Pemulihan ekonomi di Indonesia diprediksi akan berlangsung cepat, bahkan lebih cepat daripada negara lain. Hal ini dilontarkan oleh Morgan Stanley. Menurutnya, pemulihan ekonomi ini sebagai hasil dari kecakapan pemerintah dalam memutuskan kebijakan ekonomi ketika pandemi berlangsung.
Pemerintah berjung habis-habisan agar keadaan ekonomi negara kembali seperti sebelum masa pandemi covid-19. Berbagai kebijakan dilakukan, supaya negeri ini tidak tersungkur dalam resesi yang menakutkan.
Bagaimana tidak, di kuartal pertama, pertumbuhan ekonomi tidak sampai 10 %. Oleh karena itu dilakukan evaluasi dan dibuka fase new normal agar perputaran roda ekonomi bergerak kembali.
Salah satu pihak yang memuji langkah pemerintah adalah Morgan Stanley. Ekonom senior ini mengatakan bahwa kondisi Indonesia akan cepat pulih di kuartal keempat 2020 atau kuartal pertama 2021. Negara kita akan jadi yang kedua tercepat bisa bangkit lagi setelah dihantam badai pandemi covid-19, sedangkan yang pertama adalah China.
Indonesia adalah negara di luar Jepang yang berprestasi karena diprediksi bisa lekas pulih kondisi ekonominya. Selain Indonesia, Korea, India, Filipina, dan Taiwn juga diperkirakan akan cepat bangkit lagi dari sektor ekonomi. Ini merupakan hasil risetnya yang berjudul ‘Asia Economic Mid-Year Outlook’.
Mengapa keadaan ekonomi nasional di Indonesia bisa cepat pulih? Bahkan diprediksi bisa menyalip Hongkong, Thailand, Singapura dan Malaysia. Menurut Morgan Stanley, ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya. Yang pertama adalah bagaimana aktivitas ekonomi terkena resesi global, serta laju pemulihannya. Sedangkan yang kedua adalah efektivitas respon lembaga pemerintah dalam menangani covid-19. Yang terakhir adalah bagaimana pelonggaran kebijakan dilakukan, dan apakah ada tempat untuk berbuat lebih banyak.
Indonesia memenuhi semua syarat tersebut, karena walau berada di masa pandemi covid-19, pebisnis berpikir kreatif. Mereka yang dagangan baju dan tasnya sepi, beralih menjual makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan primer. Sehingga lebih laku dan tidak jadi merugi. Pedagang yang biasanya berjualan di pasar atu di lapak, beralih berjulan di online shop, sehingga tidak melanggar PSBB dan mampu mendapat keuntungan harian.
Pemerintah juga cekatan dalam menangani pandemi covid-19. Ketika banyak orang yang kondisi ekonominya menurun akibat dirumahkan, dilberikan bantuan sosial berupa sembako. Ada pula kartu pra kerja yang membntu banyak orang mendapatkan keterampilan baru sekaligus mendapat uang saku.
Kebijakan pemerintah untuk membuka fase new normal dan membuka lagi pasar serta pusat perbelanjaan juga berdampak positif dalam mengatasi keadaan ekonomi negara. Perekonomian berputar kembali dan banyak yang bisa bernapas lega. Tak hanya para pedagang, tapi juga tukang parkir dan pekerja yang ada di sekitar pasar, karena merek kembali mendapat penghasilan.
Namun keadaan di era new normal ini masih harus diwaspadai. Meskipun Indonesia dinilai cepat dalam memulihkannya, tapi masyarakat harus tetap disiplin. Di era ini, masyarakat masih harus memenuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker dan rajin cuci tangan. Di tempat umum juga diwajibkan ada wadah cuci tangan lengkap dengan sabunnya.
Masyarakat juga tidak boleh lalai lalu mengadakan acara yang mengundang massa, seperti pesta sunatan atau pernikahan. Karena bisa mengabaikan aturan physical distancing. Jika semua orang kurang dispilin, maka dikhawatirkan akan ada serangan covid-19 gelombang kedua. Ketika makin banyak orang yang kena corona, maka bisa-bisa negara ini di-lockdown total, dan berdampak negatif pada perekonomian.
Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menangani covid-19 membuatnya dipuji. Bahkan diprediksi akan pulih lebih cepat, bisa di kuartal terakhir tahun ini atau kuartal pertama tahun depan. Yang penting seluruh masyarakat bekerja sama dan menuruti anjuran pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews