Era internet dan web sosial mendefinisikan kembali pemasaran. Pemasaran online serta iklan online dan promosi merek dilakukan secara berbeda dari cara tradisional. Ketika kita mempertimbangkan cara tradisional dalam pemasaran dan membangun loyalitas pelanggan, kita akan menemukan bahwa pengalaman positif pelanggan terhadap produk atau layanan membantu membangun loyalitas. Sangat menarik untuk mempelajari aspek yang sama di jejaring sosial untuk mengidentifikasi dan membangun cara komunitas online membangun dan mendukung suatu produk atau layanan.
Interaksi online di jejaring sosial dilakukan oleh individu dan pada saat yang sama pendapat dan kesetiaan yang diungkapkan akan bersifat kolektif. Ini tidak demikian halnya dengan media tradisional. Faktor penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa berlangganan peserta komunitas online dapat diukur dan dihitung. Seluruh proses membangun loyalitas dapat dengan mudah disusuri dan dilacak di web sosial. Di jejaring sosial, seseorang mungkin tidak perlu berbicara tentang kesetiaan terhadap merek, tetapi konsep yang sama disebut sebagai reputasi suatu merek.
Reputasi merek dibangun sebagai hasil dari percakapan dan diskusi yang diadakan oleh individu tetapi reputasi dibangun oleh partisipasi dan pendapat kolektif dari seluruh komunitas. Lebih lanjut tentang pendapat masyarakat membantu memperkuat loyalitas atau komitmen peserta individu terhadap merek.
Reputasi yang dibangun oleh komunitas semakin dimanfaatkan dan menyebar ke jaringan lain dan perlahan-lahan mulai terdengar desas-desus di sekitar merek. Peluncuran produk baru menggunakan buzz dan mendapatkan popularitas di jutaan pelanggan.
Pada tahap ini, penting bagi pemasar untuk memetakan dan memahami perilaku serta atribut peserta individu serta masyarakat secara keseluruhan. Dengan memahami keduanya, baik kolektif maupun individu, adalah mungkin untuk mempengaruhi yang satu untuk mempengaruhi yang lain. Dengan demikian perusahaan dapat bekerja untuk mempengaruhi masyarakat di mana individu juga akan terpengaruh secara otomatis.
Setiap pemasar perlu mengetahui perbedaan mendasar antara saluran media tradisional dan web sosial. Di web sosial, iklan atau pemasaran tidak sepihak tetapi partisipatif. Itu adalah peserta yang mengendalikan web sosial dan diskusi dan bukan perusahaan sendiri. Orang mungkin berpikir tidak hadir di web sosial. Tetapi berpikir dengan cara ini bisa menjadi kesalahan besar. Jika pelanggan tersedia dalam bentuk komunitas online dan jika mereka mendiskusikan produk atau layanan kita, penting bagi kita untuk berpartisipasi juga. Ketidakhadiran dari web sosial dalam situasi seperti itu dapat menyebabkan kerusakan pada reputasi perusahaan yang mungkin dipandang negatif oleh komunitas kolektif.
Web sosial sendiri tidak dapat menjadi solusi lengkap untuk pemasaran atau pengiklanan produk dan layanan ke pasar. Web sosial harus digunakan sebagai pelengkap saluran tradisional. Jika kita memahami tren di antara orang-orang, kita akan menemukan bahwa setiap individu cenderung untuk memeriksa detail produk atau layanan yang dapat dilihatnya di TV atau media cetak. Ini selanjutnya membuktikan kebutuhan untuk pemasaran di web sosial.
***
Solo, Jumat, 12 Juni 2020. 7:34 pm
'salam sukses penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews