Setelah Ditekan PBNU, Akhirnya Jokowi Gandeng Ma'ruf Amin

Kamis, 9 Agustus 2018 | 18:43 WIB
0
450
Setelah Ditekan PBNU, Akhirnya Jokowi Gandeng Ma'ruf Amin

Menjelang pendaftaran ke KPU, Jokowi ditekan PBNU. Jika yang dipilih bukan kader NU, Nahdliyin “tidak punya” tanggung jawab moral mensukseskannya.

Pada Rabu, (8/8/2018), elite-elite PBNU plus Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Cak Imin bertemu di kantor PBNU. Ada pesan terkait dukungan kader NU ke Capres Petahana Joko Widodo alias Jokowi.

“Kalau cawapres nanti bukan dari kader NU, maka warga Nahdliyin merasa tidak memiliki tanggung jawab moral untuk ikut menyukseskannya. Itu pesannya,” kata Ketua PBNU Robikin Emhas mengungkap isi pertemuan di PBNU, Kramat Jati, Jakarta.

Melansir Detik.com, Rabu (8/8/2018), pertemuan sore itu diikuti oleh Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU Robikin Emhas, Cak Imin, Saifullah Yusuf, dan sejumlah tokoh lain.

Robikin bicara harapan agar Jokowi mengambil kader NU sebagai cawapres. Mahfud MD, yang disebut-sebut menjadi cawapres terkuat, disebutnya bukanlah kader NU. “Itu sudah dibicarakan berkali-kali tidak termasuk yang disebut (Mahfud),” kata Robikin.

Ia menjawab pertanyaan apakah Mahfud MD termasuk tokoh yang diterima oleh PBNU. Said Aqil sendiri juga menyebut, Mahfud MD belum pernah menjadi kader NU. Menurut Robikin, para kiai sepuh PBNU juga berharap agar cawapres Jokowi berasal dari kader NU.

Meski demikian, dia mengatakan NU tak menyorongkan nama. “Sepenuhnya kita serahkan ke Pak Jokowi,” ujar Robikin. Dalam pertemuan di PBNU itu, Cak Imin sendiri menegaskan Jokowi belum membuat keputusan.

“Saya tadi (8/8/2018) ketemu Pak Presiden, baru saja keluar dari Istana dan sampai detik ini belum diputus oleh Bapak,” kata Cak Imin di kantor PBNU, Rabu (8/8/2018), seperti dilansir Detik.com.

Cak Imin menepis kabar Mahfud MD sudah ditunjuk jadi cawapres. Dia menegaskan belum ada keputusan dari Jokowi. “Belum pasti siapa calon wapresnya,” ujar Cak Imin. Sebenarnya Mahfud MD pernah menjadi kandidat cawapres Jokowi pada Pilpres 2014.

Nama Mahfud Md santer diisukan menjadi kandidat terkuat cawapres Jokowi. Kali ini nama Mahfud MD kembali santer dibicarakan sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019. Mahfud MD awalnya masuk 10 besar daftar cawapres Jokowi.

Menjelang pendaftaran capres/cawapres, Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy) memberikan kisi-kisi soal cawapres Jokowi. “Siapa cawapresnya? Yang jelas dia melengkapi pelangi NKRI,” tulisanya di akun Twitter-nya, @MRomahurmuziy, Rabu (8/8/2018).

“Di mana presiden dan wapres selalu mengikuti pola nasionalis-religius sebagaimana sejak Desember 2017 lalu secara konsisten saya sampaikan. Dia juga memiliki pengalaman paling luas dalam segala ranah pemerintahan,” lanjut Rommy.

Dari kisi-kisi yang disampaikan Rommy, nama Mahfud MD disebut memenuhi semua unsur tersebut. Mahfud MD merupakan sosok nasionalis-religius dan memiliki pengalaman paling luas dalam pemerintahan.

