Seorang pemulung kayu bakar di tengah hutan mendapati tunggul dan tumpukan kayu berceceran. Baginya itu bukan rintangan seperti driver mobil offroad yang menjelajahi hutan untuk nafsu sensualnya. Ia malah mengambilnya untuk kebutuhan dapur di rumah.
Analogi sederhana seorang calon presiden tahun 2014 yang dihantam puluhan mungkin ratusan issue Politik "Black Campaign" dari mulai PKI hingga Kafir Harbi, menimpanya. Tapi, ia menjadikan hal itu sebagai boomerang bagi lawan politiknya, karena masyarakat sudah cerdas bahwa itu bukan kampanye sehat dan tidak diterima oleh iklim demokrasi Indonesia.
Sellow tapi pasti. Itu istilah yang dijadikan sikap dan perilaku yang dijalan oleh Pak Joko Widodo sampai saat ini. Yang penting, kerja, kerja, dan kerja. Bukan begitu?
Baru-baru ini sebuah lembaga Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), sebuah lembaga think tank berpengaruh di Amman, Yordania melansir 500 Tokoh Muslim berpengaruh di dunia "The World’s 500 Most Influential Muslims 2016".
Menariknya di tahun 2016 ada seorang tokoh muslim yang sering dituduh kafir dan sekongkol zionisme, mendapatkan peringkat ke 4 sebagai Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia. Ia adalah pimpinan tertinggi Iran yaitu Ayatullah Ali Khamenei.
Tokoh itu sangat ditakuti oleh Israel dan sekutunya Amerika Serikat, Saudi, Qatar, dan Turki. Karena, satu-satunya negara Islam yang mempunyai nuklir dan persenjataan militer paling lengkap adalah Iran, dan dibantu dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang relatif maju.
Jokowi? Siapa tuh. Tukang kayu? Cebong? Kampret? China? PKI? Kafir?
Itu selalu jadi pertanyaan yang jadi bulan-bulanan netizen. Kenapa bukan Prabowo? Habib Rizieq? Bachtiar Nasir? Shobri Lubis? Munarman? Al-Khottot? Felix Siauw? Siapalah itu. Lanjutkan saja sendiri! Wong imam besarmu aja belum pulang.
Jokowi memang keren, dengan seketika para hatersnya diam membisu. Mana tuh imam besar yang katanya dapat menggerakkan 7 juta masa aksi 212. Wow!
Bagi kita yang selalu setia terhadap perdamaian, kedamaian, dan kesejahteraan patut kita syukuri. Jokowi dikenal dengan sosok yang populis, dia bukan dari kalangan Agamawan, Militer, Cendekiawan, atau Orang Kaya. Jokowi hanya sebatas masyarakat sipil layaknya kita. Oleh karenanya Jokowi adalah Kita. Cieee kampanye yeee!
Presiden kurus itu terdaftar sebagai peringkat ke 16 Tokoh muslim berpengaruh di dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC).
[irp posts="14608" name="Sri Bintang Tuding Tionghoa Muslim dan Jokowi Pura-pura" Islam"]
Bukan hanya Jokowi, ada juga tokoh lain seperti KH. Sa'id Aqil Siradj menempati peringkat ke 22 dan Habib Luthfi bin Yahya di peringkat ke 41. Dari ke tiga tokoh ini ada dua tokoh lain yang termasuk daftar tokoh Islam berpengaruh di dunia yaitu Prof. Sirajuddin Syamsuddin (mantan ketua umum PP. Muhammadiyah) dan Dr. Haidar Bagir (Pemilik buku Mizan).
Lima tokoh itu adalah orang-orang yang selalu mengkampanyekan Islam damai atau Islam Rahmatan Lil'Alamin. Jokowi berdakwah dengan membangun Indonesia dari mulai pambangunan infrastruktur, SDA dan SDM, Kang Sa'id dan Pak Din berdakwah dengan dua organisasi besarnya NU dan Muhammadiyah, Habib Luthfi dengan ceramah-ceramahnya yang menyejukkan dan lembaga thariqahnya, Haidar Bagir berdakwah dengan tulisan-tulisan Islam damai di produk bukunya.
Yang lain kapan nyusul?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews