Susilo Bambang Yudhoyono, Politik Tiga Kaki dan Koalisi Setengah Hati

Kamis, 13 September 2018 | 06:53 WIB
0
696
Susilo Bambang Yudhoyono, Politik Tiga Kaki dan Koalisi Setengah Hati

Kalau Susilo BambangYudhoyono atau SBY kita kenal, nah "Isle of Man" ini jarang orang yang tahu. Ini nama sebuah negara di wilayah di inggris Raya dengan luas 522 km2. Negara ini melarang penggunaan merk dagang cap kaki tiga melalui keputusan MA karena logonya sama.

Tulisan ini hanya membahas dinamika politik di Indonesia yang makin menarik.

Fakta-fakta :

1. AHY sebagai Dansatgas Bersama (Kogasmas) Partai Demokrat Pilpres 2019, yang juga menjadi anggota dewan pembina tim sukses Prabowo-Sandi memberikan dispensasi bagi kader Partai Demokrat yang akan mendukung pasangan Jokowi-Ma'rufAmin pada Pilpres 2019. Sementara Demokrat resmi bergabung dalam koalisi Poros Hambalang

2. Hasil survei Lembaga Survei Indonesia tentang pileg antara tanggal 12-19 Agustus 2018 dengan 1.200 responden, margin of error 2,9 persen menunjukkan elektabilitaa partai peserta Pemilu 2019 sbb :

1. PDIP 24,8 persen

2. Gerindra 13,1 persen

3. Golkar 11,3 persen

4. PKB 6,7 persen

5. Demokrat 5,2 persen

6. PKS 3,9 persen

7. PPP 3,2 persen

8. NasDem 2,2 persen

9. Perindo 1,7 persen

10. PAN 1,4 persen

11. Hanura 0,6 persen

12. PBB 0,2 persen

13. PSI 0,2 persen

14. Berkarya 0,1 persen

15. Garuda 0,1 persen

16. PKPI 0,1 persen

17. Undecided voter 25,2 persen.

3. Periode pilpres lima tahunan setelah 2019-2024, akan disusul periode 2024-2029, dengan dasar presidential threshold 20 persen dan parliamentery threshold 4 persen (ideal).

Analisis Intelijen

Banyak fihak menyebut Demokrat (PD) main dua kaki, pertama dukung Prabowo-Sandi, kedua kepentingan perolehan suara PD sendiri.

Sebenarnya PD (baca SBY) sedang menerapkan strategi tiga kaki. Dua kaki di dua poros dan satu kaki kepentingan meraup suara.

[caption id="attachment_21965" align="alignleft" width="524"] Jokowi, Prabowo, SBY[/caption]

Terlihat PD adalah parpol terakhir yang gabung mendukung Prabowo-Sandi. Setelah statement AHY, PD terbaca koalisi setengah hati ke Prabowo dan signal setengah hati ke Jokowi. Kalau mau jujur sebenarnya agak cederung ke Poros Jokowi yang kuat sebagai petahana, tapi ada hambatan psikologis laten yang menghalangi.

Teori "roulete" dengan memasang semua nomor-nomor yang akan keluar adalah teori berjudi dalam politik, biasa dilakukan para konglomerat-konglomerat itu... kanan kiri ok. Nah, PD seperti parpol lainnya sedang berjuang keras agar pileg 2019 dapat dua suara digit. Pilpres yang tidak full tancap gas, karena tidak ada kadernya yang maju.

Keputusan AHY itu agar kader dan simpatisannya di daerah yang berbeda dengan keputusan DPP soal koalisi tidak lepas, tetap aman. Khusus tentang pilpres, SBY mengamankan posisi AHY, agar siapapun yang menang, sang putra mahkota akan dapat posisi sebagai langkah pematangan pengalaman di birokrasi. Itulah dua sisi keuntungan main di tiga kaki.

Survey tersebut adalah gambaran awal, PD belum kampanye, bisa diperkirakan PD akan mampu bersaing dengan PDIP sang jawara, Gerindra dengan patron hebatnya, Golkar walau banyak terlibat kasus korupsi tapi fundamentalnya kuat serta PKB yang makin mampu merepresentasikan sebagai rumah kaum Nahdliyin.

Kesimpulan

Parpol-parpol jelas akan ngeri bila perolehan suara di bawah 4 persen pada 2019, akan jadi parpol gurem, nonton di luar pagar DPR. Parpol yang ingin eksis di 2019 harus paham pengaruh budaya paternalistik, dimana peran patron harus kuat atau fundamentalnya harus kuat dengan menghindari konflik internal.

Jangan under estimate SBY, dia yang dikenal banyak baca... sedang mempersiapkan 2024 untuk putra mahkotanya. Backbone-nya yang terdiri dari SBY Boy's itu para lulusan Amerika, juga ada di dua kaki...

Buat Pak Jokowi strategi Pak SBY itu bukan masalah, perlu waspada saja sedikut, tapi untuk Bu Mega bisa jadi pikiran... Begitu?

Jakarta, 20 September 2018

***

Marsda Pur Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen.