Dukungan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB), Muhammad Zainul Majdi terhadap Presiden Jokow untuk 2 Periode, menimbulkan kegaduhan Politik. Ini hal yang tidak diduga banyak orang. Sebagai kader Partai Demokrat dan juga merupakan Alumni PA 212, seharusnya TGB bukanlah pendukungnya Presiden Jokowi, dan itu diakui oleh TGB, bahwa pada Pilpres 2014 dia merupakan Ketua Pemenangan Prabowo untuk NTB. Seperti yang dikatakannya pada media,
"Saat bertemu beliau pertama kali, saya katakan ke Pak Jokowi, saya dulu Ketua Pemenangan Prabowo di NTB, Pak. Tapi Beliau katakan, 'sudah lupakanlah..,'" kata TGB.
Sebagai seorang Gubernur Kepala Daerah, tentunya TGB punya alasan yang jelas dalam memberikan dukungan kepada Presiden Jokowi untuk melanjutkan tugasnya sebagai Presiden RI 5 tahun ke depan, dan aspirasinya tersebut bukanlah hanya tendensi politik, tapi Juga berdasarkan melihat kerja keras yang sudah dilakukan Presiden Jokowi, terutama melihat campur tangannya di NTB.
Yang lebih membuat akal sehat TGB tergugah adalah, kendati Jokowi kalah telak di NTB saat Pilpres 2014 lalu, Provinsi NTB justru menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian besar dari Jokowi. Sama seperti di Sumatera Barat, meskipun bukan Lumbung suaranya saat Pilpres 2014, namun pemerataan perhatiannya terhadap seluruh daerah tidaklah berbeda.
Lebih jauh TGB mengakui, salah satu bukti besarnya perhatian Presiden Jokowi terhadap NTB adalah, diresmikannya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Lombok, yang digadang sebagai The Next Nusa Dua. Bisa dibayangkan kalau seandainya pembangunan ini tidak berkelanjutan, bagaimana nasib investasi yang sudah ditanamkan diaerah tersebut.
Tidak ada yang salah dengan Akal Sehat TGB, sebagai Kepala Daerah tentunya dia merasakan betapa sulitnya membangun sebuah daerah. Apa lagi sebagai seorang Presiden, tentunya lebih kompleks lagi persoalan yang dihadapi, harus bersikap Adil terhadap semua daerah, mencurahkan segenap perhatiannya untuk kemajuan negara yang dipimpinnya.
TGB sangat Realistis melihat berbagai upaya Jokowi dalam memajukan bangsa dan negara ini, dengan segala keterbatasannya semua diperhatikan secara Adil, tanpa pernah berpikir dengan berpihak atas dasar kepentingan politiknya. Akal Sehat TGB ini menjadi persoalan bagi partainya Juga Komunitas Alumni PA 212, bahkan TGB sudah dihujat disosial media.
Hebatnya lagi, Wakil Ketua DPR yang Juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon meragukan kadar keimanan seorang TGB, hanya karena TGB mendukung Presiden Jokowi. Padahal sebagaimana diketahui, TGB selain Haviz Al Qur'an, beliau Juga merupakan guru yang sangat mumpuni keislamannya bagi masyarakat NTB. Yang perlu dipertanyakan justeru keimanan Fadli Zon sendiri sebenarnya, bukanlah TGB.
Jadi tidak ada yang salah dengan Akal Sehat TGB, karena dukungannya terhadap Presiden Jokowi, bukanlah sesuatu yang dinyatakan tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Yang perlu dipertanyakan akal sehatnya justeru orang-orang yang tidak bisa menerima aspirasi TGB tersebut, karena aspirasi tersebut sangat Realistis, dan berdasarkan realitas Politik yang Ada.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews