Membangun di Tempat yang Kalah

Minggu, 17 Maret 2019 | 11:22 WIB
0
284
Membangun di Tempat yang Kalah
Bandara Kertajati foto : Tempo.co

Pada Pemilu 2014 yang lalu, Jokowi-Jk berhasil mendulang suara di 23 Propinsi, sementara pasangan Prabowo-Hatta, hanya berhasil di 10 Propinsi. Kemenangan Jokowi-Jk yang sangat mencolok di Jawa Tengah, yakni dengan meraup 6,5 juta suara, dan kekalahan telak di Propinsi Jawa Barat, Prabowo-Hatta meraup 4,6 juta suara.

Selain di Jawa Barat, Jokowi-Jk juga kalah di Sumatera Barat (Sumbar) dengan jumlah 1,23 juta suara dan NTB sebanyak 1,14 juta suara. Wilayah inilah yang menjadi titik fokus pembangunan Jokowi menjelang akhir pemerintahannya.

Secara strategi apa yang dilakukan Jokowi sudah benar. Jokowi fokus membangun didaerah yang justeru tidak mendukungnya pada Pemilu 2014. Jokowi bukan malah mengabaikan daerah tempat dia menuai kekalahan, karena prinsip membangun bukanlah atas dasar sentimen pribadi.

Di Jawa Barat sekarang ini ada dua Bandara segera akan dioperasikan pemanfaatannya, yakni Bandara Kertajati di Majalaya, dan Bandara Wiriadinata, di Tasikmalaya. Bandara Wiriadinata adalah pengembangan baru dari bandara yang lama, dengan membangun terminal, apron, taxi runway 1.200 meter jadi 1.600 meter supaya operasional ATR 72 jadi lebih safety.

Pembangunan tersebut jelas didasari oleh kepentingan masyarkat, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang. Pembangunan juga dilakukan bukanlah atas dasar menang dan kalah, tapi atas dasar prinsip keadilan dan pemerataan pembangunan.

Kalau hanya atas dasar menang dan kalah, pastinya Jokowi akan fokus membangun di Jawa Tengah, Karena didaerah inilah dia memperoleh suara secara signifikan, tapi nyatanya Jokowi justeru tidak melakukan hal itu, karena yang mendasari keharusan sebuah pembangunan adalah kebutuhan, bukan kepentingan politik.

Di NTB Jokowi juga kalah, karena NTB memang menjadi salah Satu basis pendukung Prabowo-Hatta. Namun daerah ini pun menjadi titik fokus pembangunan Pemerintahan Jokowi-JK.

Jokowi melanjutkan dan menyelesaikan Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, yang merupakan kawasan Ekonomi pariwisata terpadu, yang Groundbreaking-nya dilakukan oleh Pemerintahan SBY di tahun 2011.

Selain itu Pemerintahan Jokowi-JK, membangun 5 bendungan baru di NTB, juga sebuah Sirkuit Balap Motor International, di Mandalika, untuk ajang balap MotoGP yang akan dilaksanakan tahun 2021 yang akan datang.

Keseriusan Jokowi membangun NTB tersebut menggugah Mantan Gubernur NTB, TGB Zainul Majdi, sehingga mengalihkan dukungan kepada Jokowi pada Pemilu 2019. Sebelumnya, sebagai kader Partai Demokrat, TGB merupakan pendukung Prabowo-Hatta pada Pemilu 2014.

Masih didaerah yang menjadi basis kekalahan Jokowi pada Pemilu 2014, yakni daerah Propinsi Sumatera Barat. Di Sumatera Barat, Pemerintahan Jokowi-JK, membangun infrastuktur Prioritas, yang target penyelesaiannya secara keseluruhannya akhir tahun 2019. Ada empat Prioritas utama, yang antara lain,

Pertama, jalan Solok Selatan-Tanah Datar sepanjang 37 kilometer.

Kedua, pembangunan akses jalan ke kawasan wisata Mandeh.

Ketiga, revitalisasi kampung adat Seribu Rumah Gadang di Solok Selatan.

Keempat proyek jalan trans Mentawai. Menurut Basuki Kementerian PUPR akan menggandeng TNI di proyek jalan trans Mentawai.

Sama seperti didaerah Jawa Barat dan NTB, di Sumbar pun Prioritas pembangunan bukanlah atas dasar menang dan kalah, tapi lebih kepada kebutuhan pembangunan terhadap suatu wilayah, dan demi pemerataan pembangunan yang berkeadilan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dimasa depan.

Kalau dilihat secara politis, apa yang dilakukan Pemerintahan Jokowi bukanlah sebuah kebijakan yang populis. Membangun didaerah yang kalah secara politis, adalah seperti menggarami lautan, namun demi kepentingan masyarkat hal itu harus dia lakukan. Apakah secara politis mempunyai efek secara elektoral pada Pemilu 2019?

Wallahu'alam.

***