Penggalangan dana untuk kegiatan politik praktis bukan hal baru. Tapi aneh bin ajaib bin gagal paham ada yang ketawa ngakak ketika Prabowo mengumumkan gerakan donasi @galangperjuangan untuk perjuangan politik.
Kalau mau ada pemakluman buat yang nyorakin, anggap saja baru keluar dari dalam tempurung. Nggak tahu kalau PSI juga sudah melakukan penggalangan dana serupa dengan meluncurkan kartu sakti. Entah untuk menepis tuduhan partainya dibiayai cukong atau untuk alasan lain.
Ahok sewaktu Pilkada DKI juga melakukan hal yang sama dengan nama dana Kampanye Rakyat. Malah Ahok mengklaim penggalangan dana perjuangan politik yang dilakukannya adalah yang pertama. Entahlah. Dua contoh itu sajalah. Selebihnya cari sendiri.
Alasan penggalangan dana perjuangan politik juga sama walau beda penekanan. Grace Natalie punya alasan, "Agar partai dimiliki publik. Jadi ada pertanggungjawaban ke publik, ada audit, mekanisme lain yang publik bisa mengawasi. Hanya dengan itu partai akan mewakili publik."
Ahok dengan nada sombong beralasan, “"Saya kira ini pertama kali dalam sejarah perpolitikan kita. Kita berani membuka penggalangan dana kepada rakyat seluas mungkin. Dan melibatkan rakyat juga dalam menggalang dana kampanya Ahok-Djarot."
Alasan Prabowo lebih tajam lagi. Menurut Prabowo, demokrasi liberal yang berbiaya tinggi membuat banyak pemimpin tersandera oleh pemodal yang mengusung pemimpin tersebut.
Sebagai dampaknya, Prabowo melihat semakin hari semakin banyak pemimpin yang terjerat kasus korupsi dan persekongkolan bisnis kebijakan.
"Politik balas budi yang mengakibatkan seorang pemimpin negeri ini tersandera oleh kepentingan pengusaha besar, taipan, bandar, dan cukong harus segera kita hentikan. Kita semua harus mencari, mewujudkan dan menciptakan pemimpin-pemimpin yang jujur, cerdas dan memiliki integritas tanpa adanya embel-embel di belakangnya," jelasnya.
Jadi sangat mengherankan orang-orang yang membanggakan pemimpin pujaannya sebagai sosok yang sederhana, bersandal jepit, sarungan, naik bajay, pake baju seratus ribuan, menertawakan Prabowo yang dituduhnya sudah jatuh miskin.
[embed]https://youtu.be/pIvZaf4csQQ[/embed]
Partisipasi masyarakat dalam perjuangan politik diartikan sebagai kebangkrutan Parpol? Yang bener aje. Tapi pemikiran aneh itu bisa dipahami. Bagi yang kelamaan bergantung pada para cukong, penggalangan dana dianggap sebagai pengemis jalanan.
Sekarang mereka bisa tertawa sepuas-puasnya. Kalau nanti cukong sudah mulai gerah karena melihat politisi yang disuapin sudah nggak mungkin menang, pengen tahu, dengan cara apa mereka membiayai perjuangan politik berbiaya besar ini. Bisa jadi yang tertawa belakangan yang keluar jadi pemenang. Sekarang puas-puasin deh ketawanya sampai keselek.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews