Negara yang Cepat Akan Mengalahkan Negara yang Lambat

Kepala Negara menjelaskan bahwa permasalahan tata kelola pemerintahan berada pada terlalu banyaknya peraturan yang membelenggu.

Rabu, 29 Juli 2020 | 09:00 WIB
0
182
Negara yang Cepat Akan Mengalahkan Negara yang Lambat
Presiden Joko Widodo (Foto: merdeka.com)

Presiden Joko Widodo mendorong para siswa perwira TNI-Polri untuk bekerja dengan cara-cara baru yang lebih cepat dan efisien, antara lain dengan melakukan terobosan-terobosan sehingga memotong cara kerja yang bertele-tele dan lamban.
Presiden meyakini ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) Tahun Anggaran 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 28 Juli 2020.

"Berkali-kali saya sampaikan bahwa bukan negara besar mengalahkan negara kecil, kalau itu yang lalu iya, tetapi yang sekarang dan yang akan datang negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat. Artinya, yang cepat yang akan menang," kata Presiden.

Kepala Negara menjelaskan bahwa permasalahan tata kelola pemerintahan berada pada terlalu banyaknya peraturan yang membelenggu.

Menurutnya, prosedur dan tahapan-tahapan yang terlalu banyak, serta birokrasi yang panjang acap kali menjebak kita sendiri sebagai yang membuat peraturan.

"Inilah saya kira pekerjaan besar kita ke depan, termasuk di TNI dan Polri. Dan saudara-saudara nantinya akan berada di depan karena akan menjadi pimpinan-pimpinan di TNI dan Polri," ujarnya.

Presiden mengajak para peserta yang terdiri dari siswa Sesko TNI, Sesko Angkatan, Sespimti dan Sespimmen Polri untuk berani memberikan nuansa baru dan pemikiran-pemikiran baru yang berbeda.

Tak hanya itu, perwira TNI-Polri juga harus mampu menuntun dan menemukan cara-cara baru yang lebih cepat.

"Memacu anak buah kita untuk menempuh jalan yang lebih cepat, yang smart shortcut, yang goal oriented, berorientasi pada hasil, yang hasilnya bisa kita lihat dan bisa kita kalkulasi," imbuhnya.

Cara kerja yang berorientasi pada hasil, cepat, dan efisien merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk memenangkan kompetisi dengan negara-negara lain.

Apalagi saat berada dalam situasi yang sulit seperti saat ini di mana krisis kesehatan bersamaan dengan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Kita ini harus, suasana seperti ini, kita harus berani mengubah channel dari channel ordinary yang biasa-biasa saja ke channel yang extra ordinary, channel yang luar biasa, baik itu kecepatan maupun cara-cara kerja kita," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak kepada para peserta Sesko TNI, Sesko Angkatan, Sespimti, dan Sespimmen Polri, untuk mengawal beberapa agenda yang mendesak dan penting bagi negara.

Para perwira juga diminta untuk mengawal perubahan cara-cara kerja baru yang lebih cepat dan efisien.

"Sekali lagi, kalau cara-cara ini bisa kita lakukan, saya meyakini kita akan bisa melewati masa yang sulit ini, masa yang tidak mudah ini, kemudian kita akan masuk kepada sebuah budaya baru kerja di dalam situasi yang normal yang kita harapkan nantinya tahun depan kita sudah berada pada posisi pulih ekonomi, vaksinnya sudah ketemu, dan bisa dilaksanakan vaksinasi secara massal kepada seluruh rakyat di negara kita," tandasnya. 

Fokus APBN 2021

Di tengah situasi wabah coronavirus di seluruh dunia yang masih belum menentu Presiden Jokowi mengambil langkah strategis terhadap kebijakan rancangan postur APBN 2021.

“Rancangan postur APBN tahun 2021 akan fokus pada percepatan pemulihan ekonomi nasional dan penguatan transformasi berbagai sektor. Terutama di bidang kesehatan, pangan, energi, pendidikan, dan teknologi digital,” papar Presiden Jokowi pada Selasa (28/7).

Ada empat arahan penting yang disampaikan Presiden Jokowi terkait strategi rancangan postur APBN 2021. Yaitu cepat-antisipatif, optimis-realistis, terarah-tepat sasaran, dan agenda strategi besar.

Selain itu rancangan postur APBN 2021 juga harus dapat mengantisipasi resiko ketidakpastian akibat pandemi global.

“Kita tetap harus waspada terhadap berbagai kemungkinan dan antisipasi kita menghadapi resiko gelombang kedua (wabah coronavirus) dan masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021,” ungkap Presiden Jokowi.

Situasi ekonomi dunia yang memburuk harus kita hadapi. Beberapa negara, seperti Singapura dan Korea Selatan saat ini sudah mengalami resesi. Indonesia tentu saja akan berusaha keras untuk terhindar dari kondisi itu.

“Walaupun menghadapi situasi sulit kita tidak boleh melupakan agenda-agenda strategis besar bangsa kita,” kata Presiden Jokowi.

Ini berarti rencana pembagunan yang merata di seluruh Indonesia akan tetap dilanjutkan. Indonesia akan terus bergerak maju, tak boleh kalah oleh situasi buruk yang disebabkan wabah coronavirus.

***