Pelukan Prabowo kepada Orang yang Menyebutnya "Jenderal Kardus"

Kamis, 13 September 2018 | 11:28 WIB
0
463
Pelukan Prabowo kepada Orang yang Menyebutnya "Jenderal Kardus"

Dalam dunia politik ada jargon "tidak ada musuh abadi, yang ada kepentingan abadi".

Seperti pada Rabu malam 12 September 2018 lalu ada momen yang sangat menarik, yaitu Andi Arief dipeluk oleh Prabowo Subianto yang sebelumnya disebut "jenderal kardus" olehnya. Andi adalah kader Demokrat. Peristiwa ini terjadi di rumah Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketum Partai Demokrat.

Sebelumnya Andi Arief menceritakan gagalnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY karena ada mahar sebagai tutup mulut kepada partai PKS dan PAN. Bahkan Andi Arief dengan penuh semangat dan sedikit emosi menuduh Prabowo sebagai "jenderal kardus".

Andi Arief yang dipanggil oleh Bawaslu untuk memberikan keterangan atau klarifikasi juga tidak pernah datang ke kantor Bawaslu. Dengan alasan masih di Lampung karena orang tuanya sedang sakit. Malah yang bersangkutan menuduh Bawaslu yang malas.

Sebenarnya ketidakhadiran Andi Arief ke Bawaslu bukan semata-mata orang tuanya lagi sakit, tapi ada tekanan dari petinggi Partai Demokrat yang meminta Andi Arief untuk tidak memberikan keterangan atau klarifikasi kepada Bawaslu.

Untuk apa? Supaya tidak terjadi kegaduhan sesama partai koalisi yang mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai capres dan cawapres.

Hingga isu uang mahar Rp1 triliun itu menguap dengan sendirinya dan menghilang dari pembicaraan publik.

Dalam politik hari ini memaki-maki dan mencela, besok pagi sudah saling jabat tangan dan cipika-cipiki atau saling rangkul dan peluk. Seperti pemandangan yang dilakukan oleh Andi Arief dan Prabowo itu.

Akhirnya Andi Arief bisa bertemu secara langsung dengan "jenderal kardus" dan dirangkul tapi bukan "rangkulan maut" sebagaimana isu menyeramkan yang pernah menerpa dulu, tapi rangkulan penuh perdamaian.

Semoga selalu rukun, supaya bisa memenangkan Pilpres 2019.

Eh, siapa yang kira-kira jadi pemenangnya, ya?

 

***