Jokowi pun mengamini cawapres yang akan mendampinginya berinisial M. Entah ini lucu-lucuan atau tidak, Jokowi tak memungkiri cawapresnya berinisial M. “Depannya pakai 'M',” kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Istana Merdeka, Rabu (8/8/2018).

Perlu dicatat, sebenarnya Mahfud MD sudah digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi sejak Pilpres 2014. Namanya sempat diusung oleh PKB. Namun dukungan tersebut kandas. PKB tak jadi memberikan tiket kepada Mahfud MD pada Pilpres 2014.

PKB justru mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

”Ya berharaplah,” ungkap Mahfud MD menjawab pertanyaan wartawan soal dukungan PKB terhadap pencawapresannya terhadap Jokowi, 7 Mei 2014. Pada akhirnya, Mahfud MD beralih mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kala itu.

Pasca kekalahan Prabowo-Hatta, Mahfud MD kembali mendukung Jokowi dan kini menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP).

Partai Golkar ikut mengapresiasi munculnya nama Mahfud MD sebagai bakal cawapres yang akan mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Menurut Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Harun Al Rasyid, Mahfud MD memiliki bekal komplit untuk mendampingi Jokowi.

Selain pernah menjabat berbagai jabatan strategis, ia memiliki karakter seorang eksekutor handal. Harun mencontohkan, Mahfud MD punya andil besar ketika Universitas Bangkalan berubah menjadi Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Saat itu, Mahfud MD menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) “Beliau memiliki kecepatan dalam mengambil keputusan dan juga cepat sehingga efek positifnya pun terasa jangka panjang,” lanjut Harun kepada Pepnews.com.

Hal ini terbukti dari jumlah mahasiswa yang awalnya hanya sekitar 600 orang, saat ini telah mencapai lebih dari 20 ribu. Harun menyebut, Mahfud MD memberikan sumbangsih yang sangat signifikan terhadap Madura.

“Khususnya kampus yang saat ini menjadi kebanggaan rakyat Madura,” lanjut politisi Golkar asal Madura ini. Eksekusi kebijakan yang cepat, menurut Harun diperlukan bangsa untuk saat ini. Mahfud MD akan menjadi figur penyokong yang pas bagi pemerintahan Jokowi.

Apalagi, “Jokowi orangnya lugas,” ungkap Harun. Tak hanya itu, kalau Mahfud MD terpilih sebagai cawapres, maka yang diuntungkan adalah kalangan Nahdiyin dan Masyarakat Jawa Timur, dua latar belakang Mahfud MD saat ini.

“Mahfud MD Meskipun tidak memiliki partai namun beliau telah terbukti sebagai seorang negarawan. Kami pikir beliau bisa merepresentasikan kalangan Nahdliyin,” ujar Harun. Ia yang kader Golkar, sebenarnya berkeinginan Jokowi memilih dari Golkar.

Sebagai kader partai, pihaknya tetap memprioritaskan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto sebagai figur yang dipilih oleh Jokowi. Menurutnya, Airlangga juga bisa menjadi simbol generasi milenial dalam menyongsong revolusi industri 4.0.

“Setiap parpol pasti ingin figur dari masing-masing partai untuk dipilih sebagai cawapres Jokowi. Namun, kalau akhirnya Jokowi memilih Mahfud MD, ya tetap kita dukung,” kata calon legislatif Golkar dari Dapil Madura ini.

Jika berkaca pada pengalaman di jabatan publik, Mahfud MD bisa disebut paling komplet. Ia pernah menjabat di legislatif, eksekutif, dan yudikatif: anggota Fraksi PKB DPR RI, Menteri Pertahanan, Menteri Kehakiman dan HAM, dan Ketua Mahkamah Konstitusi.

Rupanya, tekanan PBNU cukup manjur. Dalam deklarasi pencapresannya, Jokowi akhirnya memilih KH Ma'ruf Amin, Ketua MUI yang juga Anggota Dewan Perimbangan Presiden, sebagai cawapres Jokowi. Mahfud MD pun untuk yang kedua kalinya tersingkir dari pilihan cawapres Jokowi.

***