelamatkan finansial Indonesia, maka pemerintah mencanangkan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi Covid-19 agar tidak terjerumus ke dalam jurang krisis.
Saat ini dunia sedang dilanda krisis global akibat pandemi Covid, dan di Indonesia perekonomian juga sempat agak lesu. Akan tetapi, saat daya beli masyarakat menurun, kita masih harus tetap optimis. Tidak ada hujan yang terus-menerus dan badai pasti segera berlalu. Pemerintah siaga menyelamatkan perekonomian Indonesia dengan beberapa langkah pasti.
Pemulihan ekonomi nasional wajib dilakukan agar kita tidak terperosok ke dalam status resesi. Pemerintah tentu tak ingin menyandang status bangkrut dan mata uang rupiah mengalami inflasi, serta mengakibatkan huru-hara. Oleh karena itu, bansos digelontorkan kepada masyarakat yang kurang mampu, agar mereka bisa bertahan hidup di masa pandemi.
Awalnya bansos yang diberikan adalah paket sembako, tetapi akhir-akhir ini diganti uang tunai. Penggantian ini untuk alasan kepraktisan dan sekaligus menghindarkan dari praktik pungli oleh oknum nakal. Masyarakat senang memperoleh bansos dan bisa langsung dibelanjakan. Mereka memang disuruh shopping karena bisa menggerakkan roda perekonomian nasional.
Bansos yang diberikan tak hanya kepada warga biasa, tetapi juga pengusaha UMKM, yang diberi uang sejumlah 1,2 juta rupiah. Meski nominalnya berkurang daripada tahun lalu, tetapi wajib disyukuri, karena pemerintah tetap memperhatikan rakyatnya walau pandemi sudah lebih dari setahun.
Bansos juga diberikan untuk pekerja kantoran. Mereka yang ada di kelas menengah juga berhak mendapatkannya, karena pendapatan agak menurun. Pandemi membuat hampir semua orang jadi berkantong tipis, oleh karena itu masih banyak yang perlu dibantu oleh pemerintah. Jadi diharap jangan ada yang memprotesnya, karena kenyataannya banyak karyawan yang rela gajinya dipotong jadi separuh, agar perusahaan tidak merugi.
Selain bansos, pemerintah memulihkan perekonomian nasional dengan subsidi bunga. Lagi-lagi UMKM yang diuntungkan karena program ini khusus untuk mereka, agar tetap bisa membayar cicilan ke Bank atau perusahaan finance. Dengan cara ini maka akan terhindar dari resiko gagal bayar, karena nominal yang dibayarkan jadi berkurang berkat subsidi. Kredit macet adalah mimpi buruk karena bisa memperburuk perekonomian negara.
UMKM juga mendapat insentif pajak, karena orang bijak taat pajak. Mereka harus membayar pajak-pajak wajib, dan intensifnya cukup lumayan. Dinas Perpajakan juga memahaminya, karena hampir semua orang jadi kesulitan untuk mengeluarkan uang saat pandemi. Sehingga bantuan dari pemerintah yang berupa subsidi pajak amat disyukuri.
Kartu prakerja juga jadi program andalan agar masyarakat bisa mendapatkan keterampilan baru, yang bisa dijadikan modal besar untuk memulai sebuah usaha. Pemerintah memang memberi kail, bukan hanya ikan, sehingga mereka bisa menjadi pebisnis dan tak hanya menadahkan tangan. Dengan menjadi pebisnis maka juga membantu pemerintah karena bisa punya pegawai dan mengurangi angka pengangguran.
Semua bantuan dari pemerintah patut diapresiasi karena hampir seluruh lapisan masyarakat mendapatkan bantuan. Berarti pemerintah berbuat adil, karena pandemi memang berpengaruh tak hanya untuk pengusaha kelas teri tetapi juga kelas menengah, bahkan kelas atas. Para pegawai juga mendapatkan subsidi agar bisa survive di masa pandemi.
Pemulihan ekonomi nasional terjadi berkat program-program pemerintah, mulai dari bansos tunai, bansos UMKM, intensif pajak, sampai subsidi kredit. Semua dilakukan agar perekonomian tetap berjalan walau di masa pandemi. Hasilnya, pada kuartal ketiga tahun 2021, pertumbuhan menjadi 5% dan kita selamat dari status resesi yang mengerikan. (Zakaria)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews