Kemarin iseng-iseng saya mengunggah foto Wakil Presiden Jusuf Kalla dan empat menteri asyik bermain ponsel pintar di sebuah ruangan. JK yang berkemeja lengan panjang biru tenggelam dalam keasyikannya itu, pun empat menteri yang duduk berjajar, sama-sama asyik memegang dan menggunakan ponsel masing-masing. Saya mengunggah foto itu dengan menyematkan kalimat, "mengurus rakyat melalui henpon".
Tak disangka tak diduga, foto yang saya ambil dari grup WA yang saya ikuti itu menjadi viral, setidak-tidaknya di laman Facebook saya di mana foto itu diberi apriasi lebih 160, dibagikan oleh 7 pengguna, dan puluhan komentar. Harus saya akui, portal Detik kali ini cerdik, menjadikan foto viral itu sebagai berita yang kemudian ia verifikasi kebenaran foto tersebut melalui orang-orang yang mengetahui persisnya peristiwa tersebut.
Detik.com membuka berita berjudul "Viral Foto JK dan Menteri Main HP, Begini Momen Kejadiannya" dengan kalimat, Beredar foto viral di media sosial yang menunjukkan Wapres Jusuf Kalla (JK) dan menteri kabinet kerja tengah fokus menggunakan ponsel. Pihak Istana Wapres menegaskan, foto tersebut di luar kegiatan rapat.
Media daring itu juga mengontak Juru Bicara Wapres, Husain Abdullah pada Sabtu, 23 Desember 2017. "(Foto tersebut) di luar rapat dan aktivitas kedinasan," katanya.
Disebutkan, dalam foto tersebut JK tampak tengah sibuk memakai ponselnya. Para menteri kabinet kerja Jokowi-JK juga melakukan hal serupa. Para menteri yang ada di foto antara lain Mensesneg Pratikno, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam Wiranto, dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Husain membenarkan momen yang terekam dalam foto tersebut dan menjelaskan bahwa peristiwa tersebut diabadikan sebelum rapat kabinet terbatas membahas status Gunung Agung yang dipimpin Presiden Jokowi pada hari Jumat, 22 Desember 2017. "Itu semalam di Bali. Bapak JK memang pegang sendiri HP kalau kebetulan ada waktu senggang di luar rapat, biasanya dimanfaatkan jawab puluhan SMS yang masuk dari berbagai penjuru," jelas Uceng.
Pihak Istana Kepresidenan juga mengakui keberadaan foto sekaligus peristiwa yang ada dalam foto tersebut. Istana menjelaskan, kegiatan tersebut bukan dalam agenda rapat dan sebelum kedatangan Presiden Jokowi di Bali. "Ini (foto) Presiden belum datang. Presiden datang, (JK dan para menteri) langsung ke ruang rapat," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin sebagaimana dikutip Detik.com.
Verifikasi penting
Apa yang dilakukan Detik.com adalah sah-sah saja dalam dunia jurnalistik sejauh media yang bersangkutan melakukan verifikasi untuk mencari kebenaran atas foto tersebut. Status yang terkesan main-main maupun serius di media sosial sejuh itu bisa dijadikan berita sejauh ia punya nilai berita atau news value. Tetapi yang terpenting, upaya verifikasi untuk mencari kebenaran itu yang utama.
Foto itu sendiri sebagaimana adagium lama, mengungkap 1000 makna. Teks bisa diterakan di atas foto peristiwa itu dengan berbagai interpretasi, nyinyir maupun konstruktif. Jika Jonru yang dikenal nyinyir terhadap pemerintah masih aktif, mungkin ia akan menerakan teks nyinyir sesuai gayanya. Misalnya, bisa saja teks yang dibuat berbunyi, "Bagaimana punya waktu untuk ngurus rakyat, wong kerjanya cuma main HP belaka!"
Sementara saya menyematkan teks yang bersifat "menggelitik", menghindari kenyinyiran yang tidak perlu. Saya menulis kalimat "mengurus rakyat melalui henpon" yang saya anggap selain tidak nyinyir juga sedikit "menyentil". Yang penting pesannya sampai dan yang terpenting foto itu bukan hoax.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews